DUA (TI)

56 11 3
                                    

Bertemu orang yang kita sayang memang sangat menyenangkan tetapi tidak bisa menjamin sama seperti apa yang kita harapkan

Suasana hening malam mulai menyelimuti apartemen Vivi, hanya gemericik air yang terdengar dari seluruh penjuru ruangan. Dalam gelap malam Vivi menyiram dirinya dengan air, sambil sesekali mengingat kejadian yang terjadi kepada dirinya tadi siang.

Dia tidak tau apa yang telah terjadi tapi yang pasti mengapa dia merasa sesakit ini saat bertemu Fery kembali?, Mungkin setelah perlakuan Fery kepada dirinya 2 tahun lalu. Tanpa sadar air matanya mulai turun membasahi mukanya, Vivi hanya bisa menutup kedua mata yang sudah berlinang air mata dan menunduk sambil memegang dadanya yang semakin lama semakin sesak terasa.

Meski Vivi tidak ingin dikatakan sebagai wanita lemah tapi Vivi masih saja tidak bisa menahan air matanya, dengan perlahan dia mulai membasuh mukanya itu dengan air. Setelah selesai mandi Vivi manatap ke arah cermin dia melihat buruknya mukanya apalagi bagian mata, bagaimana tidak hampir satu jam drinya terkurung dalam kamar mandi hanya untuk mengis.

" Siapa kau sebenarnya fer, hingga bisa membuatku seperti ini, bahkan saat pertemuan pertama" cakap Vivi kepada dirinya sendiri saat di depan cermin.

Sesaat kemudian Vivi merebahkan dirinya yang sudah sangat lelah, tidak selang lama Vivi memejamkan mata dan berharap besok akan lebih baik dari hari ini.

*************************

Sinar pagi sudah mulai menerobos masuk ke dalam apartemen Vivi, tetapi Vivi masih saja tidak ingin membuka matanya, hingga sadar alarm telah berbunyi sedari tadi. Dengan lungkai Vivi melangkah ke kamar mandi dan bersiap diri menuju ke kampus.

" Kek ada yang aneh, ya udhlh mungkin cuma perasaan aku aja" sambil berjalan menuju kampus. Ini adalah hari kedua opsek sekolah tentu saja Vivi akan berharap baik-baik saja, apalagi setelah kemarin perkenalan yang sangat memalukan.

Sebelum jurusan masing-masing semua anak di kumpulkan untuk upacara. Setelah upacara semua anak diajak main oleh kakak senior, tapi sebelum melaksanakan permainan tiba-tiba Vivi dipanggil ke belakang. Tegang... Tentu itu yang Vivi rasakan, bagaimana tidak tiba-tiba dirinya ditarik keluar.

" Kenapa papan nama warna kuning, bukanya itu untuk hari kemarin" bentak salah satu senior kepada Vivi.

" Itu ........ Aku tidak tau" jawab Vivi sambil menunduk dan penuh rasa takut.

" Tidak tau!!! Tetapi mengapa hanya kamu dalam kelompok yang tidak tau!!!!"

" Maaf..."

"Setelah acara kakak mau kamu harus membersihkan ruang BEM, oke"

" Ah iya"

"Sekarang kembali ke barisan dan mulai acaranya"

Vivi langsung kembali ke barisan dengan perasaan sedih, Manang dia tidak dikasih tau untuk mengganti warna papan dada yang sekarang dia kenakan, tetapi juga hanya dia yang di hukum.

*********************
Selesai ospek dilakukan, semua siswa baru kembali ke tempat tinggal masing-masing, kecuali Vivi ada tugas yang harus dia selesaikan, ya apalagi kalau bukan membersihkan ruang BEM tentunya.

Jujur Vivi sangat lelah hari ini, dia ingin langsung pulang tpi apalah daya Vivi harus secepatnya membersihkan ruangan agar cepat pulang.sesampainya di ruangan tersebut Vivi merasa terkejut, benarkah ini ruangan yang akan dia bersihkan?, Jika benar maka akan dipastikan dia akan pulang terlambat.

THIS ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang