PERTEMUAN KEDUANYA

639 152 6
                                    

Kim Nara berlari dengan tergesa-gesa melihat jam ditangannya menunjukkan pukul delapan.

"Bruk!! "

Kim Nara tak sengaja menabrak seorang namja yang sedang berjalan santai. Ia langsung menatap namja itu.

"Jeosonghamnida aku tak sengaja, " ucap Kim Nara pelan.

Kim Nara langsung berdiri, dan melangkah pergi meninggalkan seorang namja yang masih tertegun dibelakang Kim Nara.

"Tunggu, " panggil namja itu.

Kim Nara menghentikan langkahnya, memutar badannya kearah namja itu.

"Nara, ternyata cepat sekali kau melupakanku, " ucap namja itu dengan tersenyum.

Kim Nara hanya bisa terdiam, ia tak menyangka dengan kehadiran seseorang dimasa lalunya.

Kim Nara menatap namja itu, "Apa yang kamu inginkan Soobin. "

Namja itu menatap manik mata Kim Nara, "Aku tak menginginkan apapun darimu, karena aku tau perasaan itu telah hilang ditelan waktu. "

Ruangan terasa senyap tak ada pembicaraan lagi di kedua belah pihak.

"Dokter!!..." panggil suster melepas senyap.

"Ada apa? " tanya Choi Soobin dengan cekatan.

"Tadi anggota polisi menemukan mayat perempuan berumur kurang lebih enam puluh tahun, di duga pembunuhan terjadi tadi pagi, karena keadaan mayat masih utuh, polisi menyuruh untuk mengotopsi mayat tersebut, " jelas suster itu.

"Jadi sekarang mayat itu ada dimana?" tanya Kim Nara.

"Kemungkinan mayat itu masih berada di perjalanan menuju sini, " jawab perawat itu.

Choi Soobin menatap Kim Nara, "baiklah mari kita tunggu di depan. "

Tak lama kemudian terdengar suara sirine ambulans yang mendekat.

"Mungkin itu ambulansnya,"
Kim Nara berlari menuju ambulans itu, dan membuka pintunya.

"Eomma!!..." seketika tangis Kim Nara pecah, saat melihat eommanya dengan wajah pucat pasi tak bernyawa.

Bibir Kim Nara terasa kaku tangisnya pecah.

"Tak, tak mungkin, ini bukan eomma, " kata-kata Kim Nara berlari dari kenyataan.

Seketika itu Kim Nara pingsan.

"Suster, tolong bawa mayat ini ke ruang otopsi. "

Choi Soobin menatap Kim Nara yang masih belum sadar. Kim Nara seorang yeoja yang ia cintai dimasa lalunya, dan mungkin ia masih mencintainya sekarang.

"Suster, tolong bawa dokter Kim ke ruang rawat."

Choi Soobin melangkah menuju ruang otopsi, karena dia masih mempunyai tugas disana.

Choi Soobin melihat seorang anggota polisi disana bernama Choi Yeonjun.

Choi Soobin mulai menyelidiki anggota badan mayat, satu persatu anggota badan ia amati.

"Tidak ada luka atau bekas cekik di tubuh mayat, " jelas Choi Soobin kepada polisi Choi Yeonjun.

"Tapi salah satu dari anggota polisi menemukan ganja saat mereka sedang memeriksa tempat kejadian tadi pagi. "

"Ganja? " jawab Choi Soobin heran, ia menatap wajah mayat itu, ia membuka mata mayat perlahan, terlihat sebuah keganjalan di dalam kasus ini.

"Kenapa mata mayat terlihat normal, jika ia mengonsumsi ganja pasti matanya akan cenderung berwarna merah, " fikir Choi Soobin.

"Bagaimana dokter Choi pendapat anda. "

"Maaf aku belum bisa menunjukkan kasus apa ini, karena aku belum mendapatkan petunjuk"

"Terduga kematian nyonya Kim Jo Hyun karena ia terlalu sering mengonsumsi ganja, karena kami menemukan sidik jari nyonya Kim Jo Hyun di botol obat yang ada di laci kamar nyonya Kim Jo Hyun. "

"Emm... Kalau seperti itu dengan bukti yang kuat, mungkin bisa jadi nyonya Kim Jo Hyun meninggal karena mengonsumsi ganja," jelas Choi Soobin sedikit ragu.

"Baiklah jadi kasus kematian nyonya Kim Jo Hyun telah selesai, kamsahabnida, telah membantu kami mengotopsi mayat ini. "

Choi Soobin meninggalkan ruang otopsi, ia melangkah menuju ruang rawat Kim Nara.

Choi soobin memandang Kim Nara. Ia rindu dengan Kim Nara seorang yeoja yang ia cintai.

Kim Nara membuka mata perlahan. 

"Soobin, " panggil Kim Nara dengan perlahan.

"Eomma, eomma ada dimana?"


Choi Soobin hanya diam.

"Eomma dimana!... Aku ingin bertemu eomma!..."

Kim Nara berteriak sambil berusaha melepaskan jarum infus di tangannya.

"Eomma dimana!..." teriak Kim Nara.

Choi Soobin langsung memegang kuat tangan Kim Nara yang terus meronta-ronta.

"Suster...! Suster...!Cepat kemari, bawakan obat bius. "

Suster datang membawa obat bius yang diminta oleh Choi Soobin.

Perlahan Choi Soobin mulai menusukkan jarum itu ke tangan kim nara, lama kelamaan obat itu mulai bereaksi membuat Kim Nara tertidur pulas.

Choi Soobin bernafas lega, ia memandang wajah Kim Nara yang sedang tertidur.

"Maafkan aku Nara, aku cuma ingin kau tenang. "

Choi Soobin My Perfect Oppa  {Complete}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang