Senin adalah monster day terburuk bagi siapapun. Selain awal mulanya menjalani hari-hari melelahkan seperti biasanya, senin hari ini adalah upacara bendera.
Dara. Gadis itu berdiri menjadi satu-satunya cewek diantara tujuh cowok yang berdiri berbaris di depan ratusan murid yang melaksanakan kegiatan hikmat tersebut. Para ke-delapan murid itu termasuk Dara, adalah khusus untuk siswa yang terlambat maupun tidak memakai atribut lengkap.
Dara menyeka keringat yang bercucuran di dahinya. Hari ini benar-benar hari terburuknya dimana pagi tadi rambutnya yang dia ombre di gunting oleh Katrina, sang mama.
Sang Mama itu sudah sejak sebulan yang lalu di Jepang, untuk mengurus segala bisnisnya. Tanpa memperhatikan bagaimana kedua anaknya itu. Dara, gadis itu tinggal dengan Katrina, dan Patra, Papa nya sudah meninggal sejak gadis itu berumur 10 tahun. Sangat berat bagi Katrina menjalani hidup sebagai single parent yang juga menafkahi kedua anaknya.
Sampai kepulangannya di Indonesia. Dia di kejutkan dengan anak gadis semata wayangnya yang rambutnya sudah seperti anak ayam warna-warni. Langsung saja wanita itu kesal dan memotongnya, tak perduli kekesalan Dara terhadapnya. Wanita itu merasa sudah gagal dalam mendidik putri semata wayangnya itu.
Jadilah seorang Dara Asmara yang rambutnya tadinya sepinggang, kini hanya sebatas bahunya saja.
Back to topic.
Dara memicingkan matanya melihat siapa yang menjadi pemimpin upacara untuk kali ini. Dan ternyata itu adalah, Radja Danuarta. Ketua OSIS yang paling di banggakan di sekolah ini.
Dara memutar bola matanya malas. Sudah sering kali Dara di bandingkan dengan sang ketua OSIS yang berlawanan dengan sikapnya, Radja Danuarta sang pentolan dalam hal Olimpiade, sang juara 1. Panutan umum yang selalu di sayangi guru-guru.
Dara hanya mampu menghela nafas saat terik matahari malah semakin panas menerpa wajahnya. Kulitnya sudah sedikit memerah, belum lagi perutnya yang kosong karena kebiasaan buruknya, lupa sarapan.
^^^
Setelah dirasa perutnya kenyang, Dara berjalan sambil menenteng jus alpukat yang terisisa setengah. Tanpa menghiraukan Dika, Adnan, maupun Garin yang masih berkicau atau kadang tertawa menertawakan hal yang tidak jelas, menurut Dara. Mereka memang tidak jelas.
Bruk
Tanpa sengaja Dara menabrak cewek di hadapannya, jus alpukat nya sedikit mengenai seragam cewek yang tingginya hanya sebatas matanya itu.
"Sori, " Satu kata hanya keluar dari bibir Dara membuat cewek yang ditabrak nya mendongak dan menatap garang Dara dengan wajah memerah.
"Lo gak punya mata?!" Teriaknya di depan wajah Dara yang jelas lebih tinggi dibandingkan cewek itu.
Sontak hal itu membuat Dara menaikan sebelah alisnya. Cewek yang di tabrak nya mengulas senyum sinis.
"Oh, emang gini ya, kelakuan preman sekolah yang gak tau aturan. Namanya sih bagus, Dara Asmara! Kelakuannya gak jauh di banding pecundang!!" Teriak gadis yang bername tag, Jasinta Luna. Dan juga, ketiga teman gadis bernama Jasinta Luna tersebut ikut menatap nyalang kepada Dara.
"Sekolah tuh ga ada bagus-bagus nya punya murid pencemar kayak lo! Kelakuan cuma buat buruk nama sekolah, HARUSNYA TUH LO SADAR DIRI!! Bahkan makan di kantin ini tuh lo GAK PANTES!!" Dara masih berdiam diri mendengarkan celotehan tak berguna dari cewek bernama Jasinta itu. Dengan raut wajah datar, yang bahkan semua pengunjung kantin itu menjadikan mereka sorotan yang sangat tak boleh di tinggalkan.
Dara tidak Memperdulikan nya, sampai satu kalimat yang sangat tak di Terima olehnya, keluar dari mulut Jasinta Luna.
"UDAH DIBAYAR BERAPA SIH LO SAMA TEMEN-TEMEN COWOK LO ITU?! SAMPE GAK PUNYA TEMAN CEWEK, OH iya, karena LO PIALA BERGILIR!!" Dengan wajah yang memerah menahan amarah mendengar bentakan yang keluar dari bibir Jasinta Luna, tanpa pikir panjang lagi.
PLAKK!!!
Satu tamparan mulus mampu membuat gadis bernama Jasinta Luna itu membalik wajah ke kanan karena tamparan yang cukup keras. Tak cukup dengan itu, Dara mencengkram kerah Jasinta dan mencekiknya.
"Lo tuh kalo gak tau apa-apa, DIEM!! LO GAK TAU HIDUP GUE, JANGAN NGERENDAHIN ORANG KALO NYATANYA LO LEBIH MENJIJIKAN DARI SAMPAH!!" teriaknya sambil menghempaskan wajah Jasinta begitu saja. Lalu
PLAKK!!!
Siapa sangka tamparan kedua berani mulus di pipi kiri seorang Jasinta Luna untuk kedua kalinya. Dan tanpa disangka juga hal itu membuat gadis yang kerap dipanggil Sinta itu tak sadarkan diri, pingsan. Membuat semua penjuru langsung panik, belum lagi darah yang keluar dari hidung Sinta dan juga merah di kedua pipinya sudah cukup menjelaskan semuanya. Dara yang kelewatan tempramental nya atau seorang Jasinta yang kelewat menjaga omongan, sampai seorang Dara Asmara dengan tempramental keras nya keluar.
Semua mata menatap Dara dengan mulut terbuka, mata melebar, bahkan ada sebagaian yang histeris menyaksikan betapa garangnya seorang Dara yang bahkan saat ini masih setia memasang wajah datarnya. Dan meninggalkan kantin begitu saja dengan semua pandangan mata menatapnya hening dengan tatapan yang berbeda-beda.
Dara Asmara, selamat, kamu akan mendapatkan masalah untuk yang kesekian kalinya.
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Dara
Teen FictionDia, Dara Asmara. Jangan kalian berfikir Dara itu adalah gadis polos, dengan tiga orang sahabat perempuan di sekelilingnya, gadis manis yang menjadi incaran kaum Adam, ataupun... Gadis penyuka novel dan drama Korea? BIG NO! Dara. Jauh dari kriteri...