Malam ini Diva sedang makan malam bersama keluarganya. Setelah selesai dengan kegiatannya Diva pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
Tiba-tiba
Gerald is calling
"Ngapain sih ni anak?" Diva malas menjawab telepon dari Gerald. Dia berusaha menghiraukannya. Akan tetapi handphonenya tak berhenti berbunyi.
"Ngapain sih Rald. Gue males berurusan sama lo. Seharian ini gue udah mikirin lo terus pusing gue tau ngga?" Diva bermonolog dengan dirinya sendiri sampai akhirnya dia menghirup napas panjang dan memutuskan untuk menekan tombol hijau dibayar handphonenya
"Lo lagi ngapain sih ? Lama banget ngangkatnya? Woiiii Div. Lo denger gue ngga sih?" Gerald terus mengomeli Diva
"Berisik banget lo. Ngapain sih nelpon gue? Ngga ada kerjaan lo ya"
"Gue mau ngasih tau sesuatu nih penting banget Div"
"Apaan?"
"Minggu depan kan ada ulangan Bu Sovia. Pokoknya lo harus lulus ya nanti jangan malu-maluin gue"
"Hmmm iya-iya"
"Gue serius Div. Soalnya gue ngga bisa belajar bareng lo beberapa hari kedepan, soalnya gue juga mau persiapan basket nih. Tapi sehari sebelum ulangan gue usahain deh ya"
"Hmmm iya"
"Jangan iya iya aja . Belajar yang bener. Gue tutup ya ! Byeee Div. Have a nice dream"
Tutttt
Telepon tertutup sepihak."Have a nice dream? " Apa Diva tidak salah dengar. Mengapa Gerald selalu melakukan hal yang membuat Diva selalu memikirkannya. Sudahlah Diva lelah lebih baik dia beristirahat.
Keesokan harinya.
"Dah Pa ! Hati-hati ya" ucap Diva sambil menambaikan tangannya ke arah papanya
"Bye sayang. Papa pergi dulu ya" jawab sang ayah dari dalam mobil
Setelah mobil sang ayah berlalu meninggalkannya. Diva memutuskan untuk segera memasuki kelas.
Sesampainya dikelas
"Brukk !!"
Setumpuk buku tebal dihadapan Diva berhasil membuyarkan lamunannya.
"Nih buku-buku yang harus lo pelajarin seminggu ini" Ucap Gerald sambil menunjuk buku dihadapannya
"Apa? Sebanyak ini Rald? Gue ngga mau"
"Ohh yaudah kalo ngga mau. Gue tinggal aduin Bu Sovia aja kalo gitu"
"Ngancem terus bisanya"
"Gimana? Mau ngga nih?"
"Iya-iya mau" ucap Diva dengan nada malas dan sedikit terpaksa
"Nah gitu dong ! Semangat belajarnya yaa!"
Diva POV
Aku meletakkan setumpuk buku tebal berisi kumpulan rumus fisika yang diberikan Gerald tadi pagi. Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah Gerald selalu membaca buku sebanyak ini setiap hari. Apa dia tidak lelah?. Ahh sudahlah mengapa aku selalu memikirkan Gerald.
Aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bergegas ingin beristirahat. Entahlah aku tidak sanggup melihat kasur dikamarku ini rasanya ingin segera berbaring dan pergi ke alam mimpi. Baru saja ingin memejamkan mata. Gerald kembali menghubungiku Ohh ya Tuhan. Tidakkah dia memberiku sedikit waktu untuk beristirahat. Aku menekan tombol hijau dilayar ponselku dengan malas.
"Diva gimana?"
"Udah belajar?"
"Bukunya jangan lupa dibaca"
"Belajar yang bener Div"
"Semangat ya belajarnya"
Hampir 1 minggu berlalu. Gerald selalu menghubungiku hanya untuk mengucapkan kata-kata itu. Mengherankan bukan? Mengapa dia begitu peduli padaku?Atau ini hanya perasaanku saja? Ku harap tidak. Ku harap dia memang benar-benar peduli padaku.
Tbc
Jangan lupa voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku , Kamu dan Dia yang kamu cinta ( ON GOING )
Teen Fiction-Divanya Sesilia Reputri Level terbodoh saat mencintai adalah ketika aku merasa kalau kamu juga mencintaiku. -Gerald Satya Yowanda Karena aku tidak bisa memilih kepada siapa hati ini akan berlabuh. -Arizka Arta Wijaya Pengorbanan yang dia lakukan me...