SATU (TI)

119 23 8
                                    

Jangan pernah menyakiti
Seseorang karena seseorang bisa
Berubah setelah disakiti

Suatu pagi yang cerah sinar mentari datang menyambut hari yang baru bagi kebanyakan siswa masuk ke dalam sebuah universitas.
*********
Decak kagum dari aura pada mahasiswa baru tidak bisa di bayangkan dengan kata-kata dimana aura kegembiraan sudah sangat tercium bahkan saat para siswa baru mau masuk gerbang.

Termasuk juga Vivi yang berharap kehidupanNya ada berubah setelah dia belajar di universitas,yang konon sebagai universitas yang cukup dikenal banyak orang sebagai universitas yang mahal namun banyak menjamin bibit unggul yang dapat bersaing di universitas lain di dalam maupun luar negara.

" Ok rileks gak akan hal buruk yang akan terjadi, itu cuma anggpanku saja bila tidak baik aku masuk ke sini" (gumam Vivi sambil mengatur nafas dan membuat sebuah asumsi bahwa semuanya akan baik-baik saja)

Acara pembukaan orientasi pun tiba dimana para siswa begitu antusias dengan seksama,
mereka mendengarkan setiap pidato yang diberikan hingga secara simbolik masa orientasi telah dibuka.
************
Setelah acara pembukaan selesai semua siswi menuju ke jurusan masing-masing untuk memperkenalkan diri. Satu persatu para siswa memperkenalkan diri mereka kepada teman satu jurusannya, hingga saatnya vivi memperkenalkan diri ke teman-temannya.

Saat dia berada di depan tak terasa mukanya penuh dengan keringat dingin tanda dia gugup, semakin gugup, merasa canggung dan tidak nyaman ditambah lagi dengan pandangan semua orang yang membuatnya malu hingga sulit untuk memperkenalkan diri.

" Halo saya Vivi senang bertemu dengan kalian saya harap kita bisa menjadi teman, mohon bantuannya semua" ucap Vivi dengan suara yang lirih hingga tidak semua orang dapat mendengarnya.

Suasana hening seketika dan mulai berisik, kembali setelah banyak yang berbisik tentang dirinya dan sesekali menatap ke arah Vivi. Vivi hanya bisa menunduk malu tanpa ada sepatah katapun, dia merasa tidak diterima apalagi berharap mendapatkan kawan bagaikan khayalan yang baru saja di buat lalu di hancurkan dalam sesaat.

'hmmm mungkin memang sekarang bukan waktunya'(gumam Vivi sambil kembali ke tempat duduknya). Rasa malu masih menyelimuti Vivi, rasa saat memperkenalkan diri di depan semua orang masih terbayang.

Semua siswa antusias dengan perkenalan siswa baru, karena semuanya mendapat teman baru,nama baru, bahkan para jombloners yang berharap mendapatkan pasangan yang baru.

Banyak hal yang didapat dari masa orientasi hari pertama ini semuanya bahagia, senang, gembira, bahkan merayakan hari pertama mereka di universitas tersebut, tetapi tidak semua siswa merasa senang terhadap hari pertama orientasi termasuk Vivi tatapan kosong, rasa malu, tidak punya teman, merenung, dan selalu menunduk.

***************
Setelah masa orientasi selesai Vivi langsung pulang ke apartemennya, dengan perasaan sedih tapi juga bahagia, entahlah dia harus merasa apa Vivi sendiri tidak dapat memahaminya.

Sebelum sampai di apartemen Vivi melintasi taman dimana pada waktu sore itu banyak sekali orang entah dengan keluarga, teman, ataupun pacar, Vivi hanya melihat sekeliling hingga dia menemukan sebuah kursi kosong di tengah taman, tanpa pikir panjang Vivi langsung duduk dan bersandar di kursi taman sambil menadahkan muka ke atas, melihat langit biru ,angin yang sejuk, dan pemandangan yang menenangkan, entah mengapa dia tidak pernah merasa setenang ini sebelumnya.

"Apa yang salah?" Ucap Vivi sambil menikmati ketenangan dintaman itu.

" Yang salah tu bukan apa tapi siapa"
Suara seorang lelaki yang tiba-tiba membuat kaget Vivi, secara refleks Vivi langsung memalingkan wajahnya, benar saja seorang lelaki yang pernah Vivi kenal sebelumnya dan Vivi berharap tidak akan pernah mengenalnya.

Vivi masih saja terdiam melihat seorang yang ada di hadapannya, Vivi masih tidak percaya seorang di depannya sama dengan
Anak 2 tahun lalu, anak yang membuatnya pindah, menutup diri dan mulai menyendiri. Vivi terus saja diam memandang laki-laki itu dengan penuh tanda tanya hingga sebuah lambaian tangan yang membuyarkan lamunan Vivi.

" Halo.......apa ada orang disini aku sedang berbicara dengan anda" dengan nada formal dan meledek.

" Ahh........ Iya"

" Iya?!...........cuma itu aja Vi"

Tanpa mempedulikan perkataan lelaki tersebut Vivi langsung bersiap pergi dari bangku taman tersebut, tetapi sebelum Vivi sempat pergi tangannya sudah di genggam yang membuat Vivi terdiam dan merasa risih dengan genggaman itu.

" Vi... Kamu bener gak inget aku?, Jahat amat sih padahal kita dulu temen"

sebenarnya Vivi ingat semuanya, ingat siapa dia, apa yang telah dia lakukan kepada dirinya, hanya saja Vivi tidak ingin mengingat luka lama yang telah membuat dirinya menjadi seperti sekarang ini.

"Iya.."

"Iya iya iya apaan inget gak?!"

" Iya..... Fery kan" tentu saja Vivi ingat bukan hanya nama bahkan kelakuan anak itu.

" Iya benar kamu ternyata masih ingat, sekarang mau kemana pulang apa jalan"

"Ha?!" Spontan jawaban Vivi setelah mendengar perkataan Fery.

" Ja-lan ja-lan Vi, Gimana mau diulangi lagi?" Ulang Fery dengan menekankan kata ulangan tersebut.

Vivi hanya terdiam mendengar perkataan Fery, Vivi berfikir keras Vivi memang ingin pergi jalan-jalan tetapi Vivi juga tidak akan melupakan apa yang telah dilakukan oleh Fery kepada dirinya dulu, ya....kan mana mungkin coba ada orang yang dulu sinis Ama nyolot sekarang berubah jadi baik, memang manusia bisa berubah tetapi Vivi masih saja menanggung rasa curiga.

" Gimana?, Boring juga pasti kan, udah belum punya teman, ya.... Kan"

Perkataan Fery memang benar semuanya, Vivi sangat bosan saat sendirian dan juga tidak punya teman tapi Vivi juga takut saat jalan dengan Fery. Tetapi ada hal yang membuat Vivi bertambah ragu kenapa Fery tau kalau dia belum punya teman.

" Memang aku bosan tapi.., aku ingin pulang"

" Oh.... Ya udh, sekarang kamu masih nolep juga ya Vi..."

" Ma ma maaf, tapi Fery tau aku tidak punya teman darimana?"

" Lahhh kamu gak tau kita satu jurusan loh.., gimana mau punya temen orang anak satu jurusan aja gak kenal"

" Ha?!"

" Iya..., Udh kagetnya, perasaan dari tadi jawabnya kalo gak iya pasti ha?!, Emang sekaget itukah ketemu aku?"

" Ah... Tidak hanya saja........, Ya sudah sore maaf aku permisi dulu"

Sambil berjalan pergi menjauhi Fery dengan meninggalkan pernyataan yang belum dijawab oleh Vivi. Benar Vivi sangat kaget dengan kehadiran Fery, apalagi Fery berkata satu jurusan dengannya itu sama saja satu kelas dengan Fery dua tahun lalu.

****************
Semakin lama jalan semakin gelap tetapi tetapi jalan masih ramai bertanda bahwa manusia selalu berjalan ke tujuan mereka tanpa mengenal waktu dan suasana

*


*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Hallo semuanya
Terimakasih telah membaca, terus tunggu lanjutan ceritanya.
Jangan lupa vote, saran, dan komentarnya

HEPPY READING ☺️☺️

THIS ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang