Not the One, Part 3

1.1K 168 17
                                    

Tidak, perasaan seperti ini sangatlah salah. Saat kau menerima pelukan dari lelaki lain sehabis menangis yang bukan suamimu. Sangat salah ketika kau merasa aman dan lebih baik setelahnya. Sangatlah berdosa ketika kau berpikir bahwa ia seolah melupa, untuk sejenak merasa serakah, bahwa perasaannya untuk sang suami menipis karena emosi sesaat yang begitu melingkupi pikiran.

Namun ia merasa terjebak, ketika perhatian lelaki yang telah menyukainya selama beberapa tahun ini masuk ke dalam perasaan. Entah bagaimana awalnya, yang jelas bukan ia yang memulai, tapi ciuman itu ia terima dengan pasrah, serta tangannya yang melingkar ke leher si pria membuat semuanya seolah bukanlah dosa.

“Chaeyoung?”

Seolah pikiran meledak sampai ia melepas dengan cepat segala kontak tubuh. Rose membulatkan mata, melempar pandang pada arah dimana suara itu datang.

“Kau sudah membuktikannya, terima kasih.” Lim tersenyum palsu, ada bulir air mata yang tertahan disana. Dengan tubuh lelah sehabis kerja di luar kota, kini ia ingin menghancurkan diri melalui kata, lantas membuat langkah balik untuk keluar rumah. Meninggalkan apa yang ia selalu panggil sebuah hati yang akan ia peluk.

Anyea! Li baby!” Rose berteriak, tubuh seketika gemetar ketakutan. Ia segera mengejar Lim dengan langkah terseok-seok, abaikan satu strap dari dressnya yang telah turun dari bahu.

Baby, stop!” Rose menggapai lengan Lim, memegangnya erat, seolah dunia akan hancur jika ia melepas. Dan yang ia saksikan adalah guncangan kehancuran, cucuran air mata bagai air terjun yang berlinang di mata jelaskan keadaan. Sang suami terluka hingga bisa menangis segukan seperti ini.

I’m sorry for loving you this hard.” Diantara getar suara dan seguk tangisan, Lim hanya merasa segalanya lebur. Pandangan mata mengabur seiring dengan pedih menangisi yang dicinta. Jadi untuk tak memperparah luka menganga, ia lepas genggaman tangan Rosie pada pergelangan tangannya. Memutuskan lanjutkan langkah untuk masuk kembali ke dalam mobil, melaju dengan tergesa, pikiran entah kemana, mungkin ia ingin mati saja.

Random ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang