“Aku tidak selingkuh, Limario Manoban.”
Rosie bukan tipe yang suka gunakan nada amarah. Ekspresi geram, dengan tatapan menajam, terlebih diberikan pada suami tercinta. Tapi entah kesetanan apa, Li, suaminya itu tiba-tiba membentak di depan wajah ketika ia baru saja pulang dari sebuah acara kantor.
“Bagaimana bisa kau menganggapku selingkuh hanya karena aku berpesta bersama rekan kerja?” Betul-betul, Rose tidak habis pikir dengan tuduhan kejam itu. Padahal ia telah meminta pulang lebih cepat dari yang seharusnya, demi melihat wajah tampan Li yang mungkin tengah cemberut sebab menunggunya terlalu lama. Bukan malah disambut oleh sebuah amarah hingga udara rumah terasa menyekat diantara mereka. Ia hanya ingin memeluk Li, tidak bertengkar seperti ini.
Rindu yang tak disambut kini membuat Rose jadi enggan melihat wajah tampannya yang memikat. Masa bodoh gerangan, ia akan pergi ke atas karena bertengkar bukanlah hobinya. Terlebih argumen ini hanyalah sebuah kecurigaan yang sama sekali Rose tak lakukan kesalahan. Ia hanya pergi makan-makan bersama rekan kerja, melakukam karaoke setelahnya, itu pun juga ia bersenang-senang minum bir hanya dengan para pegawai wanita. Jadi untuk apa ia meladeni tuduhan amarah Li padanya?
“Kau ingin kemana?!” Li makin marah, ketika marahnya seolah hanya sebuah sapaan belaka. Padahal ia benar-benar kesal sampai ujung kepala. Bagaimana bisa istrinya itu pulang begitu larut malam, lalu sampai ke rumah dengan diantar lelaki tampan entah darimana berasal.
“Aku ingin ke kamar dan mandi. Jika kau masih ingin marah silakan. Aku ada di kamar mandi.” Rose membuka pintu kamar dengan santai, tak ada sedikitpun ketakutan ketika langkah Li menyusul di belakang telah membuat tangga seolah akan berubah menjadi runtuhan. Derap langkah yang terburu seakan siap menghajar seseorang.
“Jika kau mengabaikan pembicaraan ini. Berarti benar kamu selingkuh dengan laki-laki tampan yang mengantarmu tadi pulang.” Li meraih daun pintu yang sebentar lagi tertutup, mencengkeram erat, tapi detik kemudian melemparnya hingga membuat benturan keras dengan tembok. Mengagetkan wanita di depannya. Tapi ia tak peduli, tak peduli bahkan mungkin jika tetangga sampai mendengar suara keras marahnya. Ia kesal, cemburu, dan emosi ini membuat ego muncul sampai ke ujung mata. Apalagi melihat tingkah tanpa dosa Rosie. Yang jelas makin membuatnya naik pitam.
“Oh my God! Lim! Dia hanya mengantarku pulang, tidak lebih dan tidak kurang.” Sepertinya akan butuh waktu untuk benar-benar bisa mandi. Sebab ia telah terpancing emosi. Dan Rosie sungguh tidak suka situasi ini.
“Dia, yang tidak kau sebut namanya adalah mantan kekasihmu saat sekolah dulu. Dan Dia, juga bukan pertama kali mengantarmu pulang! Jadi aku betul-betul benci melihat kedekatan kalian berdua!” marah telah membuat wajahnya merah, otot di sekitaran dahi keluar dengan kentara. Li betul-betul kehilangan kontrol diri hingga bisa membentak sekeras ini. Terlebih sampai membuat Rosie sampai berkaca-kaca mendengar nadanya bicara.
“Jika kau terus menuduhku selingkuh padahal sama sekali tidak! Mungkin lebih baik aku selingkuh betulan agar rasa marahmu itu puas!” Rosie balas membentak, berbalik badan dengan gusar, serta menggebrak pintu kamar mandi yang ia kunci rapat. Meninggalkan suaminya yang masih berdiri di tengah kamar dengan segala emosi yang masih sama besar.
HAAA!Suara emosinya keluar menggema ke seluruh ruangan.
Li mengayunkan tangan dengan sembarang, mengenai pajangan foto keduanya di atas meja, jatuh ke lantai hingga kacanya pecah terbelah. Tak puas lampiaskan marah, ia juga memukul daun pintu yang masih terbuka lebar hingga berlubang.
Demi apapun, Li sangat benci. Benci melihat Rosie dekat dengan siapapun lelaki itu. Apalagi kasus 'bekerja satu kantor dengan mantan kekasih' sangatlah berbahaya. Ia cemburu buta dan ketidaksukaan ini tak bisa ia redam bagaimanapun caranya.It's very short, again.. I knowww...😓😓 I've been trying to get back my power of writing..
It took a lot of time to get me back again like it used to..So please harus sabar klo jdi reader gue🥺🥺😁😁😁🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Random Shoot
FanficSemuanya cuman oneshoot, random. karna daripada cuman dilamunin, mending langsung ditulis aja yekan buat hiburan kalian2 ini.. skaligus hanya pengalihan perhatian biar gue gak nganggur2 amat😂😂😂😂 happy reading, enjoy 😁😁