7

852 102 7
                                    


"bukankah ini disurga? Apa disurga juga ada acara festival? " tanya Jisoo kikuk.

"mworagoyo?" namja itu terkejut setelah mendengar pertanyaan Jisoo.

"begini.. aku juga tidak tahu sebenarnya ini dimana. Aku hanya bangkit dari kematianku, jadi aku pikir ini adalah surga"
Jelas Jisoo.

Namja itu menatap Jisoo.
"tidak mungkin" kata orang itu

"kenapa?"

Mereka berdua bertatapan untuk beberapa detik sebelum namja itu menjawab pertanyaan Jisoo.

"karena aku masih hidup dan belum pernah mati.  Jadi ini masih kehidupan di bumi" jelasnya.

"lalu.. jika ini bukan surga, maka aku sekarang ada dimana?" Tanya Jisoo.

"Seoul"

"Seoul?"

Mereka diam kembali.
Jisoo larut dalam pikirannya yang sibuk.
Orang itu bilang ini adalah Seoul,  dan ini masih kehidupan di bumi.
Jisoo jadi ingat kembali pada mimpinya itu.

"kau akan hidup kembali jika kau tidak terlibat dalam masalah hati dengan targetmu"

Benar,  Jisoo memang hidup kembali tapi bukan pada masa Joseon. Orang itu masih berbicara bahasanya, apakah mungkin ini adalah masa depan?

Tidak mungkin!.

"jadi, apakah orang ini yang di maksud target di dalam mimpiku itu? "
Batin Jisoo.

"aku tidak percaya kau bangkit dari kematian" kata Namja itu dengan ekspresi meragukan Jisoo.

"Nado~ aku juga tidak percaya,  tapi memang itu kenyataannya"

"kau seharusnya kembali kerumahmu. Bukannya kemari, aku akan mengantarmu pulang"
Namja itu maju selangkah.

Jisoo tersenyum lalu mengucap pelan jadi hanya dia sendiri yang bisa mendengar suaranya.
"mengantarku pulang?  Bagaimana bisa?"

"aku tidak punya keluarga, rumah juga tidak punya. Apalagi uang" ungkap Jisoo.

Namja itu menatapnya lagi.
"lalu kau mau kemana?"

Jisoo tersenyum lagi mengingat nasibnya ini.
"entahlah,  hanya akan tersesat dan terus berjalan-jalan saja sampai aku menemukan cara untuk pulang"

"aku bisa mengantarmu pulang" Namja itu menawarkan diri untuk mengantar Jisoo pulang tanpa tahu yang sebenarnya.

"tidak, kau tidak akan bisa mengantarku pulang" jawab jisoo cepat.

"waeyo?"

"karena Tempat tinggalku tidak akan bisa ditemukan meski kau mengantarku keliling dunia,  kau tidak akan menemukannya" Jelas Jisoo sambil menggelengkan kepalanya dan berbicara dengan kedua telapak tangannya yang bergerak gerak selagi menjelaskan.

Kini Jisoo mengerti keadaannya, hanya satu lagi yang akan ia pastikan.

Jisoo akan memastikan jika namja itu memang target dan juga takdirnya.

Namja itu diam lalu melangkah melewati Jisoo.
Namun ia berhenti  dan memutar menghadap Jisoo.
"kau benar"

Jisoo juga memutar tubuhnya, kini mereka berhadapan.
Jisoo diam sambil menunggu kelanjutan dari namja itu.

"jika saja tadi aku melakukannya,  dan jika saja kau tidak mencegahku...mungkin aku juga akan tersesat atau mungkin saja aku tidak akan bisa hidup kembali. Gomawoyo karena telah mencegah keputusasaanku" Namja itu tersenyum.

"aku tidak melakukan apa-apa karena itu sudah takdir bahwa kau tidak akan mati hari ini"
Jisoo tersenyum juga.

Mereka tersenyum.
"aku hanya penasaran apa kita bisa bertemu lagi?" tanya Jisoo.
"aku akan memastikan bahwa kau memang takdirku" jawab Jisoo pada batinnya.

"aku juga penasaran,  jika kita bisa beretemu lagi... Maka itu adalah takdir, karena aku sekarang percaya akan takdir itu" jawab Namja itu.

•••

Kim Jiwon bersandar pada sandaran kursi mobilnya,  tangannya sudah menggenggam stir kemudi.

"kenapa aku punya keinginan untuk mati sedangkan gadis itu ingin hidup kembali"  kini Jiwon merutuki kebodohannya sendiri.

Dengan cepat tanpa pikir panjang,  Jiwon melepas sabuk pengamannya lalu berlari keluar dari mobil menuju atap gedung lagi.

"kemana dia?"
Jiwon menoleh keseluruh sudut atap gedung namun ia tidak menemukan gadis itu.

•••

Kaki Jisoo berhenti tepat pada anak tangga terakhir.
"apa aku harus tidur agar aku mendapatkan petunjuk?  Ah, benar...petunjuk itu awalnya dari mimpi kan" kata Jisoo bersemangat.

Lalu Jisoo terduduk.
"baiklah aku akan mulai tidur sekarang" lalu Jisoo melipat kedua tangannya diatas lututnya.
Menenggelamkan kepalanya pada tangannya itu.

"ternyata kau disini"

Jisoo mengangkat kepala setelah mendengar suara berat dari seseorang.

Jisoo menatap orang itu dari bawah sampai ujung kepalanya.
"kau?"

"aku akan membantumu menemukan cara agar kau bisa pulang" Jelas orang itu.

"bagaimana caranya?" Tanya Jisoo yang langsung berdiri dengan cepat.

Namun Hanbok Panjangnya ini benar benar merepotkan karena ia tidak sengaja menginjaknya lalu tubuhnya terhuyung kedepan.

"uh..uhhh" ia refleks membuat suara seperti itu sebelum ia terjatuh.

Ia terjatuh,  namun bukan di lantai.
Tapi ia menubruk tubuh orang itu.

Namja itu menahan tubuh Jisoo.

Deg.. Deg
Aneh,  jantung Jisoo terasa aneh.
Ini tidak benar! 
Lalu Jisoo mendorong sedikit tubuh namja itu lalu ia sedikit menjauh dari namja itu.

"maaf" ucap Jisoo.

"tidak masalah" jawab namja itu singkat.

Mereka diam karena sangat canggung.

Mereka diam untuk beberapa detik sebelum Jisoolah yang membuka suara terlebih dahulu.
"jadi bagaimana caranya?" Tanya Jisoo.

"kau bilang tempat tinggalmu tidak akan bisa ditemukan meski aku mengantarmu keliling dunia,  kan"

"lalu?"

"pasti ada cara agar kau bisa kembali,  hanya saja kita belum tahu metodenya. Jika kau berhasil sampai kesini lalu kenapa tidak ada cara agar kau bisa pulang?  Pasti ada, kan"  Jelas orang itu.

Jisoo mengangguk menyetujui pernyataan namja ini.
"aku juga memikirkan tentang itu"

"mungkin jika kita terus bersama pasti nantinya kita akan menemukan caranya"  kata namja itu.

Jisoo tersenyum.
"jika kau ini memang takdir yang bisa membantuku untuk kembali, maka aku akan menerimanya"
Batin Jisoo.

"pertama,  aku akan membawamu kerumahku" 

"untuk apa?" Jisoo menjauh sedikit lagi karena ia takut namja ini punya niat buruk.

Namja itu menggeleng.
"mana mungkin kau berkeliaran dengan hanbok itu dan tentu saja aku tidak akan menangkapmu jika kau terjatuh lagi karena hanbokmu"

Jisoo terkekeh.
"kau benar"
.
.
.
.
.
To be continue

Your GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang