Manusia berhati iblis.

40 8 0
                                    

"Lepasin!"

"Gak! Kita gak akan lepasin lo!"

"Nad, tolong ambilin guntingnya," sambung Nabila.

Nadia hanya mengangguk.

"Nih Bil." Ucap Nadia, sembari menyodorkan gunting nya.

"Kalian mau ngapain?! Lepasin!"

"Diem! Lo mau kita potong rambut lo atau leher lo?!"

"Aku gak mau ada yang dipotong! Lepasin!"

"Percuma lo mau teriak-teriak juga, kita gak bakal lepasin lo." Ucap Andini. Santai sekali.

"Tolooong! Tolooong!"

"Gak bakalan ada yang denger!" Sahut Nadia.

"Lebih baik lo mulai aja Bil, gak bakal beres-beres kalo ngedengerin ocehan ni anak." Suruh Andini, sembari menendang kaki Gadis.

"Aw!"

"Jangan! Aku mohon jangan!"

Rontaan Gadis tidak di dengar oleh Nabila. Nabila tetap melancarkan aksinya, yaitu memotong rambut Gadis.

Beruntung yang dipotong rambutnya bukan lehernya!

"Selesai." Ucap Nabila sembari membuang guntingnya kesembarang arah. Gadis hanya menangis.

"Wow! Bagus banget." Andini mengomentari. Mereka tertawa.

Sungguh, perbuatan yang sangat tercela. Sepertinya rambut Gadis sangat tidak pantas untuk dilihat.

Rambut nya yang panjang berubah menjadi tidak teratur. Sungguh malang nasibnya.

"Aduh, gue haus. Ada minum gak Bil?"

"Tuh, disana Nad." Jawab Nabila sembari menunjuk ke arah--kardus--yang dimaksud.

Nadia pun mengambil minumannya. Cuma air mineral.

"Lo haus Dis?" tanya Nadia pada Gadis.

Gadis hanya terus menangis sembari menunduk. Dia tidak ingin melihat mereka. Dia yakin tawaran itu hanya lah basa-basi.

"Nih gue kasih." Setelah mengucapkan itu, Nadia langsung meminum minuman nya. Dan berkumur-kumur, setelah itu...

Byuuur...!

"Tuh udah gue kasih. Gimana enak?" tanya Nadia. Ya, Nadia bukan memberi minuman pada Gadis, melainkan menyemburkan air yang sudah dipakai kumur-kumur olehnya (Nadia) ke wajah Gadis.

Mereka tertawa. Gadis? Hanya meratapi nasibnya. Sepertinya ia ingin mati saja. Percuma bila raganya hidup, tetapi roh di dalam jiwanya pergi entah kemana.

"Masih aus ya? Cup, cup, cup. Nih gue kasih lagi." Dan lagi. Nadia melakukan apa yang baru saja ia lakukan.

Mereka tertawa, lagi, lagi, dan lagi.

"Ehk, udah mau sore. Pulang yuk?" ajak Nadia.

"Yah, gue belum ngasih pelajaran apa-apa sama ni anak." Jawab Andini.

"Besok masih bisa, tenang aja. Ya udah yuk pulang!" Andini dan Nabila pun mengangguk. Saat Gadis hendak berdiri, tubuhnya tersungkur kebelakang, karena didorong oleh Andini dengan cukup keras.

Seketika mata Gadis melotot, tubuh nya kaku. Darah mengalir dikepalanya.

"Bangun! Woy bangun!" ucap Andini sembari menendang kaki Gadis.

Tidak ada jawaban, sampai...

"Aaaaaaaaaa!"

👻👻👻

Ciee, digantung.(

Jangan lupa vote dan komen:D

Boleh minta kritik dan saran nya?

I love you♡

I love you too♡

By=Krysta_2106♡

Aku Tau Ini Bukan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang