Drabble-Box

1.2K 174 25
                                    

“Lisa! Jangan melamun!”

Awh.
Lisa berteriak kesakitan. Melompat-lompat seperti tupai sambil memegang ujung jemari kaki yang kini berdenyut terkena injakkan sepatu mahal Jennie.

“Kim Jennie!” Lisa pasang aba-aba ingin memukul, tapi urung niat ketika si cantik lewat. Malah pasang senyum manis pada si dia yang kini beri kecupan manis di pipinya.

“Terima kasih telah membantu.”

“Rosie, jangan lupa bahwa Jennie dan Jisoo juga makhluk hidup yang juga membantumu pindahan sekarang.” Jennie melambai dengan sarkastik ketika melihat dua sejoli mabuk sakarin (pemanis buatan) itu tengah berhadap-hadapan dengan mesra, tak peduli bahwa ia dan Jisoo juga manusia bukan makhluk fana.

“Ya, terima kasih Unnies, aku merasa merepotkan kalian.” Rosie berbalik menghadap Jennie dengan senyum manis, yang membuat Lisa tentu saja lagi-lagi menatapi sambil melamun entah apa dalam pikirannya. “Aku akan traktir kalian makan sepuasnya habis ini.” Rosie memegang bahu Jennie yang masih tinggi, berkat mengangkat kardus yang masih dalam genggaman untuk dipindahkan.

“Chaeyoung-ah, bagaimana dengan kotak-kotak ini?” teriakan Jisoo dari ruang tengah menginterupsi, sontak membuat mereka melempar pandang hingga akhirnya bersamaan menghampiri ada apa dengan kotak.

“Kau masih butuh barang untuk dimasukkan lagi?” Tanya Jisoo sambil memandangi beberapa kotak kosong, lalu melihat sekeliling ruangan apakah masih ada barang yang perlu dimasukkan lagi.

“Kau bisa masukkan barang-barang yang menurutmu kau suka dan butuh ke dalamnya.” Jennie perpendapat, yang masih juga memegang kardus yang kelihatan ringan diangkat sebab sudah beberapa menit ini belum juga pindah kemana-mana itu barang yang dibawa.

“Berarti aku boleh memasukkan Rosie ke dalam sana?”

“What?” Jennie mengerutkan dahi, kenapa Lisa jadi gila semenjak jatuh cinta? Ah, iya. Lisa pernah jelaskan bahwa mental orang jatuh cinta sama dengan orang gila, yup. Itulah artikel yang dibaca Lisa sebagai jawaban mati bagi siapapun yang mmncandai cintanya untuk Rosie.

“Dia bukan barang Lalalisa,” tingkah baru bagi Jisoo untuk bertingkah mengecap mulut sambil memutar bola mata. Mungkin Jennie telah membuat kebiasaan itu masuk ke dalam dirinya.

“Apa aku boleh memasukkan Chaeyoung ke dalamnya?”

“Lis—“

“Apakah aku boleh memasukkan Park Roseanne ke dalamnya?”

“Manob—“

“Jadi apakah aku boleh memasukkannya?”

“Tidak ada yang boleh memasukkanku ke kotak seperti mayat, okay! Siapapun diantara kalian!” Rosie menghentak kaki kesal, berbalik secepat kilat dengan kibasan rambut lebat menampar wajah Lisa.

“Pacarmu baru saja meminta putus.” Jennie terkikik geli sambil akhirnya membawa juga kotak itu untuk dipindahkan keluar.

No!

Random ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang