Part 11

2K 48 0
                                    

POV Rangga

Saat aku telah menyadari perasaanku pada Citra, aku ingin berbagi cerita dengan papa, aku meminta petunjuk papa.

Siang itu aku dan papa sudah janjian, aku mengunjungi beliau ke kantor, dan kami sengaja makan siang bersama di restoran milik adik papa.

“Tumben nih ngajak Papa makan siang bersama, pasti ada maunya nih.” Ucap papa saat kami sudah berada didalam restoran.

“Rangga pengen curhat nih sama Papa.”

“Tuh kan bener dugaan Papa, pasti ada apa-apanya nih.”

“Hehehe ... Mmmm ... Mau nanya nih, Pah. Menurut Papa status sosial berpengaruh tidak dalam menjalin sebuah hubungan.”

“Mmmm ... Kalau Papa sih enggak pernah mempermasalahkan tentang itu. Tapi jangan salah, masih sangat banyak orang-orang diluar sana menjadikan status sosial sebagai faktor paling utama dalam menjalani atau membina suatu hubungan. Misalnya nih kita ambil contoh, jika keluarga si A sangat terpandang dan punya usaha atau bisnis yang sudah sangat berkembang dan cemerlang, pastinya dia ingin mendapatkan pendamping yang sepadan dengan keluarganya. Tapi masih ada kok yang tidak mempermasalah tentang status sosial, misalnya Papa.”

“Ooouuu .... Gitu yah, Pa.”

“Kenapa tiba-tiba kamu kasih pertanyaan itu ke Papa? Papa jadi curiga nih.”

“Rangga jatuh cinta, Pah.”

“Ooouuu ... Ternyata ini toh inti dari curhatan anak Papa hingga ngajak Papa ke sini.”

“Iya, Pah. Rangga jatuh cinta sama karyawati di kantor.”

“Terus ... Dia udah tau kalau kamu cinta sama dia.”

“Belum, Pah. Rangga belum ungkapin, Rangga ingin minta pendapat Papa.”

“Kenapa harus minta pendapat Papa? Jangan-jangan kamu enggak punya nyali nih untuk mengutarakan perasaan kamu ke dia, pasti ingin minta trik dari Papa. Ketahuan nih enggak gentle.”

“Masalahnya bukan itu, Pah. Kalau soal ungkapin mah berani-berani aja.”

“Terus ... Masalahnya apa dong?” Papa penasaran.

“Masalahnya dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, Pah.”

“Salahnya dimana?”

“Yaah itu tadi, Rangga takut kalau Papa marah karena Rangga mencintai wanita yang status sosialnya tidak sepadan dengan keluarga kita.”

“Papa udah bilang kalau Papa tidak pernah mempermasalahkan tentang status sosial.”

“Iyaa, Pah. Sebelumnya kan Rangga enggak tau.”

“Kalau kamu benar-benar cinta dan sayang sama dia, kamu harus ungkapin sekarang. Awas nanti disambar orang lain, hehe.”

“Yang penting Papa udah setuju, sore ini pulang ngantor, Rangga mau ngajak dia ke sini.”

“Semoga sukses yah.”

“Terimakasih, Pah. Papa paling bisa ngertiin perasaan dan keinginan Rangga.”

“Siapa dulu dong, Papa gitu.” Ucap papa dengan bangga.

Aku sangat puas dan bangga dengan keputusan dan prinsip papa. Beliau sangat bijak dalam menyikapi suatu hal, tidak mencampur adukkan antara status sosial dengan cinta dan perasaan.

.
.
.

Akhirnya aku berhasil mengungkapkan isi hati dan perasaanku pada Citra. Aku sangat bahagia karena setelah satu minggu kemudian dia memberikan jawaban yang sangat memuaskan. Gayung pun bersambut, ternyata dia juga mencintaiku.

I LOVE YOU PAK DIREKTURWhere stories live. Discover now