KONTEN CERITA DIHAPUS UNTUK PENERBITAN EKSKLUSIF.
———
Dec 9, 2019
A/N:
Halo. Semoga suka bab ini yaaa ♡
Buat yang menantikan ketemuannya Nawang, Nina, sama Sheila, ada di bab setelah ini, ya. Sebenarnya bagian itu nyatu sama bab ini, tapi ternyata jadi panjang banget (6000 kata lebih) jadi saya putuskan untuk memisahkannya ke bab yang berbeda. Masih dikerjain. Semoga bisa selesai minggu ini.
Bab ini ngerjainnya lama banget karena saya nggak mau ceroboh bawa-bawa diagnosis (diagnosis adalah penentuan jenis penyakit yang biasa dilakukan dokter, perawat, psikolog, atau orang-orang yang berwenang lainnya). Malah sebenarnya sejak awal saya nggak mau menyebutkan diagnosis apa pun. Traumanya Sheila aja sebenarnya ada nama gangguannya, tapi cuma saya sebut sebagai "trauma". Begitu pula gangguan yang diderita Tante Rina yang cuma saya sebut sebagai "depresi". Tapi sejak awal saya udah nyebut "fobia sosial", sih. Saya jadi mikir mungkin nggak apa-apalah ya sekalian aja itu disebutkan sebagai diagnosisnya Luna. Mungkin juga bisa bantu meningkatkan awareness soal gangguan ini.
Saya udah konsultasi sama temen yang anak kedokteran tentang diagnosis ini, tapi masih nggak tenang karena rasanya saya tetap nggak punya cukup wawasan (walau udah coba ngintip DSM-5 dari apa yang bisa saya temukan di Internet di bawah pemantauan temen yang anak kedokteran itu). Jadi mohon maaf kalau ada informasi yang melenceng atau kurang. Silakan komen di sini agar bisa saya tampung untuk evaluasi.
Terima kasih sudah baca Planet Luna, sudah menanti-nantikan cerita ini, dan sudah mengirim komentar di setiap bab ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Planet Luna
Teen FictionNawang itu paduan sempurna atas apa yang tidak Luna miliki. Tidak hanya pintar dan baik hati, tetapi juga berprestasi dan punya banyak teman. Sementara Luna tak pernah berhasil meskipun setengah mati ingin bisa bergaul dan punya sahabat. Dia justru...
