—
"mas seungwoo..." panggil juni sambil nyolek lengan laki-laki di sampingnya yang lagi fokus makan puding cokelat di gubukan hajatan.
"hm? kenapwa?" maklum mulutnya isi puding semua, jadi gajelas ngomongnya.
"telen dulu," titah juni sambil ketawa kecil ngeliat pipi seungwoo yang ngembung gara-gara makan puding di masukin semua ke mulutnya.
seungwoo juga nahan ketawa tapi langsung nurut pas juni suruh bilang telen dulu.
"iya, kenapa tadi jun?"
"ayok kita pulang," kata juni santai.
alis seungwoo berkerut heran, seperti ada yang kurang. "nggak salaman?"
juni cuma cengengesan tanpa jawab apa-apa.
"salaman dulu, jun. nggak baik kalo langsung pulang gitu aja," peringat seungwoo yang ngebuat juni jadi ngeringis.
"iya, tapi–"
"–tapi apa?"
"di wakilin aja."
seungwoo langsung ngedelik. "jeh! di wakilin siapa?"
"hehe, kamu lah, mas. boleh nggak???" please banget juni udah mau mewek sebenernya dari pertama dateng, tapi ditahan-tahan karena nggak mau nunjukin di hadapan seungwoo bahwasanya hati juni sebenernya cupu.
"lah, saya? saya cuma jadi partner kondangan kamu. masa iya, saya yang salaman?" tanya seungwoo heran. "lagian, yang kenal dia juga kamu, yang di undang juga kamu, dan dia senior kamu kan?" dan juni balas dengan anggukan.
"yaudah, ayo kita salaman. saya temenin," ajak seungwoo sambil narik lengannya juni pelan.
selama di perjalanan pulang, juni yang biasanya bakal aktif buat ngisi obrolan dengan orang di sebelahnya ini–berubah jadi pendiem seketika.
seungwoo bingung, kenapa perempuan di sebelahnya dari tadi cuma diem, bengong, natap ke luar jendela mobil.
apa yang diliat? wong gelap? batin seungwoo sambil ngelirik ke juni yang masih setia mandangin pemandangan di luar yang gelap. iya, mereka berdua dateng ke acara resepsinya seungyoun–seniornya juni–yang pekan lalu ngirim undangan pernikahan ke juni. mereka berdua sengaja dateng habis maghrib karena biar adem kata juni–ya walaupun gubukannya tadi tinggal remah-remah doang.
seungwoo seakan ngerti apa yang lagi di rasa juni, makanya dia pelanin laju mobilnya dan agak menepi. juni langsung sadar pas seungwoo panggil.
"juni?"
"hm–ya?" balas juni sambil naikin kedua alisnya, kayak nggak ada apa-apa gitu.
"are you okay?" tanya seungwoo.
juni ngangguk doang. dia nggak bisa nih kalo ngomong, dari tadi nahan nangis weh takut gemeter suaranya.
"terus kenapa? tumben dari tadi kamu diem aja?"
LAGI SEDIH WOI ANJIR ELAH PAKE NANYA!
KAMU SEDANG MEMBACA
tetangga sebelah |•hsw
Humor[ lowercase; non-baku ] • status; on-going [from aug 29, 2020] ❝seungwoo-si duda beranak satu yang selalu ngebuat hati juni ketar-ketir di setiap perlakuannya.❞ ©2019 by gixiyyy