Empatbelas

900 46 1
                                    

"TERIMA TERIMA!!"

"AYO DARA TERIMAA!!"

"TERIMA PLISS!!"

Matanya masih menatap sosok di hadapannya yang juga sedang menatapnya penuh harap. Dirinya harus membuat keputusan, diantara satu sisi tak ingin membuat Radja kecewa, juga satu sisi yang masih belum bisa menerima lebih. Saat dirinya belum bisa menganggap Radja sebagai lebih dari seorang teman.

"Kenapa Ja?" Tanpa bersuara. Gadis itu bertanya lirih kepada Radja.

"Karena itu yang gue rasain Dar, gue gak bisa berbohong, gue suka sama Lo!" Kata Radja dengan nada tulus. Membuat Dara semakin dilanda rasa bingung.

Apa mungkin ini saatnya untuk gue buka hati kembali setelah sekian lama? Apa mungkin... Ini saatnya gue kembali buka lembaran baru?- batin Dara.

"Kalau mungkin gue gak mau buat Lo kecewa, tolong jaga kepercayaan gue terhadap Lo." Ucapan Dara mampu membuat senyuman lebar terpatri di bibir cowok tampan itu.

Serta sorakan dan tepuk tangan kembali mengisi riuhnya di tengah lapangan tersebut.

Di lain tempat.

Seorang cowok membatin dengan tatapan terlukanya.

Kenapa Dar, kenapa Lo gak bisa nerima gue? Bahkan Lo gak tau rasanya berjuang selama ini, dan Lo gak tahu gimana rasa sakitnya. Gue emang senang liat Lo bahagia Dar, walaupun sangat menyakitkan dan kecewa, gue akan memastikan untuk merelakan Lo. Jika Lo memang bahagia, walaupun bukan dengan gue, gue akan terima.. walau semenyakitkan ini ternyata untuk mencintai Lo, Dara Asmara.

^^^

Dara menarik lengan Radja dan menyeretnya dengan cepat dari kerumunan ramainya orang-orang. Gadis itu segera membawa Radja ke belakang sekolah yang sepi.

"Lo kenapa sih Ja?" Tanyanya tanpa basa-basi.

"Gue emang suka sama Lo dari lama, Dara," ungkap Radja menunduk menatap Dara dengan tatapan sayu nya.

"Tapi, gue rasa selama ini sikap Lo gak menunjukkan kalo Lo suka sama gue.. dan ini sangat tiba-tiba Ja, gue.. gue cuma bingung," kata Dara sambil memijit keningnya.

"Lo tau gelang ini?" Radja tiba-tiba mengangkat tangannya dan menunjukkan gelang coklat yang di pakainya. Membuat Dara tambah bingung.

"Ini adalah... Gelang pemberian sahabat masa kecil gue, awalnya gue berharap suatu saat kita bakal ketemu lagi, dan yah.. kita di pertemukan, gue sangat senang begitu tahu sahabat masa kecil gue yang gue cari selama ini ternyata berada di dekat gue, tapi itu juga membuat gue merasa sedih, saat sahabat masa kecil gue gak mengingat itu," kata-kata Radja membuat Dara bungkam, gadis itu mendengarkan dan menatap Radja tanpa berkedip.

"Lo gak tau seberapa senangnya gue saat sahabat masa kecil gue selama ini.. ada di depan gue, Ara," lanjut lelaki itu membuat Dara membulatkan matanya.

"A... Aja?" Senyuman merekah terbit di bibir cowok itu, dan langsung memeluk Dara.

"Iya, ini gue, Aja Lo. Akhirnya Lo gak lupain gue, Ara,"

"Kenapa? Kenapa Lo gak bilang dari awal Ja! Gue selalu bermimpi dengan bocah laki-laki yang dekat dengan gue, saat gue gak bisa mengingat tentang itu semua! Kenapa Lo gak jelasin dari awal?!" Ungkap Dara pada akhirnya.

"Gue takut Lo menjauh, Ra,"

^^^

Dara POV

Gue gak ngerti apa yang terjadi lagi sekarang. Setelah tahu ternyata Radja itu adalah Aja, teman masa kecil gue. Saat semua anak lain menjauh dari gue karena sewaktu itu gue terkenal dengan bocah perempuan galak dan nakal, tapi saat itu Aja mau berteman dengan gue, Ara. Gue sangat senang bisa berteman dengan bocah laki-laki itu.

Sampai bocah itu pergi dan setelah bertahun-tahun, dan akhirnya kita dipertemukan lagi. Radja Danuarta.

Radja yang juga memerangkap sebagai guru privat gue, dan sekarang? Pacar? Bahkan gue gak bisa memberikan perasaan lebih kepada Radja, apalagi gue gak menganggap Radja lebih dari teman atau guru privat gue. Gak lebih.

Tapi bagaimana Radja bisa punya perasaan lebih kepada gue, gue sama sekali gak mengerti jalan pikirannya. Teman-teman cowok gue ada banyak, dan dia salah satunya, sedangkan gue gak bisa bagi perasaan yang lebih hanya untuk Radja. Dan dengan brengseknya gue bilang 'Iya', berarti itu kita resmi pacaran sedangkan hanya dia yang punya rasa kepada gue. Harapan gue cuma satu, semoga secepatnya gue bisa mempunyai perasaan yang sama kepada Radja.

^^^

Voment plis

Asmara DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang