PHS 5

25 3 0
                                    

Siang ini cuaca sangat terik matahari yang terlihat memancari bumi. Kini nayla sedang  disebuah cafe bersama dengan abang nya, ALDEBARA GILANG PUTRA. Yang biasa dipanggil Bara. Tatapan demi tatapan memuja melihat ke arah kaka beradik ini bahkan ada yang barbar ingin berkenalan tapi direspon acuh dengan nayla tetapi sebaliknya dengan Bara.
"Ngapain si orang begitu amat."

"Biarin aja dah nel, namanya juga punya mata" Jawab Bara

"Ya tapi kan ga kesini juga." Timpal nayla dengan meminum minuman yang dipesannya.

"Gua ganteng kali nel." Ucap Bara dengan nada percaya diri nya, nayla yang melihat nya hanya memutar kedua matanya malas

"Najis." Ketus nela.

Kini pintu cafe terlihat terbuka menandakan seseorang masuk ke dalam cafe, semua tatapan beralih ke mereka. Terlihat seorang pria dan wanita remaja sedang mencari meja tetapi dilihatnya sudah penuh. Nayla yang menyadarinya pun langsung melepas Iphone nya dan melihat ke arah dua orang berlawanan jenis itu.
"Kaya kenal." Gumamnya yang sedang berpikir

"Widih cakep amat tu cewek,tapi cowoknya kaya kenal." Ucap Bara tetapi tidak direspon oleh nayla.

"RENATA, BANG AL SINI!." Teriak nayla dengan lancang, kedua remaja itu pun langsung menghampiri meja yang diduduki oleh nayla dan bara.

"ALVARO?."

"BARA?."

"Weh apa kabar lu bro,kirain gua lu ga lulus." Ucap Al kepada bara,dan langsung mendapatkan tatapan tajam.

"Kalian kenal?." Tanya renata yang melihat ke arah mereka.

"Oh ini ma temen abang nat,dia yang abang suka ceritain ke nata." Jawab Alvaro dan diangguki oleh renata.

"Oh lu abang nayla? Sijutek? Ko beda banget sama lu bar."

"Ya anjeng gatau tuh nela mah emang jutek dari dulu,manahan galak." Jawab Bara dan berhadiah tatapan tajam nayla seakan mengucapkan 'Mati lu'

"Dia bukan abang nela, bang Al." Ucap nayla ketus

"Pars batt lu dek, laknat."

Keadaan semakin riuh banyak canda tawa diantara mereka, banyak yang menatap kegiatan empat remaja ini. Bagaimana tidak? Tawa memancar ke seluruh cafe dan orang-orang hanya tersenyum melihat ke akraban empat remaja berlawanan jenis ini.

Hari semakin sore,matahari yang mulai turun,cafe yang mulai sepi karena banyak yang pulang atau berpergian tetapi ada pula yang baru masuk ke cafe. Renata yang menyadari hari sudah sore pun langsung berbicara ke temannnya.
"Pulang yuk,udah sore."

"Ayuk, gua juga belum ngerjain Pr." Jawab Nayla

"Yaudah skui kita pulang,bosen juga gua ditatap mulu sama orang." Timpal Bara

"Gilaa." Gumam Alvaro. Dan semuanya pun berpamitan untuk pulang kerumah masing-masing.

Kini Renata dan alvaro sedang menuju ke halaman rumah nya. Alvaro yang fokus menyetir,Renata yang sibuk memainkan Iphone nya. Tak terasa kini mereka berdua sudah sampai dihalaman rumah mereka, Satpam yang menjaga rumahnya melihat ke arah mobil langsung membukakan pintu gerbang.
"Terima kasih pak." Ucap Alvaro dibalas senyum oleh nya.

"Assalamualaikum." Salam renata dan mendapatkan tatapan dari kedua orang tuanya yang terlihat baru pulang dari kantor.

"Wa'alaikum salam,eh udah pulang." Ucap ressa mengecup kening renata.

"Mamah Al kangen." Ucap Al yang langsung menubruk mamahnya.

"Papa engga?." Tanya vano melihat aksi anak dan istri nya ini.

"Eh iya, Al kangen juga sama papa. Kangen dikasih duit." Jawab Al enteng dan langsung mendapatkan jitakan dikepala nya.

"Udah-udah,sekarang kalian mandi nanti turun ke bawah ya buat makan malam." Lerai ressa.

"Asiappp." Ucap mereka barengan dan langsung meninggalkan ressa sendiri, ya sendiri.

"Anak sama bapak ga jauh beda." Gumamnya dan langsung berjalan menuju kamar nya.

malam pun tiba matahari yang tergantikan oleh bulan yang sangat indah kini keluarga renata sedang menyiapkan untuk makan malam.

"Al panggil adek mu itu,suruh makan." Teriak ressa

"Gausah teriak juga kali mah." Jawab Alvaro tak kalah nyaringnya oleh ressa

"Itu kamu juga teriak."

"Yang muda ngalah."

*****
Selepas alvaro berdebat dia langsung menghampiri kamar renata tetapi kamarnya ini terkunci dari dalam alhasil dia pun berteriak dari luar untuk memanggil renata

"DEK WOI KELUAR DISURUH MAMA MAKAN." Teriak Alvaro sambil mengetok pintu dengan lantang.

"YAELAH NGAPAIN SI LU DIDALEM,LAMA AMAT"

"RENATA CEPET KE-."

Bruk

Ucapan alvaro terpotong karena sesuatu menimpa muka nya itu sehingga terlihat seorang gadis keluar dari kamar memakai pakaian tidur bergambar doraemon.

"Gausah teriak juga bego, dikira gua ga denger apa ya."

"Lu bukannya makasih malah ngatain dasar durhaka." Ucap Alvaro menoyor kepala renata

"Durhaka bapak lu tiga,sakit ni."

"Apa renata." Teriak Vano dari lantai bawah karena mendengar suara renata yang menyebut 'Bapak'

"Hah?engga pah tadi kata Bang Al dia mau nikah." Jawab renata gugup

"Benar itu Alvaro?." Tanya balik Vano

"Hah itu pah em-anuu gatau." Jawab Al

"Aneh." Gumam Vano

"HEH BEGO,LU NGOMONG APAAN? NIKAH? CALON AJA GAADA GIMANA MAU NIKAH? TERUS APA TADI? BAPAK LU ADA TIGA? SATU AJA SUSAH NGADEPIN NYA APALAGI TIGA KAYA CABE-CABEAN." Ucap Alvaro panjang lebar dengan suara naik satu Oktaf dan napas memburu.

"Udah ngomong nya? Kui kebawah." Jawab renata dengan santainya menuruni satu persatu anak tangga dan menghampiri meja makan.

"Sabar al sabar,biasanya adek durhaka hidupnya gabakal tenang." Ucap Alvaro dengan dirinya sendiri dan mengatur nafas.

"ALVARO NGAPAIN KAMU DISITU? CEPAT TURUN." Teriak ressa

"Iya mah."

--------------
825 kata.

Ig:@rnataptrr

Primost High School.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang