4

1K 107 16
                                    

Jennie berjalan dipinggir jalan besar kota Seoul, masih dengan Hanbok yang ia kenakan dia terus berjalan tanpa tujuan.

Jennie terus berjalan di bawah Bintang dimalam hari, sambil terus memikirkan kata-kata seseorang sebelum ia tersadar tadi.

Jennie tidak yakin dia hidup kembali dimasa yang bahkan tidak pernah ia bayangkan bahwa korea akan semegah yang ada dihadapannya.

Orang itu berkata seperti ini sebelum ia bangun.
"kau sebentar lagi akan bertemu dengan takdir yang akan menentukan hidupmu"

Beberapa orang menatapnya aneh dan tak banyak juga yang menghiraukannya.

Orang itu juga sempat berkata bahwa ia masih berada di korea, tapi pada zaman yang berbeda dan orang itu meminta Jennie untuk cepat beradaptasi.

Tapi bagaimana bisa dia cepat beradaptasi disini?  Kota ini terlalu modern untuk Jennie yang kuno.

"apa orang korea sekarang tidak mengenakan Hanbok lagi?" pikirnya karena ia melihat semua orang memakai pakaian yang sangat berbeda dengannya.

Lalu ia teringat lagi dengan perkataan  seseorang didalam mimpinya.
"aku memberimu kesempatan. Ada tanda dipergelangan tanganmu agar kau tidak menghabiskan kesempatan itu"

Jennie memeriksa pergelangan tangan kanannya. Benar,  ada tanda disana.

"kau akan kehilangan satu tanda saat kau terancam mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"kau akan kehilangan satu tanda saat kau terancam mati.  Kau akan berhasil menyelesaikan tugasmu apabila masih ada sisa tanda pada tanganmu sampai waktumu habis setelah selesai melakukan tugas dan saat itu kau akan hidup kembali seutuhnya"  jelas orang itu panjang lebar.

Tiba-tiba kepalanya terasa pening.
Dan beberapa potongan adegan bermunculan di benaknya.
Adegan itu menggambarkan seorang namja yang tentu saja tidak ia kenal tengah meminum sesuatu lalu setelahnya orang itu meminta tolong.

Matanya terbuka, jantungnya berdegub.
"apa itu takdir yang orang itu katakan?" pikir Jennie.

"kalau begitu, aku harus mencarinya"

Tiba-tiba saja sesuatu mengocok perutnya yang kosong.
Jennie memeras perutnya yang mulai lapar itu.

"bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku mohon tahanlah sebentar" ucap Jennie sambil mengelua perutnya.

Jennie terus berjalan dibawah lampu malam di sepanjang pinggir kota Seoul, Jennie membiarkan kakinya membawanya tanpa tujuan yang jelas sampai ia berhenti tepat di sebuah gedung dengan pintu kaca yang tembus pandang.

Matanya menatap penuh arti,  karena ia melihat beberapa orang tengah memakan makanannya.
Iya,  dia berhenti tepat di depan restoran.

Jennie tidak menyangka hidupnya dimasa depan akan seperti ini,  padahal dulu jika ia lapar,  ia hanya perlu memanggil pesuruh dirumahnya lalu makan sudah siap.
Sekarang,  ia sudah persis seperti pengemis.

Your GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang