Chapter 18 [ Sebuah Rahasia & Kecelakaan]

403 33 19
                                    

PLAK!

Bunyi tamparan terdengar menggaung saat Ketua Kim Soo Hyun menempeleng pipi putranya dengan marah. Taehyung tertunduk dengan wajah mengeras, pipinya terasa panas dan memerah. Belum lagi hatinya yang merasa sakit dan terluka. Sudah lama sejak terakhir kalinya Taehyung merasakan tamparan ayahnya, dan rupanya pria paruh baya itu sekarang sedang tidak bisa menguasai emosinya sendiri. Dia menatap marah pada putra pertamanya itu yang kini masih tertunduk dihadapannya.

"Apa yang sedang kau pikiran Tae? Kau gunakan untuk apa otakmu itu? Berani sekali kau mempermalukan ayah didepan Kim Jun Myeon? Dan berani sekali kau memperlakukan Jennie seperti itu. Itu semua demi apa? Demi gadis pelayan rendah itu?"

"KETUA!!!"

Nyonya Yoona yang juga berada diruangan itu langsung berdiri tegak saat mendengar ucapan suaminya yang sudah dia anggap melewati batas. Matanya menatap nanar pada pria yang sedang dikuasai penuh oleh emosinya. Wanita itu tahu persis siapa suaminya, namun dia tidak pernah menduga orang yang selalu dihormatinya itu mengucapkan kata-kata yang secara tidak langsung merendahkan harga dirinya dan juga istrinya.

"Apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan?" tegas wanita itu lagi. Sedangkan Ketua langsung menundukkan kepalanya, masih dengan nafas yang berderu karena amarah.

"Aku tahu kau marah, tapi tolong kontrol emosi dan perkataanmu itu!" lanjut Nyonya Yoona sambil menatap lekat pada suaminya.

Ketua tampak mengusap wajah dengan kasar lalu kembali memakai kacamatanya. "Maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu harus bicara apa lagi padanya? Aku tidak tahu apa yang ada dipikirkan anakmu itu, apa yang dia pikirkan untuk masa depannya? Coba sekarang kau saja yang bicara padanya." lanjut Ketua dengan nada suara yang terdengar pasrah. Pria itu duduk menghadap jendela masih berusaha untuk menenangkan hati dan pikirannya.

Nyonya Yoona tampak mendesah. Dia menghampiri Taehyung dan mengusap pipi putranya dengan lembut. Namun Taehyung langsung menepis dan membuang mukanya dengan gerakan kasar. Melihat itu Nyonya Yoona tidak bisa menyembunyikan luka diwajahnya, tapi dia menutupi dengan senyum hangatnya seperti biasa.

"Tolong maafkan ayahmu," bisiknya pelan. Namun Taehyung masih tak bergeming dan enggan menatap ibunya. Nyonya Yoona beranjak dan menghampiri ketua yang masih duduk menghadap jendela. Wanita itu mengelus pundak suaminya dengan lembut.

"Kau memintaku untuk mengatakan itu pada Taehyung bukan? Tapi...." Nyonya Yoona berhenti sesaat. "Pertanyaan itu bisakah kau tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang dulu kau pikirkan saat ayah mertua menanyakan hal yang sama padamu?"

Ketua melirik pada istrinya yang tampak menatap intens padanya. Pria itu tidak pernah memikirkannya bahwa segala hal yang ia anggap yang terbaik ternyata berbanding terbalik dengan kenyataannya. Jika dipikirkan apakah ini sebuah karma atau pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya itu sepertinya memang benar. Dia tidak pernah menduga bahwa jalan hidup putranya juga akan sama dengan jalan hidupnya sendiri. Mungkinkah ini yang dulu pernah dirasakan oleh ayahnya? Ketua tidak mau menganggap apa yang dulu ia lakukan adalah sebuah penyesalan. Dia mencintai istri dan anak-anaknya, namun ia juga tidak ingin Taehyung ataupun Mingyu mengambil jalan hidup yang sama dengannya.

Ketua menghela nafasnya sesaat lalu bangkit dari duduknya. Dia menatap wanita yang selalu dia anggap paling cantik itu dengan mata hangatnya.

"Aku tahu, dan aku tidak menyesal. Tapi, aku tidak ingin anakku hidup dalam penderitaan dan kesusahan..."

"Darimana ayah tahu bahwa aku akan menderita?" sela Taehyung yang sejak tadi masih berdiri mematung ditempatnya. Dia tahu semua kisah ayah dan ibunya, dan dia sendiri tidak pernah berpikir akan mengikuti apa yang dulu ayahnya lakukan. Yang dia ikuti hanya kata hatinya, namun siapa yang tahu bahwa hatinya akan berlabuh pada seorang gadis pelayan kerajaan sama seperti ibunya.

7 Heirs Of Zenn ( PINDAH Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang