part 7 - My Eyes

884 92 0
                                    

Hari itu dimana mereka berdua belas dikumpulkan untuk bertemu dengan bulan. Seorang pria menentang akan takdir hidupnya yang menurut dirinya begitu kuno. Dia pergi meninggalkan pertemuan yang menurut kepala sekolah mereka sangat penting. Ternyata hanya dirinya saja yang pergi dan tak ingin bertemu dengan bulan.

Dan sekarang dia harus ekstra sabar menghadapi segala tuntutan dari kepala sekolah bahkan dirinya harus berurusan dengan salah satu guardian. Dia adalah Park Jimin guardian dari zodiak libra itu selalu menyakinkan takdir hidup mereka pada pria itu namun sepertinya memang jimin harus sabar menghadapinya.

Tak hanya itu sejak dimana pertemuan mereka dengan bulan. Hari hari sekolah tidak seperti biasanya setiap pelajaran berakhir mereka harus berkumpul diruang khusus yang di siapkan oleh kepala sekolah. Tapi tidak selalu mereka berdua belas hadir. Hanya lima orang yang selalu hadir dan yang lain hanya akan mampir sebentar lalu pergi.

Siapa lagi kalau bukan namjoon, soobin, yoongi, jimin, dan taehyung yang memang sudah tau soal guardian sejak awal. Tidak seperti yang lain, mereka yang baru mengetahuinya sejak pertemuan dengan sang bulan hanya diam dan seakan tak peduli dengan takdir yang mengikat jiwa dan tubuh mereka.

"Cobalah mengerti tentang takdir ini" ucap jimin sudah berapa kali untuk hari ini membuat telinga hoseok berdengung sakit

"Bisakah kau tak mengangguku" kesal hoseok dengan wajah marahnya

Jimin terdiam dia menatap hoseok yang tengah marah padanya. Ternyata memang sulit menghadapi sikap dari zodiak Aquarius yang terkenal tak menyukai hal hal kuno. Bahkan jimin selalu diusir dan dicaci maki setiap saat ketika dia membahas soal takdir mereka.

"Cukup, aku muak dengan ocehanmu itu" lanjut hoseok dengan wajah yang memerah marah bahkan dia menujuk nunjuk wajah jimin yang terlihat begitu terkejut

"Aku tau kau tak mempercayai hal kuno seperti ini tapi aku yakin kau akan mendapatkan keberuntunganmu secepatnya" ucap jimin yang sudah lelah pada sikap kekanakan hoseok

"Kalau kau mau tau tidak hanya kau saja yang perlu aku yakinkan masih ada guardian lain yang perlu aku yakinkan" lagi jimin sepertinya memang sudah lelah dengan semua ini

"Aku pergi" ucap jimin untuk yang terakhir kalinya membuat hoseok menghela nafas lelah

Setelah kepergian jimin, hoseok mulai berfikir soal takdir kuno yang dibicarakan jimin. Apa maksud takdir itu sebenarnya apa dirinya tak bisa menentang takdirnya. Jika keberuntungan itu memang ada tapi kenapa sudah empat hari sejak pertemuan dengan sang bulan dirinya masih tidak mendapatkannya.

"Huh...,sudahlah bikin pusing saja"

Hoseok mulai melangkah meninggalkan ruang kelasnya dia lelah menghadapi sikap jimin selama beberapa jam lalu. Sungguh menyebalkan dirinya harus berurusan dengan hal hal menyebalkan seperti ini. Kenapa tidak orang lain saja, kenapa harus dirinya yang mendapatkan takdir yang menyusahkan seperti ini.

"Sekarang aku bisa istirahat" ucap hoseok dengan senyuman mataharinya

Dia pergi menuju asramanya disana dia melihat teman sekamarnya yang sedang membaca buku soal sejarah zodiak Aquarius dengan tenang sampai manik hitamnya pucatnya menatapnya dengan wajah binggungnya.

"Hoseok kau sudah kembali dimana pria imut yang selalu mengikutimu itu" tanya hanbin

"Sudahlah jangan bicarakan pria aneh itu" balas hoseok langsung memasuki kamarnya

"Huh..kebiasaan, sulit sekali mendekatinya" gumam hanbin membaca lagi buku sejarah zodiak Aquarius

Di dalam sana hoseok membaringkan tubuhnya di tempat tidur, matanya tertutup namun kerutan di dahinya menandakan bahwa dirinya tak bisa tidur.

"Apa yang aku pikirkan" gumam hoseok membuka matanya lagi disaat bayangan jimin selalu muncul di pikirannya

Dimana jimin yang selalu menyakinkan dirinya. Dimana jimin yang selalu mengikutinya. Dimana jimin yang selalu mengoceh soal takdir itu. Membuat hoseok benar benar muak tapi entah kenapa dia seakan sedikit tertarik dengan takdir itu. Apakah sekarang dia benar benar mulai mempercayai hal kuno itu atau dia hanya lelah dengan kegigihan jimin untuk menyakinkannya.

"Akh..menyebalkan" ucap hoseok meremat rambutnya kesal

Sebuah suara membuat hoseok terduduk bahkan dirinya menelisik seluruh isi kamarnya namun tak menemukan apa apa. Suara itu terdengar pelan tapi begitu dingin dan kuat, entah kenapa perasaannya jadi tidak tenang saat melihat jendela kamarnya.

"Guardian"

Dengan perlahan dia mulai melangkah kakinya untuk mencoba keluar kamar. Tapi lagi lagi suara itu muncul dan dirinya tak menemukan siapa siapa dikamarnya. Hembusan angin yang kencang dan tiba tiba membuat hoseok menoleh menatap terkejut akan jendela kamarnya yang terbuka.

"Siapa disana" teriak hoseok yang sudah ketakutan

"Guardian" lagi lagi hanya suara itu membuat hoseok semakin takut

"Hanbin" teriak hoseok mencoba berlari menuju pintu namun matanya sangat perih membuat dirinya tak bisa melihat dengan jelas

Hoseok terjatuh di lantai kamarnya, bahkan dirinya hanya bisa mendengar tanpa bisa melihat siapa yang melakukan hal itu. Suara langkah kaki membuat hoseok semakin takut dia mencoba mencari pintu sampai dirinya berhasil memegang ganggang pintu.

"Aku mohon pergi" ucap hoseok mencoba membuka pintu namun sulit terbuka

Hoseok memukul pintu berulang kali berharap hanbin mendengar dan menolong dirinya. Tapi semua itu sia sia hanbin tak mendengarnya sama sekali, apakah orang itu yang membuat suaranya tak bisa di dengar hanbin. Pikiran pikiran negatif mulai muncul tapi dia masih berusah untuk keluar dari kamarnya.

"Terima takdirmu"

"Jangan lari, semua akan baik baik saja"

Hoseok berteriak lagi dia tak suka jika ada orang yang merintah dirinya. Dia tak tau siapa itu dan dimana dia sekarang tapi dia sangat ingin memukul orang itu dan membuatnya berhenti mengatakan hal hal bodoh itu.

"Diam kau, pergi" teriak hoseok lagi membuat suara orang itu tertawa

"Ini takdirmu" setelah suara itu hoseok pingsan di depan pintu kamarnya

"Akhirnya terbuka" ucap hanbin menyeka keringat di dahinya

"Hoseok" kaget hanbin membawa hoseok yang pingsan ke tempat tidurnya

Hanbin terlihat khawatir dan dia memutuskan untuk pergi menemui jimin yang menurutnya harus tau soal ini. Hanbin berlari keluar mencari arsen dan membawanya ke dalam kamar milik hoseok.

"Hoseok" kaget hanbin dan jimin bersama saat melihat hoseok sudah duduk dengan tenang di tempat tidurnya

Hoseok menoleh dengan pelan menatap terkejut bahwa tidak hanya hanbin yang masuk ke kamarnya, namun teriakan dari hanbin dan jimin membuat hoseok terkejut dengan sikap mereka. Hoseok hanya menatap binggung akan sikap mereka sampai hanbin bersuara dan membuat hoseok membeku.

"Matamu"

Hanbin tak bisa melanjutkan ucapannya membuat hoseok berdiri dan mendekati cermin yang ada di kamarnya. Wajah terkejut jelas terlihat di wajahnya bahkan dirinya sampai memundurkan tubuhnya pelan.

"Kenapa dengan mataku"






TBC
A

khirnya aku up, ayo para pembaca setiaku kita baca sama sama. Jangan lupa klik bintang oke

Pai..pai..

12 Stars for The Moon (Diberhentikan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang