11

1.3K 145 32
                                    




sehari sebelum pementasan, dongwoo dan teman-teman sekelasnya ngadain gladi resik yang tentunya dibantu dan diawasi oleh juni. karena latihannya diadakan saat siang menjelang sore dan kebetulan seungwoo juga pulang cepet untuk hari ini, jadi ayah anak satu itu berinisiatif untuk mengantarkan mereka berdua ke sekolahnya dongwoo.

"nanti pulangnya ayah jemput lagi, oke?" kata seungwoo sambil berjongkok untuk menyejajarkan tinggi badannya dengan anaknya.

"oke!" seru dongwoo.

"jangan nakal sama temen-temen yang lain, jangan nakal sama kak juni, jangan–"

"–jangan ngerepotin kak juni apalagi bikin dia kecapean. iya kan, yah? aku hapal." nasehat seungwoo langsung dipotong oleh dongwoo sambil mengarahkan jari telunjuknya ke kepala mengisyaratkan bahwa semua omongan ayahnya sudah terserap dengan baik di kepalanya.

juni yang tadinya cuma ngeliatin interaksi antara anak dan ayah itu jadi langsung ketawa kecil ngeliat responnya dongwoo yang gemesin. "hahaha, lucuuuu bangettt sih!" katanya sambil ngejawil pipinya dongwoo.

seungwoo langsung berdiri dari posisinya tadi setelah dongwoo pergi menghampiri teman-temannya yang lain. sekarang dia malah ngeliatin juni yang lagi sibuk ngelepas ranselnya dan meletakkannya di sisi panggung–karena acaranya dilaksanakan di aula, jadinya bakal gladi resik di sini–dan seungwoo sempet ngebantuin juni buat bawa beberapa peralatan yang lumayan berat.

"udah?"

"h–hah? oh udah." kata juni sambil benerin poni rambutnya yang agak berantakan.

"saya–titip dongwoo ya?"

juni ngangguk sebagai jawabannya dan memberikan senyuman tipis.

"maaf ya jun, selama sebulan ini kamu jadi sibuk ngurusin tugas dongwoo di sekolahnya yang seharusnya saya sebagai orang tuanya ikut andil tapi malah ngurusin kerjaan."

"lah apaansih, mas? gapapa kali, santai aja. aku seneng kok bisa merangkap gini, itung-itung latihan jadi ibu-ibu."

kekehan kecil dari duda anak satu itu ngebuat juni jadi senyum kikuk. ya gimana ya, tadinya juni mau ketawa juga tapi gajadi karena terpaku dengan how gentle his giggling—HADEH MINGGIR SEMUA PIKIRAN DELUSI.

"jadi ibunya dongwoo mau nggak?" tanya seungwoo asal.

juni langsung melotot kaget karena ucapan bapak satu anak ini. "h–hah? gimana gimana?"

"nggak, nggak! bercanda jun," katanya ketawa kecil kemudian ngusap lehernya. "biasa aja, jangan tegang gitu lah ekspresinya."

???

sumpah ya, kalau juni nggak mandang dia karena ayahnya dongwoo mah, udah dari tadi juni mau ninju dia.

"yaudah, saya pulang dulu, ya? mau nyambi ngerjain design proyek lagi. satu jam lagi, saya jemput ya jun?"

"iyaaaa, masss."

"atau nggak nanti saya chat, oke?"

"iyaaa, masss," jawab juni masih sama kayak tadi dengan nada suaranya yang sengaja di panjang-panjangin.

"oke." baru juga juni mau balik badan tapi ditahan seungwoo. "jun, jangan sampai kecapean."

tetangga sebelah |•hswTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang