Paper Boat

2.8K 150 32
                                    

Di hamparan laut biru membentang terdapat sebuah perahu kertas yang berlayar tanpa takut ombak menghancurkannya. Terlihat pemuda manis berdiri dan terus memandang laju jalannya perahu kertas yang baru saja dia layarkan.

"Aku berharap seperti perahu kertas itu, cintaku bisa terus berlayar tanpa takut terkena ombak"

****

Di pantai berpasir putih dengan laut berombak bergoyang dengan seirama. Dua anak adam terlihat saling bercengkrama sambil membuat perahu kertas. Mereka terlihat sangat manis dan bahagia.

"Jeno-ya~" panggilan manis itu membuat pria bermata bulan sabit itu menoleh menatapnya.

"iya renjun, ada apa hemm" sambil tersenyum ia mengelus-elus pipi chubby itu.

"Kau tau alasan aku selalu membuat perahu kertas ini?"

"Karena kau suka membuat origami" menjawab sambil mengerutkan dahinya.

"Bukan karena itu jeno" kepalanya menggeleng sambil memanyunkan bibirnya.

"Lalu apa kalau bukan itu?" menatap penasaran sahabat manisnya.

"Sebenarnya perahu kertas ku ini terdapat isi hatiku pada orang yang ku cintai, aku selalu menulis surat cinta untuknya" tangannya dengan mahir terus membuat origami berbentuk perahu.

"Hahh, kenapa aku tidak pernah tahu, aku tidak pernah melihat tulisan apapun di kertas origamimu" menatap sahabatnya penasaran.

"Jadii kau selalu membuka hasil origami yang ku buaaat yahh, kau benar-benar menyebalkaaan" mulai memukul badannya sahabat kecil.

"Injuniiie tolong ampuniiii" mencoba menahan tangan si mungil.

"Origami mana saja yang sudah kau baca haahhh" ucapnya geram sambil menatap tajam.

"Ahhh ampuuun injuuun, aku baru membaca satuuu sajaaa sungguh" ucapnya sambil terkekeh.

"Awas jika kau berbohong yaaahhh" pria manis itu pergi sambil membawa seluruh origami nya.

"Aku membacanya satu renjunie, kuharap kau mau berkata jujur padaku" jeno berbisik sambil tersenyum tipis.

~°~°~°~

Angin laut terus berhembus menyentuh kulit pemuda manis itu. Pemuda itu terus menatap lurus ke arah ombak yang menari-nari di lautan dengan indahnya.

"Aku sedang menyukai seseorang, tapi kurasa orang itu tidak menyukaiku, jadi aku hanya bisa membuat perahu kertas ini dan mengirimkannya ke lautan" sambil melayarkan perahu kertasnya.

"Aku sedang ketakutan jeno-ya, aku takut kehilangan dirimu dalam hidupku" ucapnya sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sedang ketakutan jeno-ya, aku takut kehilangan dirimu dalam hidupku" ucapnya sambil menangis.

****

"Renjun, kau tau aku sedang dekat dengan gadis cantik pendatang baru itu, kauu tau sepertinya aku mulai tertarik padanya, bagaimana menurutmu apa aku cocok dengannya" jeno bercerita dengan riangnya.

"Eughh, kalian sama-sama menarik jadi kalian... kurasa kalian c-cocok" ucapnya terbata dan hanya menunduk.

"Kau terlihat tidak bersemangat belakangan ini, kau kenapa renjun?" jeno bertanya sambil menatap cemas.

"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit patah hati saja" jawabnya sambil tersenyum masam.

"Apa, siapa yang berani membuat renjunku bersedih biar ku beri pelajaran diaaa" dahinya berkerut menahan emosi.

"Haruskah aku mengatakan padamu jeno-ya, orang itu adalah dirimu" sambil menatap sendu jenonya.

Kemudian jeno menangkup wajah renjun. Mengelus-elus pipinya dengan lembut dan terus menatap mata indah itu dalam.

"Kenapa kau tidak mau berkata jujur padaku? Katakan yang sejujurnya padaku" ucapnya sambil menatap serius.

"Jeno-ya" air mata itu mulai mengalir di pipi indah itu.

"Renjunie, kauu kenapa?" dihapusnya air mata yang terus mengalir itu.

"Bolehkah aku mencintaimu, sahabatku sendiri"

"Kuharap tiada lagi yang mampu berdiri menghalangi rasaku, cintaku padamu jeno-ya"

"Akhirnya" menatap dengan tenang.

"Hahh" menatap jenonya terkaget.

"Akhirnya kau berkata jujur padaku renjunku" dipeluknya renjun erat.

"Aku mengizinkanmu untuk mencintaiku karena aku juga mencintaimu Huang Renjun" ucapnya lantang diiringi senyum manis.

~°~°~°~

Di pinggir pantai terlihat pemuda tampan menatap sendu pria manis yang baru saja pergi itu. Setelah dirasanya pantai sudah legang, ia pun berenang untuk mengambil perahu kertas yang baru saja dilayarkan sahabat manisnya.

Sesampainya di tepian, dia dengan perlahan membuka perahu kertas yang telah dia ambil di tengah ombak laut. Walaupun tulisannya sudah mulai pudar tapi dia masih dengan bisa membaca isi surat itu. Di bacanya surat itu dengan serius.

"Aku membuat surat cinta ini untukmu sahabatku yang kuharap bisa menjadi teman hidupku Lee Jeno, kau tau aku sangat mencintaimu dari pertama kali kita bertemu, aku sudah merasa kau akan menjadi porosku, yah itu yang ada dipikirinku, entah bagaimana dirimu terhadap ku, kuharap cintaku terbalaskan"- isi surat pertama renjun.

Pemuda Lee itu tersenyum manis hingga memperlihatkan mata bulan sabitnya yang indah.

"Aku juga mau menjadi teman hidupmu renjuna, yah cintamu terbalas sahabat abadiku, cintaku"

"Kau tau Lee Jeno, aku selalu bisa melihatmu bahkan dengan jarak ribuan kilometer, karna kau terlukis dan tersimpan dengan baik dalam hati dan pikiranku, hi lee jeno i love you so much"- isi surat kedua renjun.


"Aku lebih mencintaimu Huang Renjun, sangat mencintaimu" bisiknya sambil tersenyum teduh.

The End

Okay ff ini terinspirasi gara-gara aku dengarin lagu Perahu Kertas dari Maudy Ayumda, I hope you like it dan votment please guuys.

-tokki sonyeo-

A Little Story Of NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang