Berhentilah untuk peduli.
Aku tidak ingin benar-benar jatuh hati
-Diva-Diva menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan soal-soal sulit yang akan dia hadapi besok saja sudah membuatnya pusing. Ditambah lagi Gerald, lelaki itu selalu saja membuat Diva bingung dengan sikapnya. Lihat saja hari ini Gerald menemani Diva dari pagi sampai malam. Dia bahkan rela tidak latihan basket bersama timnya tadi sore. Sebenarnya Diva sudah menyuruhnya pulang akan tetapi laki-laki itu menolak dengan alasan dia akan pulang setelah mama Diva sampai dirumah.
Karena di luar hujan deras mama Diva pulang terlambat. Alhasil Gerald baru pulang dari rumah Diva pukul 7 malam itu pun karena Gerald memaksa padahal mama Diva tidak mengizinkannya pulang sampai hujan reda.
"Ihhhh Diva ngapain sih mikirin Gerald terus. Udah fokus dong fokussss" Diva merutuki dirinya sendiri sambil kembali mengingat rumus.
Diva menyerah, bayangan Gerald tidak berhenti menghantuinya.
Flasback off
Di ruang Bu Sovia
"Diva kamu sudah tahu kan besok adalah hari ujian di mata pelajaran saya. Saya beri kamu penawaran kalo kamu bisa lulus ujian besok kamu tidak perlu privat dengan Gerald lagi. Bagaimana?" Ucap Bu Sovia menatap Diva dan Gerald bergantian
Diva melihat ke arah Gerald. Gerald tersenyum dan meyakinkan Diva untuk setuju dengan penawaran Bu Sovia. Diva berpikir sejenak, bukankah bagus jika Diva berhenti Privat dengan Gerald itu mungkin akan membuat mereka kembali jauh seperti dulu.
"Iya Bu saya akan berusaha" ucap Diva sambil tersenyum
Setelah keluar dari ruangan Bu Sovia. Gerald tidak henti-hentinya memberi semangat pada gadis itu.
"Lo pasti lulus okee"
"Lo bisa gue yakin"
"Semangat Divaaa"
"Gue pasti bantu lo"
Diva tersentak dari lamunannya. Oh Tuhan mengapa perasaan Diva berubah? Bukankah tadi siang dia menerima penawaran Bu Sovia. Dan apa sekarang? Mengapa rasanya Diva tidak ingin lulus saja?
Drtttt
Handphone Diva bergetar. Ada pesan yang baru saja masuk, sebenarnya Diva enggan membacanya tapi saat dia melihat pengirimnya adalah Gerald dia pun bergegas membaca pesan itu.
Gerald
Div udahan gih belajarnya. Gue tahu lo capek, seharian ini juga udah belajar. Lo istirahat aja. Gue yakin kok lo bisa.
Good Luck😊❤Oh Tuhan apa ini? Stiker saja sudah membuat tembok pertahanan di hati Diva runtuh.
Diva meletakkan handphonenya ke atas meja. Memejamkan matanya seraya meyakinkan diri untuk melakukan yang terbaik di ujian besok, semua ini Diva lakukan untuk Gerald agar laki-laki itu tidak kecewa
Keesokan harinya
Kertas jawaban dan soal sudah dibagikan. Diva melihat ke arah Gerald sebelum membaca soal. Gerald tersenyum sambil menunjukkan gerakan fighting💪 pada Diva. Diva juga tersenyum. Dia melihat ke arah Gerald lagi. Lelaki itu sedang mengerjakan soal dihadapannya dengan santai.
Diva membaca soal dengan serius. Waktu terus berjalan, tak terasa sebentar lagi ujian akan berakhir. Dan Gerald? Lelaki itu selalu memperhatikan Diva selama ujian. Gerald yakin Diva pasti lulus saat melihat usaha yang dia lakukan.
Kring kring
Bel berbunyi pertanda ujian telah berakhir. Semua siswa sudah mengumpulkan kertas jawaban mereka kedepan. Sedangkan Diva? Gadis itu masih sibuk dengan soalnya pertanda bahwa dirinya belum selesai mengerjakan soal. Diva menyerah, dia mengumpulkan kertas jawabannya dengan wajah yang lesu setelah itu dia kembali duduk ke mejanya dan membenamkan wajahnya yang sedikit kecewa.
Gerald yang melihat Diva pun langsung menghampiri Diva
"Udah ngga usah lesu gitu lo pasti lulus kok"
Diva perlahan mengangkat wajahnya
"Udah senyum. Lo jelek tau ngga begini" ucap Gerald sambil merapikan rambut Diva yang sedikit berantakan dan meletakkannya kebelakang telinga.
"Modus lo" ucap Diva sambil membuang tangan Gerald dari wajahnya.
"Ya maaf" Gerald memegangi tangannya yang baru saja ditepis Diva
Tak lama kemudian mereka berdua tertawa bersama
Kring kring
Bel masuk sudah berbunyi sebelum Diva dan Gerald sempat membeli makanan.
"Bel istirahatnya 2 kali ya Rald?" Tanya Diva tanpa perasaan bersalah.
"Ituu bel masukkan Divaaa, mana gue belum makan lagi. pokoknya lo temenin gue makan pulang sekolah nanti"
"Ngga mau"
"Harus mau, ini semua kan gara-gara lo"
"Kok gue? Kan lo sendiri yang kesini nyamperin gue"
"Ya iyaa emang gue yang nyamperin lo, tapi itu semua kan gue lakuin karena gue peduli sama lo"
"Bu Selvi otw" teriak salah satu siswa dari luar kelas
Gerald yang mendengar teriakan tersebut pun langsung pindah duduk ke mejanya yang terletak di belakang.
Diva terdiam beberapa saat setelah mendengar ucapan Gerald.
"Peduli? Berhenti untuk peduli. Aku tidak ingin benar-benar jatuh hati" ucap Diva dalam hati.
Tbc
Jangan lupa voment!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku , Kamu dan Dia yang kamu cinta ( ON GOING )
Teen Fiction-Divanya Sesilia Reputri Level terbodoh saat mencintai adalah ketika aku merasa kalau kamu juga mencintaiku. -Gerald Satya Yowanda Karena aku tidak bisa memilih kepada siapa hati ini akan berlabuh. -Arizka Arta Wijaya Pengorbanan yang dia lakukan me...