Enambelas

992 42 0
                                    

Liburan yang tak ada spesialnya sama sekali. Hanya bergelung pada kasur dan guling yang empuk, di temani Netflix dan cemilan . Membuat gadis berambut sebahu itu mengerang bosan. Dirinya kemudian mengecek ponsel pintarnya, dan memekik senang saat whattsapp dari sang pacar masuk pada notifikasinya.

Pacar dadakan : Mau liburan kemana? Pantai atau gunung?

Gadis itu mengerutkan keningnya sejenak, kemudian mengetikan sesuatu.

Me : Pantai.

Tak butuh waktu lebih dari lima detik pesan itu sudah di balasnya.

Pacar dadakan : Oke.

Me : gue ajak tmn" gw boleh g? Biar rame.

Pacar dadakan : Siapa aja?

Me : Paling Diki, Adnan, Kiwil, sama Garin.

Pacar dadakan : oke, waktunya Lo yg atur.

Me : Besok?

Pacar dadakan : Sure.

Me : Jemput gw pagi" yups.

Pacar dadakan : Siap 86!

Dara terkekeh pelan kemudian beralih ke room chat grup dirinya dan keempat teman recehnya itu. Yang hanya berisikan dirinya, Garin, Diki, Adnan, dan Kiwil. Isi pesannya hanya hal-hal receh yang sama sekali gak pernah ada obrolan penting.

Anti Maksiat

Me : guys pada mo ikut ke pantai g?

Dikibulin: ngapain? Mo ngapelin nyi Roro?

Kiwil : gubluk🤣

Adnan pea' : astaghfirullah!

Garing : nyi Roro udh gaada harga dirinya.

Me : astaga!

Me : Parah bgt Lo pada!

Me : Disamperin atu-atu tau rasa Lo pada!

Adnan Pea' : asek mantaplahh

Garing : gw aja mantap-mantap!

Kiwil : YOI NJIRRRR

Dikibulin : Ga ah, gue gak mau nge-duain Rena 😌

Kiwil : eleh bucin Lo kintil!

Me : 2^

Garing : 3^

Adnan Pea' : 4^

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya melihat teman-temannya dengan tingkat ketidakwarasan sudah di batas wajar. Fyi, Diki memang sudah jadian dengan cewek di kelas yang bernama Rena, cewek sial yang mau-mau nya jadian dengan cowok sableng tersebut.

"Ah gila, temen gue gak ada yang bener," gumam Dara bermonolog.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 08.30. Dan Dara sudah bersiap-siap untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk pergi ke pantai. Outfitnya kali ini, gadis itu memakai jeans biru muda, kaos putih bertuliskan resist, juga sneakers biru tua kesayangannya.

Di bawah sudah ada Radja, Diki, Kiwil, Garin sama Adnan. (Oh iya btw, si Diki itu sebenarnya namanya Dika, tapi nama panggilannya di rubah gitu aja sama Dara jadi Diki atau Dikibulin dan jadinya mereka semua manggil cowok itu Diki.)

Kelima cowok itu tengah asik makan sambil mengobrol dengan Katrina dan juga Patra.

"Woyy Dar lama lo!" Celetuk Diki.

"Udah pada ready, kan? Kita berangkat!" Kata Dara.

"Kamu gak makan dulu? Temen-temen kamu udah pada makan tuh." Ucap Katrina, sang mama.

"Gak usah ma, Dara makan roti aja. Lagi diet," katanya sambil mencomot satu buah roti tawar.

"Diet ndasmu," timpal Patra.

"Udah ya, kita berangkat, ma, bang,"

"Assalamu'alaikum.."

"Waalaikumsalam.."

*****

Mereka berenam menggunakan motor, dengan Dara yang dibonceng Radja, Adnan dengan Diki, Kiwil dan Garin yang menggunakan motor sendiri-sendiri.

Tiba pukul 10.15 mereka tiba di pantai dengan hamparan pasir dan ombak yang sudah lama tidak mereka lihat. Entah apa yang mereka pikirkan kenapa mereka memilih pantai di banding gunung, padahal biasanya anak muda jaman sekarang mayoritas lebih suka pergi ke gunung.

"Guys, gue mau nanya?" Ucap Dara membuat kelima cowok itu menoleh.

"Kenapa kalian setuju pas gue ajak ke pantai, padahal gue tau lo pada lebih sering ke gunung?"

"Hm, karena kalo gue mau cari suasana yang baru." Timpal Garin.

Diki tampak setuju "Yoi lah, Lo kan tau Dar, kita-kita udah lebih dari lima gunung yang kita tanjaki!"

"Termasuk gunung kembar," celetuk Kiwil.

"Astaghfirullah Kiwil!"

Kemudian keenam remaja beranjak dewasa itu sibuk bercengkrama dengan berbagai lelucon yang di lontarkan, dan tak sadar KETOS yang begitu anti sosial itu sekarang terlihat bersahabat dengan kelima orang yang awalnya sangat asing baginya. Apalagi kelima orang itu adalah orang-orang terusuh di kelasnya, biang onar di sekolahnya. Berbeda sekali dengannya yang selalu disiplin.

Siapapun yang melihat keenam remaja itu pasti mengira mereka adalah sahabat lama.

×*****

Asmara DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang