DELAPAN (TI)

26 5 1
                                    

" Halllooooo Vivi!!!!!!!!!"

" Kak Mumtaz?!"

Vivi menaikan sebelah alisnya, 'kenapa yang datang malah kak Mumtaz' tanyanya dalam batin.

" Hai Vi.. ni Kaka bawa camilan Ama minuman, kita liat anime bareng nyok, ada yang baru loh. Yok kita maraton anime yyuuuuuuuuuu" ucap Mumtaz sambil mengangkat kantung belanjaan nya dan langsung masuk kedalam tanpa dipersilahkan.

" Ni Kaka bawa minuman soda Ama cemilan banyak. Tv nya bisa sambungin ke hp kn, biar tambah jelas liatnya kita liat di tv" sambung Mumtaz sambil mengeluarkan makanan ringan dan minuman bersoda dari dalam kantung.

" Kaka kenapa gak bilang mau datang" tanya Vivi

" Eeeeuuummmm....... Kaka mau kasih sersereprise buat Vivi, kaget gak" jawab Mumtaz masih sibuk mengeluarkan makanan dan minuman tersebut.

" Iya Kaka.... Masalahnya nanti kalo aku gak dirumah gimana, lebih baik kalo Kaka nya kesini bilang dulu"

" Ya baik lah, yang penting sekarang kamu ada dirumah kan.., oh ya ni coba Kaka cek tv nya ya"

" Emm Kaka aku nanti jam 9 mau pergi" ujar Vivi menjelaskan kepada kak Mumtaz. Tentu Vivi merasa tidak enak, tapi... Dia sudah janji duluan dengan Fery.

Seketika Mumtaz menghentikan aktivitasnya, dia berhenti sejenak dan berbalik ke arah Vivi.

" Anak laki?" Tanya Mumtaz penuh. Vivi hanya menjawab dengan anggukan singkat, dia tak berani untuk menjawab.

" Kencan ya" senyum paksaan kepada Vivi, Mumtaz kemudian mendekatkan dirinya pada Vivi dan mengusap rambutnya.

" Oh... Gak apa-apa, adek Kaka dah besar ya" lanjut Mumtaz, kemudian berjalan ke arah meja tempat dia menempatkan makanan ringan dan minuman lalu memasukanya kembali satu persatu kedalam kantung.Terlihat dengan jelas wajah tak rela Mumtaz sambil mengemas makanan dan minuman itu kembali.

" Gak kak... Aku cuma main kok, em Kaka mau ngikut?" Jawab Vivi cepat setelah melihat wajah Mumtaz yang berubah seketika. Jujur Vivi tidak ingin melihat wajah Mumtaz yang tentu saja sangat sedih.

" Gak lah, kadang-kadang kamu juga butuh waktu berdua. Oke Kaka pergi ya" Mumtaz membawa semua makanan dan minuman tadi dan bersiap untuk pergi, tapi.....

Melihat kepergian Mumtaz Vivi rasa tidak enak, ya kini terasa dia lebih mementingkan orang lain dibandingkan Mumtaz.

" Memang mau liat anime ap?" Tanya Vivi sebelum Mumtaz keluar dari apartemen nya.

Mumtaz menghentikan langkahnya dan mulai berbalik ke arah Vivi. Seketika dia melihat senyum manis Vivi, senyum tulus meski sedikit tidak ikhlas. Mumtaz langsung menghampiri Vivi dan mulai memeluknya di bagian leher dengan kuat.

"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa haha aku tau Vi.. kamu lebih memilih aku dibandingkan cowokmu itu, huuu aku jadi terharu" ucap Mumtaz sambil terus memeluk leher Vivi dengan cukup kencang, Bahkan seperti mencekik Vivi pada saat itu.

' dih ni orang apaan coba, kalo mau bunuh kenapa pelan-pelan' ucap Vivi dalam hati.
" Kak...... A... A... Ku Ter... Cekikkkk..." Ujar vivi kepada Mumtaz sedikit teriak, karena dirinya sudah mulai kehabisan nafas.

" Ah.. maaf aku hanya terlalu bersemangat, oke kita mulai marathon nya" ujar Mumtaz dengan semangat dan kembali meletakkan makanan dan minuman ke atas meja.

Vivi merasa aneh dengan perilaku Mumtaz, tapi... Tidak juga selama ini memang dia tak pernah bertemu dengan orang yang waras. Hanya senyum miring yang dilakukan Vivi kepada Mumtaz.

" Emmmm Vi siapa yang ngajakin kamu pergi" tanya Mumtaz, memecah hening sejenak diantara mereka.

" Fery kak..." Ucap Vivi sambil duduk dan bersiap diri.

THIS ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang