Chapter 3 [ Hari Pertama, Kecewa & Senang]

349 50 1
                                    

Aku menyisir anak rambutku dengan jemariku tanganku. Aku memutuskan menggerainya setelah mencoba mengikatnya. Aku sudah memantaskan diri beberapa kali didepan cermin. Aku cukup mengakui wajahku tidak seburuk itu. Setidaknya seragam ini aku cukup pantas mengenakannya.

"Nenek sudah yakin kau akan terlihat cantik. Bahkan kau yang akan paling cantik disana," ujar nenek sumringah. Aku melihatnya tidak berhenti tersenyum bahagia.

Aku berjalan perlahan mendekati sebuah gedung yang menjulang bagaikan puri. Beberapa orang berisik bisik ketika berpapasan denganku. Aku menyadari seragam sekolah ini ternyata cukup mempengaruhinya. Atau seharusnya dengan seragam sekolah seperti ini aku tidak datang dengan berjalan kaki.

Apa yang kupikirkan semua terjawab ketika aku berdiri didepan gerbang sekolah. Menatap puluhan siswa berseragam merah beludru dengan brand mewah yang berbeda beda. Aku seperti melihat pertunjukan model. Sepatu lars terbaru dari Gucci, tas kulit mahal dari Hermes. Lalu apa itu ikat pinggang bahkan juga dari Prada.

Semua siswa hampir turun dari mobil limousin dan mobil mewah lainnya, terlihat sempurna dan berkelas. Ini seperti sebuah drama. Hal hal yang mustahil itu benar-benar terjadi didepanku.

Bahkan aku melihat Jennie, selebriti papan atas Korea turun dari mobil Ford birunya. Badannya sangat ramping dengan balutan seragam merah beludru mahal. Sepatu dan tas milik Channel tersemat indah dibahu dan kakinya. Rambut hitamnya tergerai indah dengan jepit rambut kipas. Astaga, rasanya seperti mimpi. Aku satu sekolah dengan para selebriti.

Aku sama sekali tidak berharap bisa berbaur dengan mereka. Aku ingin menjadi tak kasat mata agar semuanya berjalan baik.

Akhirnya, aku melewati gerbang emas yang terlihat hanya seperti mimpi bagiku. Dihadapanku menjulang bangunan tinggi bagaikan puri. Dengan lantai dan dinding porselen yang cantik. Aku berjalan berbaur dengan siswa lain. Mereka punya segalanya yang mampu membuat mereka berjalan begitu bangga dan congkak. Pembicaraan yang aku dengar hanya seputar brand- brand ternama, perusahaan, dan hal hal yang asing sekali bagiku.

Sedangkan aku, apa yang aku kenakan hari ini adalah barang termahal yang pernah aku beli seumur hidupku. Tapi bagi mereka ini Cuma seperti barang bekas. Aku menundukkan kepala, berharap tidak akan ada orang yang menyapaku. Tapi mataku tidak berhenti terkagum ketika aku menginjakkan kakiku di loby sekolah. Rasanya seperti memasuki hotel mewah.

Interior yang luar biasa, seperti memasuki sebuah istana dengan gaya victoria modern. Lukisan lukisan ternama bahkan juga terpasang rapi di dinding loby. Tangga dengan sepuhan emas melingkar seperti tak berujung. Mataku mengekori tangganya hingga ke lantai ujung yang hanya terlihat seperti lubang cahaya.

"Hai cantik. Anak baru ya?"

Aku tersentak dan menoleh kearah suara yang sapaannya memang ditujukan padaku. Seorang cowok tinggi berwajah manis dengan fashion yang sangat keren bersandar di tangga sambil menatapku.

"Kau pasti anak barukan? Siswa disini tidak akan memandang ruangan sampai seperti itu," ujarnya padaku seraya berjalan kearahku. Aku masih sedikit terpana. Matanya terasa tajam tapi senyumnya manis sekali. Astaga, apa setiap hari aku akan melihat pemandangan indah seperti ini? Rasanya aku jadi gila karena sekolah ini isinya manusia tampan dan cantik.

" Hei kau dengar aku? " dia melambaikan tangannya tepat didepan wajahku. Aku mengerjap.

"Ah iya. Aku baru pertama datang kemari, karena aku terlambat masuk ajaran baru sepertinya. Aku baru menerima undangan beasiswaku"

"Ahh.. Jadi kau anak beasiswa ya. Ayo kuantar ke ruang guru. Ngomong - ngomong namaku Lucas, aku wakil osis. Namamu siapa?"

"Aku Tzuyu. Terima kasih sudah mau mengantar," aku berjalan mengikutinya. Aku merasa lega karena kelihatannya dia ramah. Bahkan berbaik hati mengantarku keruang guru.

7 Heirs Of Zenn ( PINDAH Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang