Satu

4.7K 121 5
                                    

Follow ig aku gais @sebutkan pengguna

07.58, seorang gadis cantik dengan baju di keluarkan, rambut ombre di kuncir satu. Sambil mengunyah permen karet mint kesukaannya, cewek itu menatap pagar tinggi yang menjulang di hadapannya. Matanya meneliti pagar tersebut, sambil sesekali menengok ke kanan dan kiri.

Dirasanya aman, cewek itu memanjat pagar belakang sekolah tersebut tanpa takut sama sekali.

Happ

Gadis itu berhembus lega saat dirinya meluncur dengan sempurna tanpa lecet sedikitpun, dirinya berhasil lolos karena kebiasaan yang menjadi hobinya untuk dua tahun di SMA MERAH PUTIH ini, kesiangan atau ngga, membolos. Padahal sekolah masuk pukul 06.59.

Siulan yang terdengar membuat gadis tadi menoleh terkejut, mendapati seorang cowok jangkung menghampirinya.

"Ah, lo Dik! Buat gue panik aja, " Katanya seraya menatap cowok yang dipanggil 'Dik' itu.

"Enak banget lo jam segini baru nyampe,"

"Kayak gak tau gue aja lo, " Jawab gadis itu.

"Tas lo mana?" Tanya cowok itu kembali.

Gadis tersebut mendengus "Lo jangan ngejek gitu dong, kan lo tau gue mana pernah bawa tas, " Sambil menggelengkan kepalanya, gadis itu berjalan tanpa bicara apapun lagi.

Sesampainya di kelas, gadis itu melirik lewat jendela dan di rasa aman karena tak ada guru yang mengajar. Cewek itu masuk dan seketika membuat kelas menjadi hening, dia tak memperdulilannya, berjalan ke arah mejanya yang paling pojok dan belakang, lalu menenggelamkan wajahnya. Tidur.

"Gila si Dara, jam segini baru dateng. " Celetuk Garin, cowok bertubuh tambun itu sambil menepuk pundak Dara dengan kencangnya, sengaja menbuat gadis itu bangun dan berdecak kesal.

"Ganggu aja si lo gendut!" Kesalnya membuat Garin terkekeh.

"Jangan bangunin singa lagi tidur Gar," Timpal si Adnan.

Sampai sudah berapa menit, cewek bernama lengkap Dara Asmara itu mengernyitkan dahi dirasa tidurnya sudah cukup lama. Melirik jam di pergelangan tangannya yang ternyata sudah pukul 09.30:yang tandanya sekarang adalah jam istirahat.

Pantas saja badannya hampir remuk, segera dia berjalan keluar untuk menuju kantin, mengisi perutnya yang kosong.

"Pak de, batagor nya goceng sama es teh satu ya, " Pesannya kepada penjual di kantin.

"Siapp neng Dara! "

Saat makanannya tiba, Dara makan sambil memperhatikan sekelilingnya. Saat ini hanya dirinya lah yang sedang makan sendirian, sedangkan yang lain ada yang bergerombol, geng, ataupun berdua. Cewek itu seakan sudah tidak perduli juga pada segerombolan cewek yang sepertinya sedang membicarakan nya, menatap nya sinis lalu berbisik ke teman cewek lainnya.

Dara memutar bola matanya malas, sampai pada akhirnya dirinya tersedak ketika Adnan, Garin, Dika, dan Kiwil mengagetkan nya.

"Makan sendirian aja lo! " Timpal Kiwil sambil mencomot batagor milik Dara yang langsung perempuan itu jitak kepalanya.

"Main ambil-ambil aja lo, mana ngagetin gue lagi enak-enak makan, emang kurang ajar lo pada an!" Kesalnya membuat keempat cowok itu terkekeh.

"Elah Dar, lo kan kaya jajanin kita-kita lah, kesian nih dari pagi belom makan, " Ujar Garin sambil menaik turunkan alisnya menatap Dara.

Dara memutar bola matanya malas "Jadi ceritanya lo manfaatin gue?" Ucapnya sambil menggulung lengannya.

"Dia mah emang gak tau diri Dar, badan udah kek gentong gitu minta traktiran juga, diet lo bego! " Kata Dika pada Garin yang hanya ditanggap dengusan oleh cowok bertubuh tambun itu.

"Dicariin lo Dar, noh ama pak Dadang." Ujar Adnan, Pak Dadang adalah guru agama Islam.

Dara mengerutkan keningnya "Ngapain dia nyariin gue? Kangen kali?"

"Yakali Dar, paling mau ceramahin lo, " Kata Dika membuat Dara mengangguk. Cewek itu sudah sering mendapat ceramahin dari Pak Dadang, mau itu tentang dia yang selalu terlambat, atau sering bolos, atau yang paling sering tentang auratnya. Karena mayoritas siswi di sekolah ini mengenakan hijab, walau tak sedikit juga yang belum menggunakan hijabnya, termasuk Dara.

Apalagi warna rambut gadis itu yang selalu mencolok membuat Dara selalu dalam masalah pada guru konselingnya, ataupun guru lainnya.

"Udah kebal gue, mau diceramahin berapa jam juga, gak mempan, " Kata Dara dengan tenangnya.

"Iyalah, setan kayak lo mana mempan, " Timpal Garin.

"Bacot lo!"

^^^

Pulang sekolah seperti biasanya. Tapi sepertinya sekarang belum waktunya pulang sekolah karena masih pukul satu siang, sedangkan bel pulang sekolah berbunyi pukul tiga.

Tetapi Dara sudah duduk anteng di Warung kopi bang Bokir, dengan es teh manis dan juga gorengan di hadapannya. Juga ada beberapa cowok di sini, temannya Dara yang juga ikut membolos seperti dirinya. Yap, Dara memang memiliki banyak teman lelaki dan dia jarang mempunyai teman cewek. Sampai sini pun kita tahu bagaimana sifat Dara yang kelewat tomboi itu.

"Neng Dara neng Dara, masa cewek maen sama cowok, cewek tuh ya main sama cewek atuh neng, " Kata Bang Bokir yang logatnya Sunda.

"Males bang, cewek tuh ribet," Jawabnya asal.

"Dia mah sebenernya cowok, bang, ga pantes dia mah cewek, " Celetuk Pandu meledek Dara sambil tertawa, cewek itu hanya melirik tajam si cowok berkulit sawo mateng itu.

"Udah lah Dar, lo ganti kelamin aje! " Kali ini celetukan dari Bimo, si cowok berbadan besar berkulit gelap itu. Diikuti tawaan oleh beberapa cowok lainnya yang termasuk temannya si Dara, cewek itu hanya memutar bola mata malas.

"Diem deh lo gendut, lagi mumet gue nih!" Ujar Cewek berambut ombre biru laut itu.

"Woilah, sok-sokan galau padahal pacar aja ga punya, " Kata Dika.

"Eh Dar, jangan-jangan, lo gak tertarik cowok ya?" Tanya Udin kepada Dara penuh selidik. Langsung saja cowok itu mendapat jitakan keras dari Dara.

"Sembarangan lo kalo ngomong! " Bentaknya yang malah langsung mendapat tertawaan keras dari teman-temannya.

^^^

Asmara DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang