CHAPTER 1

6.3K 866 95
                                    

Langit tampak berbeda dari biasanya, biru gelap menjadi hidup karena bintang terlihat indah kemarin malam. Tetapi tidak untuk malam ini, tak ada satupun bintang menghiasi nya. Udara dingin berhembus pelan menyelimuti kota Seoul dimalam hari. Langit yang biasanya tampak tenang itu berubah menjadi mencekam. Seakan memberi kode kepada manusia di bumi. Bahwa sebentar lagi, langit akan mengeluarkan air nya.

Rintik-rintik air yang jatuh mulai terasa, gemuruh serta secercah kilat mulai menggelegar bersamaan. Cuaca yang tampak buruk tak mengubah langkah kaki gadis itu untuk berhenti sekedar meneduh atau membeli payung, lantaran dua orang pria berbadan kekar sedang mengejar tak memberikan nya kelonggaran untuk bernapas barang sedetik pun.

Tak peduli, jika hujan akan membasahi nya saat ini. Yang paling penting ia harus melarikan diri segera dari para penagih hutang tersebut.

"Hosh-hosh" deru napas sang gadis yang sudah tak beraturan.

"Berhenti!" suara lelaki itu terdengar sedikit samar, lantaran gemuruh menutupinya.

Tinnn tin tinnnnn

Keadaan ditengah kota seakan heboh seketika saat sang gadis berlari tanpa memperhitungkan jarak mobil yang kian mendekat. Menyebrang seenak nya, demi menyelamatkan diri dari si penagih hutang.

Langit sudah tak bisa menahan lagi, kini rintik air seketika berubah menjadi guyuran hujan yang sangat deras. Membuat pakaian gadis itu dalam sekejap basah secara menyeluruh.

Namun tak juga menghalangi pelarian nya.

"Yaish!! Bichin isaikkia!!!!! " teriak salah satu pria yang mengejar, melontar perkataan kasar.

Gadis itu menarik tudung jaket nya, meskipun terbilang percuma karena tubuh nya sudah terlanjur basah kuyup.

Langkah kaki nya terus melaju menabrak siapa dan apa saja yang menjadi penghalang nya. Sesekali gadis itu melihat kebelakang untuk memastikan keadaan, kedua pria tersebut juga pantang menyerah sebelum mendapat kan gadis cerdik dihadapan nya itu.

Hanya ada dua cara untuk menghindari para pria itu, yang pertama ia harus bersembunyi dan yang kedua dia akan menggunakan keahlian parkour nya. Namun, bukan waktu yang tepat untuk memanjat-manjat bak nya parkuor profesional. Mau tak mau, ia memilih cara ketiga yaitu cara dadakan yang sangat kebetulan terlintas di dalam otak nya, dan muncul pada saat itu juga.

Gadis itu berlari kencang menghampiri seorang gadis cantik yang tengah memegang payung hitam, kemudian segera menyembunyikan diri nya dibalik tubuh seorang gadis tersebut. Tubuh nya yang basah menempel di punggung gadis itu, membuat baju nya juga ikut menjadi lembab.

"Lagi?" Dengusnya. Seolah ini bukan yang pertama kali.

Namun, gadis dibelakang nya itu hanya menampilkan cengir tanpa dosanya.

"Kau mau lari kemana? Bayar hutangmu!" Tegas seorang pria, menghampiri mereka.

"Aku yang akan membayar, berapa banyak hutangnya?" Sela gadis memegang payung.

"Masih sama dengan jumlah yang kemarin"

Gadis itu merogoh tas nya, mengeluarkan sejumlah uang yang cukup banyak.

"Ambil!, bukankah sudah ku katakan? jangan berikan dia pinjaman lagi jika dia meminta nya"

"Katakan itu pada bos kami!" Jawab salah satu penagih hutang, sembari mengambil uang dari tangan gadis tersebut. Kemudian mereka pun pergi setelah meninggalkan tatapan tajam kepada gadis yang masih bersembunyi itu.

Kesabaran sudah tak lagi menjadi makanan nya, sebagai seorang sahabat gadis dihadapan nya itu berhak untuk memaki gadis yang berada di belakang nya saat ini, Lisa.

THE FALLEN | JENLISA [E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang