Part 1

5.2K 65 0
                                    

Setelah lulus kuliah, seorang dosen yang bernama Bu Ana merekomendasikanku untuk bekerja disalah satu perusahaan baru di kotaku. Bu Ana sangat mengakui kemampuanku, dan beliau sangat mempercayaiku untuk memegang jabatan penting dalam perusahaan tersebut, yaitu sebagai pemegang dan pengatur keuangan.

Aku sangat bahagia, sebelum acara wisuda terlaksana, Bu Ana sudah mempercayaiku untuk bekerja pada perusahaan yang baru berdiri. Walaupun aku belum wisuda tapi nilai saat yudicium sudah kuterima.

Bu Ana memberitahukanku bahwa beliau sudah memberikan nomor ponselku pada pemilik perusahaan tersebut. Beliau memintaku untuk mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu akan dihubungi dan bahkan diminta segera bekerja.

"Hallo, selamat pagi!" Jawabku menerima panggilan masuk.

"Hallo, selamat pagi," balas suara seorang perempuan di seberang sana. Dari suaranya aku bisa menebak umurnya sekitar 50 tahunan.

"Maaf, ini dengan siapa?" Tanyaku ingin tau.

"Ini dengan Ibu Sandra, pemilik PT. Bahagia," ibu tersebut memperkenalkan dirinya.

Deg... Hatiku tak karuan campur bahagia, apakah nama perusahaan yang disebutkan ibu tersebut merupakan perusahaan yang direkomendasikan Bu Ana padaku? Aku semakin penasaran.

"Maaf, kalau boleh tau, Ibu dapat nomor ponsel saya dari mana?" Tanyaku.

"Ini Citra, bukan?" Ibu itu balik bertanya.

"Iyaa, benar, Bu. Saya Citra," Jawabku.

"Saya dapat nomor ponsel kamu dari teman saya, seorang dosen, namanya Bu Ana," ternyata dugaanku benar, perusahaan ibu ini yang direkomendasikan Bu Ana padaku.

"Iyaa, Bu. Kemarin Bu Ana sudah hubungin saya. Beliau cerita tentang perusahaan ibu," jawabku.

"Bagus deh kalau Bu Ana sudah cerita ke kamu. Besok pagi kamu ke kantor saya yah, nanti saya kirim alamatnya," lanjut Bu Sandara.

"Baik, Bu," jawabku.

"Pakai kemeja putih yah, dan rapi."

"Iyaa, Bu."

"Okeh, besok anak saya yang akan mewawancarai kamu di kantor, kamu cari aja yang bernama Rangga."

"Baik, Ibu."

"Udah dulu yah, semoga kamu dapat bergabung di perusahaan saya. Saya juga sudah dengar kemampuan kamu dari Bu Ana."

"Terimakasih, Bu."

"Sama-sama. Saya tutup telponnya yah, selamat pagi," Bu Sandra mengakhiri pembicaraan.

"Selamat pagi, Bu." Saya menutup telpon.

.
.
.

Keesokan harinya saya segera siap-siap dan bergegas menuju PT. Bahagia, Bu Sandra sudah memberikan alamat kantornya.

Setelah tiba di alamat yang dituju, aku menghampiri seorang karyawan.

"Permisi, Mas. Numpang tanya, Pak Rangganya ada?" Tanyaku.

"Ada... Beliau sedang berada di lantai dua," jawab karyawan tersebut.

"Saya mau ketemu beliau, Mas," ucapku.

"Mari saya antarkan ke ruangan Pak Rangga," karyawan tersebut menawarkan diri untuk mempertemukanku dengan Pak Rangga.

"Terimakasih, Mas." Balasku.

Aku dan karyawan itu segera menuju ke lantai dua, hatiku semakin deg-degan. Ini adalah pengalaman pertamaku memasuki dunia kerja. Aku sangat berharap diterima di perusahaan ini.

Tok... Tok... Tok...

Si Mas mengetuk pintu ruang kerja Pak Rangga.

"Masuk!" Terdengar suara laki-laki dari dalam.

Mas karyawan lalu membuka pintu tersebut.

Aku melihat seorang laki-laki tampan sedang duduk di belakang meja kerja. Pakaiannya sangat rapi, dia melemparkan senyum padaku. Ternyata laki-laki yang bernama Rangga masih sangat muda, dilihat dari wajahnya, sepertinya usianya tidak jauh berbeda denganku, mungkin sekitar dua atau tiga tahun lebih tua dariku.

I LOVE YOU PAK DIREKTURWhere stories live. Discover now