Come To Me

1.5K 127 7
                                    


Mohon diberikan kritik dan dukungan dengan votment yaah

Happy Reading

~°~°~°~

Aku hanya terdiam menatapnya lekat, dalam hati aku memikirkan kata-kata yang kukatakan tempo hari, membuatku tertawa terbahak-bahak memikirkan betapa bodohnya aku.

"Tuan Huang Renjun"

"Iya, Jeno"

"Aku mencintaimu"

".... Jeno-ya"

Setelah aku mengungkapkan perasaanku, dia tergagap dan langsung pergi berlari, entah apa yang ada dipikirinnya sekarang.

****

Aku selalu senang bisa melihatnya, setelah kejadian itu aku bersyukur dia tidak mengusirku menjauh, karena aku tak sanggup jauh darinya.

"Jeno-ya,  setelah ini kita akan pergi kemana" tanyanya sambil membaca suratnya.

"Berkunjung kerumah calon mertua anda Tuan" ucapku lantang.

Ia terlihat gusar, "Apa pertemuan ini tidak bisa diundur sama sekali?" ucapnya sambil meremas kedua tangannya cemas.

"Sayangnya tidak Tuan, ini sudah kedua kalinya anda menolak pertemuan ini"

"Aku tidak menginginkan ini semua, kau paling tahu itu bukan" ia menatapku dengan sendu.

Aku mulai mendekatinya dan memeluknya erat, ia pun membalas pelukanku tak kalah erat.

"Aku mohon tenanglah, aku selalu bersamamu, aku berjanji akan selalu melindungimu, renjunku"

"Jeno-ya, aku tidak mau berpisah denganmu hiks hiks hiks" tangisnya pun mulai pecah.

"Aku juga tidak mau berpisah denganmu, akan kulindungi senyumanmu" kuhapus air matanya dan kucium keningnya.

****


Datanglah padaku, datanglah padaku sekarang juga. Itulah yang berputar di otakku sekarang. Berharap dia datang padaku dan meninggalkan pemberkatan di gereja itu. Aku terduduk dan terus berharap.

"Lee Jeno!!" teriakan itu membuatku tersadar dan menoleh menatap cintaku.

"Renjunie" ucapku bahagia, berlari dan memeluknya erat.

"Aku memilihmu, aku ingin bersamamu" ucapnya serius.

"Mulai sekarang letakkanlah kepercayaanmu ditanganku, sayang aku akan menjadi matamu" ucapku dengan senyuman bahagia.

****

Pemandangan menyejukan terlihat dimataku, ketika kami. Ya aku dan istriku Huang Renjun sampai di kampung halamanku.

"Wah, tempat ini sangat indah dan nyaman, aku iri kau lahir disini dan menikmati hidup selama 18 tahun hidupmu" gerutunya sambil merenggut sangat mengemaskan.

"Iya, aku bersyukur ini kampung halamanku kkkk, sekarang ini akan jadi rumahmu juga sayang" colek dagunya.

Setelah kami memutuskan kabur bersama, kami langsung mencairkan tabungan masing-masing dan menjadikannya satu. Sebenarnya ini ide yang cukup matang yang ku buat. Aku membeli rumah yang nyaman untuk kami berdua.

"Rumah kita menjadi 2 yah, wahh suamiku sangat hebaaat" serunya lalu mencium pipiku.

"Hanya untukmu, aku menyiapkan semuanya demi kebahagiaanmu" aku menatapnya dalam.

"Kau tahu, padahal aku sudah siap untuk hidup susah bersamamu" ia pun menatapku dalam.

"Saat aku bersamamu, itu menjadi dunia yang sama sekali berbeda" ku cium bibir manisnya itu.

~°~°~°~

Aku tersenyum melihat sebuah kertas yang sudah ku simpan sejak lama, itu surat kecil yang terdapat gambarnya. Aku suka menggambarnya saat aku masih jadi asistennya.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu? Dan apa yang sedang kau liat itu?" renjun mendekat dan menatapku penasaran.

"Kau ingin melihatnya? Lihatlah dan kau akan terkejut" kuberikan surat itu kepadanya.

bahkan jika kegelapan memenuhi malam
Aku akan mengumpulkan bintang-bintang dari tepi langit dan memberikannya kepadamu
Bahkan jika perasaan sedih membuatmu menangis berulang kali
aku akan merangkul moment itu - surat jeno

bahkan jika kegelapan memenuhi malamAku akan mengumpulkan bintang-bintang dari tepi langit dan memberikannya kepadamuBahkan jika perasaan sedih membuatmu menangis berulang kaliaku akan merangkul moment itu - surat jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sketsa yang digambarkan oleh jeno.

"Wah kau menggambarku secara diam-diam, aku terkesan pada pengagum rahasia favoritku ini" renjunku tersenyum cantik dan aku sangat bahagia karena aku alasan dia tersenyum.

"Iya sekarang pengagum rahasiamu itu adalah suamimu" kutangkup wajah dan kucium bibir merahnya dengan lembut dan penuh perasaan.

"Aku sangat mencintaimu Lee Renjun"

"Aku juga sangat mencintaimu Lee Jeno"

"Eomma, appaaaa kaliaaan sedang apa?"

Terlihat dua balita berdiri dengan mata berkedip bingung menatap kedua orang tuanya.

"Ahh baby Gualin dan Jisung sudah bangun, sini ikut eomma untuk mandi pagi" sang ibu gugup langsung mengalihkan perhatian kedua anaknya.

"Ahh iya sekarang kalian mandi bersama eomma, setelah mandi akan appa siapkan masakan yang enak untuk kalian" seru sang ayah.

"Wahhh baiklaaah ayoooo jisung kita mandi bersama eomma" seru gualin semangat.

"Iya iya akuu tak sabar makan masakan appaaa pasti lezaat, yang sampai kamar mandi lebih dulu akan dapat porsi besar" seru jisung sambil berlari ke kamar mandi.

"Jisuuung kauu curaaaang, lihat saja aku yang akan menang" seru gualin ikut berlari kencang.

"kkkkkkk, mereka semakin besar yah, aku tak menyangka akan bisa sebahagia ini" ucapnya sambil menatap kedua anaknya yang berlarian.

"Aku bersyukur tuhan memberiku kemampuan untuk membahagiakanmu, aku sudah berjanji dan aku akan menepati janjinya sampai aku mati" janjiku sambil menatap Renjuku dalam.

"Aku juga bersyukur pada tuhan karena aku memilihmu walaupun aku harus mengorbankan keluargaku, aku tak menyesal Jenoku" rasanya bahagia mendengar ucapannya.

Terimakasih tuhan telah memberikan jalan terindah untuk hidup kami, aku akan menjaga karuniamu sampai aku mati. - Jeno


Mohon kritik dan sarannya, votment yaah aku butuh dukungan kalian guyys.

-tokki sonyeo-

A Little Story Of NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang