Sekolah Menengah Farmasi

74 11 0
                                    

Mohon budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca


Terima Kasih 😊😊

Senin pagi yang cerah ini, sekumpulan siswa/i berpakaian putih – putih sedang berkumpul di lapangan untuk mendengarkan ceramahan guru yang menurut para khalayak ramai ini tidak ada faedahnya sama sekali, lagipula kenapa ya guru – guru tuh demen banget nyiksa muridnya? Di suruh panas – panasan cuman buat denger beberapa kalimat pengantar yang intinya cuman. “Jangan lupa sampaikan pada orang tua kalian SPP wajib dilunasi.” Plis deh ya buang waktu berharga aja.

Tapi hari ini ceramahnya berbeda dari senin biasa, ini lebih spesial, karena ini hari pertama seluruh siswa/i di Yayasan Elang ini sudah resmi naik ke tingkat yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, seperti yang kelas 10 jadi 11, lalu kelas 11 jadi 12, dan yang baru lulus dari SMP masing – masing jadi kelas 10.  FYI Yayasan Elang ini tuh punya 3 sekolah di dalamnya. SMP Elang, SMK kesehatan Elang dan SMK Mekanik Elang.

Salah seorang siswi bernama Rizkyna Putrian sedari tadi ngga berhentinya mengoceh betapa lamanya ceramah ini.

“Yasudah sekian amanat singkat dari Bapak, setelah ini kalian masuk ke kelas masing – masing ya. Ingat jangan ribut.”

“What?! Itu guru perlu gue timpuk sepatu gue ga? Singkat darimana sih anjir?! Orang dia ngoceh hampir 1 jam!”

“Berisik banget si De sumpah, muncung lo itu mau gue selepet pake dasi ya?” Revyna teman sebangku + patner in crimenya di kelas mulai bosan dengan celotehan yang keluar dari mulut Iky, untungnya mereka ada di barisan belakang, jadi ngga kena tegur pembina upacara tadi.

Evy dan Iky akhirnya masuk ke kelas mereka, oh iyah di SMK Kesehatan Elang ini ada 3 jurusan, yang pertama Analisis kesehatan, yang kedua Keperawatan dan yang Ketiga, sekaligus jurusan yang diambil kedua gadis tadi adalah Farmasi. Dan jumlah Farmasi di kelas mereka hanya ada 19 orang, padahal awalnya ada 20 tapi 2 siswi keluar saat mereka kelas 11, dan saat mereka PKL ada siswi baru jadi lah 19 orang.

“Akhirnya dapet kelas AC dong.” Delia sudah heboh dan buru – buru duduk di barisan kedua dan bangkunya tepat dekat AC. Dia menarik Vira yang sedang memakan Lontongnya dengan khidmat.

“Apasih anjir, lagi enak makan juga gue.”

“Ah bacot! Kalo ngga buru – buru ngga dapet yang deket AC.”

Tinggalkan dua gadis yang berdebat itu, beralih pada Arkaan yang mengambil tempat di depan dan berada di ujung dekat pintu, di belakangnya di ikuti Arysad dan juga Reza, by the way kelas mereka dinamai Phoenix dactylifera, atau  artinya adalah Kurma. (Kalau ga salah sih ini di dapet waktu gue pas kelas 10, terus walas gue minta saran nama kelas yang unik tapi berkesan.) Jadi di Phoenix ini hanya ada 3 laki – laki, sisanya Perempuan.

“Bang, tukeran kek bangkunya. Gaenak anjir ini pendek banget, gua tuh udah pendek nambah pendek! sedih banget anjir.” Arsyad hanya tertawa, lalu menukar bangkunya dengan bangku Arkaan yang memang ternyata ukurannya lebih mini dari bangku lainnya di kelas mereka. “Itu penjual jahat amat anjir ngasih bonus yang kecil begitu.”

Reza sendiri sudah rebahan dengan beralaskan jaketnya, dan matanya fokus pada ponselnya, awalnya Arkaan penasaran namun suara dari ponselnya Reza yang mengeluarkan kata – kata, ‘Welcome to mobile legend.’ membuatnya jadi tidak peduli. ML again (Sorry aja nih jaman gue SMK, Mobile legend lagi booming – boomingnya).

Berbeda dengan dengan Ke- 5 orang itu, Evy dan Iky malah memilih berada di barisan pertama namun di paling ujung, katanya sih tempat ini paling enak, karena jarang ke notice guru, jadi dengan mantap dua gadis itu mendudukan dirinya disitu.

“Akhirnya gue dapet tempat yang strategis, Lo di sebelah gue kan Vy?”

“Lo udah narik gue masih nanya?” Iky hanya tertawa dan menaruh barang – barangnya di kolong meja,  “Kira – kira ngapain ya? Gue males banget belajar, wangi – wangi liburan masih kerasa soalnya.” Iky hanya memutar bola matanya malas, yaa gimana ya emang sih rasa liburannya tuh masih berasa banget, terus juga moodnya di sekolah masih harus di tata lagi karena udah kelamaan rebahan di rumah sambil bucinin oppa – oppa kesayangannya.

“Gatau, tapi jangan sampe ke Lab deh, gue lagi males nyium bau obat – obatan. Oh terus juga jangan di sogokin resep langsung deh, gue lagi gumoh sama Dosis.”

Ketika Evy dan Iky menebak – nebak apa yang akan mereka lakukan di hari pertama sekolah, Indah masuk dengan guru besar, ohh bukan kepala sekolah cuman guru produktif mereka yang kebetulan ukuran tubuhnya agak besar dibanding guru – guru lainnya di SMK Kesehatan Elang ini, makanya di panggil guru besar.

“Baik anak – anak, karena Pak Yogi wali kelas kalian sebelumnya mengundurkan diri, maka dari itu saya Bu Roslianti yang akan menggantikan beliau menjadi wali kelas kalian, kalau gitu langsung saja ya kita pilih ketua kelas dulu.”

Sebagian besar penghuni kelas ini hanya mengangguk pasrah, mereka sebenarnya sudah tau kalau Pak Yogi atau bapak tercinta mereka mengundurkan diri, tapi ngga bakal menyangka aja kalau yang menggantikan tuh Bu Ros, ngga masalah sih sebenarnya tapi mengingat betapa julidnya guru ini saat mereka kelas 10 – 11 jadi agak ragu.

“Laki – laki aja yah ketua kelasnya.” Arkaan, Reza dan Arsyad sudah berdoa dalam hatinya masing – masing agar tidak dipilih. Namun, “Em Arysad jadi Ketua kelas ya? Terus Indah jadi wakilnya, sudah ya sisanya kalian tentukan sendiri saja.”

Arysad dan Indah saling berpandangan, seperti telepati bahwa mereka berdua keberatan dengan keputusan Bu Ros, masalahnya tuh mereka pernah mengalami masa sulit saat kelas 11, yang membuat tadinya kelas ini sangat erat jadi merenggang, apalagi saat itu Indah menjadi ketua kelas, bayangkan bagaimana tersiksanya gadis itu. Maka dari itu Arsyad agak keberatan tapi ngga bisa menolak.

“Bang, mendingan lo daripada gue. Coba gue mah bang ampun dah ah.” Kata Indah sembari menepuk pelan keningnya, betapa beratnya dulu ia ketika menjadi ketua kelas, dan parahnya hal itu terjadi ketika mereka PKL. “Yaudah ya bang pilih sama lo, gue mah iya – iya aja, abisan gue kan udah waktu kelas 11 semuanya sendirian.”

“Adah jahat banget lo Ndah.”

“B.O.D.O! Minta tolong si Delia kalau ngga si Arkaan kek noh. Pokoknya gue mah iya aja sama keputusan lo heheh, dah ah mau belajar.”

Bagi Arsyad ini adalah awal bebannya selama 8 bulan kedepan, apalagi dengan keadaannya yang tak senyaman dulu. Membuat Arsyad harus 2x lebih ekstra mengatur anggota kelasnya, yahh walaupun dia tidak berada di dua sisi berbeda, tetap saja rasanya berat.

TBC.

Halo.... Kita sudah mulai masuk pada bagian awal cerita setelah intro panjang kemarin.. Jadi cerita ini akan di mulai saat mereka ber-8 duduk di bangku kelas 12 SMK. Disini juga akan diceritakan apa yang terjadi pada kelas mereka sebelumnya... Dan apa yang terjadi pada Arsyad setelah dirinya menjabat menjadi ketua kelas..

Sooo untuk chapter depan kita akan memulai Center dari Arsyad... Stay tune terus yaw muehehehe..

Happy Reading!! 😄😄

See you on the next Chapter 😘😘

Pharmacy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang