Epilog.

26 6 0
                                    

BERHUBUNG AKU LAGI SENENG, JADI DIPUBLISH LEBIH CEPAT😋

SENENG KENAPA MEMANGNYA?

KARENA NILAI RAPOTKU CUKUP  MEMUASKAN😁😚

Kalo nilai rapot kalian gimana? Memuaskan? Semoga Iya😁

HAPPY HOLIDAY😘

👻👻👻

Bel istirahat berbunyi, membuat Gadis langsung keluar kelas, dan menghampiri kelas Vino.

"Vinooo!" teriak Gadis--sembari berlari--saat melihat Vino dan Galih.

"Ada apa, Dis?" sahut Vino.

"Nih minum," ujar Galih saat melihat Gadis terengah-engah.

Lalu Gadis mengambil minuman yang diberikan oleh Galih.

"Thanks," Galih hanya mengangguk.

"By the way, lo ada keperluan apa? Tumben lo nyamperin si Vino, biasanya juga si Vino yang nyamperin lo," tanya Galih.

"Aku mau tanya sama kalian," sahut Gadis.

"Tanya apa?" sahut Vino.

"Kalian kenal--"

"Sst! Nanya-nya pas dikantin aja, sambil makan. Gua laper," ujar Galih. Vino dan Gadis hanya menggeleng pelan saat melihat Galih sudah meninggalkan mereka.

Sesampainya dikantin, Gadis, Vino, dan Galih langsung memilih kursi yang kosong. Seperti biasa, Galih langsung memesan makanan yang akan mereka makan. Iya iya lah, buat dimakan, masa buat dibuang! Percuma beli kalo gitu.

Saat Gadis dan Vino menunggu, Gadis langsung mengingat mimpinya kemarin. Dan membuka suara.

"Vin," sapa Gadis.

"Hm," sahut Vino.

"Aku mau tanya,"

"Apa?" sahut Vino.

"Kamu kenal sama Andini, Nabila, dan Nadia gak?" tanya Gadis. Vino menggeleng.

"Enggak. Emang kenapa?"

"Gapapa. Dan oya, kamu inget awal kita ketemu?" Vino menggeleng.

"Enggak," sahut Vino. Gadis menghela nafas.

"Emang kenapa?" tanya Vino, penasaran. Sangat!

"Kemarin aku mimpi, disekolah ini ada tiga cewek yang suka nge-bully aku. Nah, ketiga cewek itu namanya Andini, Nabila, dan Nadia. Terus mereka pernah nge-bully aku, bahkan bisa dibilang ngebunuh aku, tanpa sengaja. Ya, walaupun itu perbuatan Andini. Tapi, anehnya aku masih hidup, dan itu karena nenek-nenek yang punya kekuatan. Mereka bertiga bingung, sekaligus ketakutan pas ngeliat aku sekolah lagi," Vino hanya diam, menyimak dan mendengar. Kalo nyeritainnya sebelum tidur, pasti seru!

"Nah, dimimpi aku, aku itu orang yang gak suka bersosialisasi, dan cuma kamu dan Galih temen aku, satu-satunya. Dan kita ketemu karena aku gak sengaja nabrak kamu. Terus ke besokannya mereka bertiga tewas karena ulah nenek-nenek itu. Nadia tewas tenggelem, padahal dikelas dia yang paling jago renang, dan dia tenggelem gara-gara kakinya ditarik sama sosok tak kasat mata. Nabila tewas karena kecekik rambutnya sendiri yang digerakin sama sosok tak kasat mata, tapi pembantunya ngeliat kalo rambutnya digerakin sama si Nabila sendiri. Dan yang paling serem sih pas tewasnya si Andini. Soalnya..."

"Nih pesenan kalian," ujar Galih, sembari menyimpan makanannya dimeja. Dibawanya gimana? Ya pake nampan lah!

"Emang si Andini tewasnya gimana?" sahut Vino.

"Awalnya dia mau ngambil cemilan buat temen nonton, pas ditengah perjalanan dia muntah paku, dan kayu. Jumlahnya juga bisa dibilang banyak. Sebelum dia muntah, dia ngeliat sekelebat bayangan, pas sama dia cari bayangan itu gak ada. Pas dia udah muntah, dia ngeliat aku dibelakangnya. Dan aku juga ngeri ngeliat diri sendiri, soalnya serem banget. Nah, pas sosok aku lari nyamperin dia, sambil bawa piso, dia ngehindar. Pas dia nyari sosok aku, dia langsung jatuh karena kaget pas liat aku ada didepan matanya. Dan kepalanya kena paku yang tertancap dikayu." Sambung Gadis, lalu meminum minuman miliknya, hingga tersisa setengah.

"Haus Neng?" tanya Galih. Gadis mengangguk.

"Kalian lagi nyerita apa, sih?"

"Sumpah, gue gak inget kenapa kita bisa jadi bareng-bareng. Ingetan itu tiba-tiba hilang gitu aja diingetan gue." Sahut Vino, menanggapi cerita Gadis. Gadis mengangguk.

"Aku juga sama, dan aku tanya sama semua yang sekelas sama aku tentang mereka bertiga, jawabannya tetep sama. Yaitu gak tau. Dan saat aku tanya keguru juga, jawabannya sama." Sahut Gadis. Galih menggerutu karena merasa dikacangi, ia langsung memakan makanannya dengan kesal.

"Terus gimana?" tanya Vino.

"Sebenernya ceritanya aku potong, karena terlalu panjang. Didalem mimpi aku itu, kamu pernah nawarin buat nganter aku, tapi aku tolak. Dimimpi aku juga sebenernya aku hidup sendiri. Dan karena nenek-nenek yang punya kekuatan itu, aku jadi punya ibu. Yaitu ibu Karin. Terus kita juga tinggal dirumah nenek-nenek itu, yang sekelilingnya itu cuma pepohonan besar doang. Tapi, pas aku bangun, aku ada dirumah yang sekelilingnya itu rumah tetangga, dan depannya itu jalan, bukan dirumah nenek-nenek itu." Sahut Gadis.

"Mimpi itu juga serasa... Nyata." Sambung Gadis.

"Mimpi emang selalu kayak nyata Dis," sahut Vino yang saat ini akan memasukkan makanannya kedalam mulutnya.

"Tapi, aku kayak ngerasa sakit pas mereka bertiga jambak aku. Kan aneh," sahut Gadis, dan menyuapi mulutnya sendiri.

"Iya juga, sih. Tapi udahlah gak usah dipikirin. Lagian, itu cuma mimpi, kan?" tanya Vino. Dan Gadis mengangguk.

Benar kata Vino, itu cuma mimpi.

👻👻👻

Tamat.

Oalah, ternyata itu cuma mimpinya seorang Gadis, toh!

Ada yang pernah ngerasa kayak Gadis gak? Mimpinya serasa nyata? Kalo author sih pernah. Kalo kalian?

Gimana part ini?

Jangan lupa vote and komen ya!😚

Saran dan kritiknya mana nih? Boleh minta gak?

I love you♡

I love you too♡

By=Krysta_2106♡

Aku Tau Ini Bukan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang