Seorang pria bertubuh kecil dengan warna rambut coklat melangkahkan kakinya menuju tempat perjamuan siang itu. Dengan didampingi teman sekamarnya mereka saling bercanda bersama. Sesekali mereka menjadi tatapan siswa siswi lain karena tawa mereka yang terlalu keras dan juga senyuman manis mereka. Karena ini masih hari pertama mereka masih mengunakan baju bebas tanpa menunjukkan zodiak mereka.
Tak ada yang spesial dari mereka namun pertemanan mereka yang sejak kecil membuat mereka begitu lengket.
"Yak..jim, sampai kapan kau akan tersenyum bodoh seperti itu" tanya pria yang bersamanya itu
"Ini tuh senyuman paling manis kau bilang bodoh" sahut jimin cemberut
"He.., aku bercanda ko. Jangan ngambek dong" ucap pria itu merangkul jimin
"Jangan sentuh sentuh, jijik tau" sahut jimin sok jijik
"Apaan sih, jangan gitu dong nanti siapa yang mau temenan sama aku" sahut pria itu memelas
"Siapa juga yang mau temenan sama pria bodoh sepertimu" ucap jimin datar
"Kau juga bodoh tau" sahut pria itu tertawa kecil
"Yak sungwoon, kau sungguh jahat" ucap jimin langsung meninggalkan sungwoon
"Hei..jim, maafkan aku" sahut sungwoon mengejar jimin
Karena terlalu fokus mengejar jimin tanpa sadar sungwoon malah menabrak seorang pria yang berada di depannya. Pria itu terkejut bahkan dia langsung membersihkan pakaiannya yang sedikit berdebu karena jatuh.
"Saya minta maaf" ucap sungwoon namun pria itu hanya menatap datar dirinya
Kedua pria itu langsung pergi meninggalkan sungwoon tanpa sapatah kata apa pun. Tapi berbeda dengan pria satunya yang terlihat melirik sungwoon merasa tak enak.
"Menyebalkan" ucap sungwoon pelan namun masih didengar oleh pria itu
Tanpa sepatah kata apa pun pria yang jatuh karena sungwoon itu langsung memukul rahang sungwoon membuat sungwoon tersungkur. Teman pria itu terkejut dan akan membantu sungwoon tapi sebuah teriakan dari arah depan membuat dia berhenti bertindak jauh.
"Sungwoon" teriak jimin langsung menghampiri sungwoon
"Apa yang kau lakukan pada temanku" tanya jimin
"Cih..kau tanya padaku, kenapa tidak tanya dengan temanmu itu" jawab pria itu acuh
Jimin geram namun ia langsung membantu sungwoon yang masih tersungkur dilantai untuk berdiri.
"Kau baik baik saja" tanya jimin
"Aku oke" jawab sungwoon berdiri yang dibantu jimin
Pria itu langsung pergi meninggalkan drama persahabatan mereka yang diikuti oleh temannya yang merasa tak enak.
"Yak..pria gila" ucap jimin ingin menghampiri kedua pria yang meninggalkan mereka namun langsung ditahan oleh sungwoon
"Ini salahku ko jim" sahut sungwoon membuat jimin menghela nafas kasar
Tring..tring...
Suara bel perjamuan berbunyi tapi hal itu membuat jimin menggerutu tak jelas. Bahkan dia mengabaikan sungwoon yang hanya pasrah digeret oleh jimin menuju ruang kesehatan.
"Kita mau kemana, nanti kita terlambat untuk makan" ucap sungwoon merasa bahwa jimin malah menarik ketempat yang jauh dari tempat perjamuan
"Kau lihat luka lebammu itu, sebaiknya kita sembuhkan itu dulu tau" kesal jimin masih dengan menarik sungwoon yang menggeleng keras
"Jim, aku lapar tau" sahut sungwoon menatap jimin yang menghela nafas kasar di depannya
Dia tau bahwa jimin belum makan sejak pagi karena terlambat bangun dan sekarang dia harus mengabaikan makan siang karena lebam di pipinya. Sungwoon tak setega itu melihat sahabatnya kelaparan.
"Kita makan dulu oke, masalah lebam nanti saja setelah makan" bujuk sungwoon dengan manik berharap permintaannya dikabulkan
"Ah..oke oke, ayo aku tidak mau lebammu makin membiru" akhirnya jimin mengalah lalu menuju ruang perjamuan dengan cepat
Hanya perlu tiga menit mereka sampai di ruang perjamuan dan mereka menjadi pusat perhatian karena terlambat datang. Tapi bukan jimin jika memperhatikan tatapan orang orang, dia lebih memilih duduk tenang bersama sungwoon yang sudah makan duluan.
"Taehyun" ucap temannya menatap pria yang dipanggil taehyun itu datar "apa kau tak merasa bersalah pada mereka" lanjutnya tanpa mengalihkan perhatiannya walau pria yang ia ajak bicara masih memakan makanannya dalam diam
"Apa?" sahut pria itu tanpa mengalihkan perhatiannya sama sekali apalagi sampai melihat teman sekamarnya itu, lebih baik ia makan itu pikirnya
"Taehyun, kau benar benar gila" kesal minhee
"Sudahlah lupakan buat apa aku merasa bersalah, dia yang mulai jadi apa salahku" ucap taehyun tak peduli dengan pria yang ia pukul tadi
"Aish..." kesal minhee melanjutkan makannya walau sesekali ia melirik teman sekamarnya itu
Taehyun melirik sekitarnya hingga matanya bersitatap dengan teman pria yang tadi telah ia pukul. Tatapan tajam dilayangkan oleh pria itu membuat taehyun juga ikut menatap tajam pria itu.
Cukup lama mereka saling menatap tajam hingga bel makan siang selesai berbunyi membuat mereka sadar. Karena mereka belum selesai makan membuat mereka langsung secepatnya menyelesaikannya.
"Apa yang kau lakukan sampai makan saja lama" kesal minhee membuat taehyun mendengus kesal akan ucapan minhee
"Sudahlah diam saja kau" sahut taehyun langsung meminum minumannya
"Terserah, aku ada urusan bye" ucap minhee langsung meninggalkan taehyun membuat taehyun mau tak mau langsung mengikuti minhee
"Yak..minhee" teriak taehyun membuat banyak mata menatap taehyun kesal
"Apa??" ucap taehyun membuat mereka yang menatap taehyun langsung mengalihkan tatapannya kecuali seorang pria yang membuatnya mendengus kesal
"Benar benar, siapa sih dia menyebalkan" ucap jimin membuat sungwoon menatapnya aneh
"Kau kenapa jim" tanya sungwoon menatap jimin yang masih mengedumel sendiri
"Kita keruang kesehatan sekarang" ucap jimin menarik sungwoon tanpa menjawab pertanyaan sungwoon yang masih binggung dengan sahabatnya ini
"Jimin" panggil seorang perempuan yang berlari kearah mereka
"Sungwoon kenapa" tanya perempuan itu membuat jim menghela nafas
"Seul, kau bisa mengobati lebam sungwoon kan. Aku ada urusan sebentar" ucap jimin langsung meninggalkan mereka tanpa menunggu jawaban dari keduanya
Jimin mengikuti pria yang memukul temannya tapi dia malah kehilangan jejak dan berakhir di depan toilet. Karena kesal dia langsung berjalan tanpa arah tanpa tau bahwa dia sampai di gedung belakang sekolah.
Dia menghentikan langkahnya tatapannya mengintai hutan belakang sekolah dengan seksama. Tak ada yang aneh namun ia melihat sesuatu yang mengusiknya sejak ia menginjakkan kakinya disana.
Tanpa sengaja matanya menangkap sebuah bunga violet yang sangat aneh jika tumbuh di hutan sekolah seperti ini. Jimin langsung menghampiri bunga violet itu ditatapnya lamat lamat bunga itu hingga aroma Peppermint, Kayu Pinus dan Vanilla yang tercampur membuat dia mengalihkan pandangannya.
Cahaya biru terang membuat matanya silau hingga tanpa sadar ia menutupi wajahnya. Cahaya itu semakin terang membuat dia semakin sulit untuk melihat bahkan aroma itu semakin pekat membuat ia pusing seketika hingga kegelapanlah yang menguasahi dirinya.
TBC
Jimin pingsan deh..ha..ha..Hai ketemu lagi sama aku, gimana nih menurut kalian ceritaku bikin kalian penasaran gak. Teorinya aja bikin aku pusing apa lagi kalian, sudahlah yang penting aku bisa up hari ini padahal aku lagi males malesnya nulis cerita tapi kepingin aja ngelanjutin cerita ini.
Kalau suka klik bintang dan komen oke..
Annyeong...
