Introduce II

136 14 0
                                    

Mohon budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca

Terima Kasih 😊😊

Seorang gadis tengah memasukan barang – barang yang ia rasa perlu untuk keperluannya sehari – hari sambil ponsel bertengger di pipi kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk mengambil barang – barang.

“Duh iya, sabar napa sih lo! Denger ya lo tuh tinggal masuk doang ke dalem anjir!” Katanya kesal, lalu menutup paksa telfon tersebut, masa bodo dengan temannya yang menggerutu kesal di sebrang sana, ia berniat mengambil Biskuit namun terhenti ketika temannya datang dengan rusuh.

“Lama banget sih Vira! Lo beli apa aja emang?” Vira memutar bola matanya malas dan berniat melepaskan tangannya yang sedang di goyangkan, setelah lepas ia berniat mengambil biskuit incarannya namun dirinya melongo ketika Biskuit itu sudah tidak ada di tempatnya. “Kenapa sih lo?”

“Delia sayang, lo bikin biskuit yang gue incer ilang anjir!” Delia hanya menatap bingung Vira yang sedang mengumpat tanpa suara itu, lagipula hanya karena masalah biskuit kenapa Vira bisa sampai sekesal ini. “Huhu itu biskuit enak tau ga! Mana sisa satu doang lagi!”

“Yaudah sih, ini banyak loh ya makanannya, ngga mungkin lo cuman suka satu makanan doang! Apalagi lo itu doyan banget makan.” Setelah berucap seperti itu, Delia pergi dari hadapan Vira menuju rak kosmetik dan sebagainya, ia melihat – lihat produk – produk kecantikan yang biasa ia pakai, lalu mengambil salah satunya. Saat hendak pergi,  ia mendengar seseorang di sebelahnya sedang memberengut kesal.

“Apaan sih itu! Gua ngga ngerti setan, bodo ah gua beliin apa aja gausah protes ya lo!” Delia hampir saja tertawa mendengar pembicaraan itu, apalagi saat ini lelaki di sebelahnya masih ragu untuk mengambil barang kramat untuk perempuan. Karena tidak tega ia akhirnya mendekati lelaki itu.

“Itu yang biru biasanya panjang terus ada sayapnya, biasa dipakai kalau mau tidur. Nah kalau yang orange biasanya sih dipake buat sehari – hari sambil beraktifitas. Memangnya pacar lo suka pake yang mana?”

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa bingung dengan penjelasan Delia, “Memangnya apa bedanya sih? and FYI ini bukan untuk pacar gua, tapi melainkan untuk kakak gua.”

“yayaya terserah, menurut gue beli aja yang day. Soalnya ngga gampang tembus.”

Lelaki itu menurut saja, namun saat hendak pergi ke kasir ia malah mundur dan menghampiri Delia yang masih sibuk memilih parfum. Dengan ragu ia menepuk pundak gadis itu hingga membuatnya hampir mengeluarkan kata – kata sumpah serapah. “Lo bisa bantu gua ga?”

“Apaan?”

Lelaki itu menggigit bibirnya, “Tolong bayarin ini, gua malu.” Delia menepuk jidatnya, lalu meraih barang itu dari lelaki tersebut, Delia berjalan ke kasir untuk membayarnya. “Nih uangnya.” Delia tak banyak bicara dan mengambiul uangnya begitu saja.

“Mba, ga malu beli ini sama pacarnya?” Delia memutar bola matanya malas, kenapa sih kasir ini seperti ibu – ibu rumpi yang ada di rumahnya, senang sekali membicarakan hal yang tidak jelas. “Terima kasih.”

Delia berbalik dan memberikannya pada lelaki tadi. “Nih! Lagian mau – mau aja lo di suruh beli kaya gini sama kakak lo!”

“Ya gimana, soalnya gua sekalian belanja juga kan.” Delia hanya mengangguk, dan berniat menghampiri Vira, namun ditahan oleh lelaki itu. “Kayanya gua pernah liat lo deh, kita pernah ketemu kah?”

“Sering banget gue digituin, denger ya kita ini baru aja ketemu hari ini, di rak soft*x dan lo bilang kaya udah pernah liat gue? Hilih.”

Lelaki itu tersenyum kikuk, mungkin ia salah orang. Daripada menanggung malu ia bergegas pergi dari hadapan Delia, namun baru beberapa langkah ada seorang gadis lainnya mendekat. “Del lo kebiasaan banget ngilang mulu! Gue kira lo ninggalin gue disini.” Lelaki itu berbalik dan melihat interaksi keduanya, ahh sepertinya dia tidak salah orang.

Pharmacy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang