Beberapa siswa berlari di lapangan, di bawah teriknya matahari pagi. Termasuk Dara, gadis itu kemudian terduduk selonjoran dengan nafas yang terengah-engah. Efek jarang olahraga, jadi ya sekalinya olahraga bisa capek banget.
Hari ini kelasnya mendapat pelajaran olahraga, Dara yang biasanya cabut ketika mata pelajaran tersebut, tapi hari ini dia tidak bisa lolos. Karena seorang Radja Danuarta. Entah bagaimana bisa, Radja dipindahkan ke kelasnya, IPA 5. Padahal Radja itu tadinya di kelas yang muridnya anteng dan paling unggul IPA 1. Dan, kelas XI IPA yang paling bangor itu ya, kelasnya Dara.
Jadilah Radja yang notabanenya ketua OSIS itu langsung melanggar beberapa siswa yang niatnya ingin cabut dari pelajaran olahraga, termasuk Dara cs. Belum lagi, panasnya matahari membuat beberapa siswa lainnya mengeluh.
Dara terkejut mendapati seseorang menyodorkan pocari sweet dingin kepadanya, dan mendongak mendapati ternyata itu Radja yang memberikannya. Tanpa ragu gadis itu meminum pemberian Radja. Sekarang ini, beberapa murid juga sudah tak heran kalau belakangan ini Radja dan Dara menjadi dekat, terutama siswa di kelasnya. Mereka juga sudah terbiasa pada sikap Radja yang beberapa kali kerap memperhatikan Dara dengan perhatian kecilnya, seperti membawakan makanan pada gadis itu, atau memberinya minum saat jam olahraga seperti tadi.
Namun, hal itu biasa saja bagi Dara. Dia tidak baper di perlakukan seperti itu. Berbanding balik, jika Radja yang perhatian padanya, Dara selalu pada sikapnya seperti biasa, cuek.
"Pulang sekolah ikut gue, ke rooftop," Ujar Radja. Dara yang sedang minum menoleh, ingin bertanya namun lelaki itu sudah melenggang duluan.
"Mau ngapain?" Teriak gadis itu namun tak di gubris nya.
"Woyyy!!" Dara mendengus menatap punggung lelaki itu yang menjauh menuju tengah lapangan kembali berlari.
^^^
Sekolah ini memang terdapat rooftop yang jarang di kunjungi. Karena tempat itu selalu terkunci dan tak tahu siapa yang memegang kunci tersebut, kecuali penjaga sekolah. Tapi, siswa dari sekolah ini tidak ada yang dibolehkan menempati tempat itu ketika pelajaran berlangsung.
Dara melangkahkan kakinya menginjak tangga itu satu persatu, dan mengernyitkan dahi saat pintu itu ternyata tak di kunci.
Pemandangan pertama kali yang dia lihat adalah birunya langit dan hembusan angin kencang menerpa wajahnya, membuat gadis itu memejamkan matanya. Kakinya perlahan mendekati seorang cowok yang terlentang di sebuah saung kecil, ternyata di rooftop itu juga terdapat saung.
"Kok bisa kebuka?" Tanya gadis itu. Tanpa menjawab lelaki itu mengangkat tangannya dan ada sebuah kunci kecil. Dara mengangguk paham, lalu duduk di sebelah cowok jangkung itu yang masih memejamkan matanya.
"Mau ngapain?" Tanya Dara.
"Kita belajar disini," Jawab Radja lalu bangkit duduk. Dara mendengus kesal.
"Belajar mulu, bosen gue," Keluhnya.
Radja mengangkat satu alisnya "Terus lo pikir gue ngajak lo kesini mau ngapain kalo bukan belajar? Makan?"
Dara memutar bola matanya malas, lalu menghadap Radja dan menatapnya "Lo kenapa mau ngajarin gue? Lo diupahin apa sama nyokap gue?" Tanyanya penuh selidik.
Radja menatap datar gadis di hadapannya lalu menjitak pelan kepala gadis itu dengan bolpoin "Gausah banyak bacot,"
"Ck, gue serius nanya, lo diupahin apa sama nyokap gue sampe lo mau repot-repot ngajarin gue?" Kata cewek itu.
Radja menghela nafasnya kesal "Gue bilang, gausah banyak bacot," Ucapnya datar membuat Dara menggembungkan pipinya kesal.
"Orang gue nanya juga!" Gerutunya. Radja tidak perduli dan kembali mengeluarkan buku untuk mengajari gadis bebal di hadapannya.
Sebenernya ada satu alasan mengapa dia harus repot-repot mengajari cewek seperti Dara setiap harinya. Padahal, dirinya bisa saja mencari alasan agar tidak menjadi guru privat Dara.
^^^
Hujan di sore hari itu turun dengan derasnya, membuat mau tak mau kedua remaja yang masih mengenakan seragam abu-abu itu harus rela meneduh dibawah halte kecil, berdesakan dengan beberapa orang lainnya yang juga sama sedang meneduh.
Mereka menghabiskan waktu di rooftop hingga pukul 5 sore dan di tengah perjalanan pulang, hujan turun dengan derasnya. Sampai pukul itu mereka menghabiskan waktu bukan hanya untuk belajar, terkadang mereka bercerita atau bercanda. Siapa sangka Radja dan Dara yang awalnya tidak mengenal sama sekali menjadi sedekat itu.
Yang Dara tahu, Radja ternyata bukanlah sosok cowok dingin, pendiam, yang selalu gila hormat. Ternyata Radja cukup menyenangkan dan terbuka, begitupun Dara. Menurutnya gadis itu gak selamanya cuek dan tomboi, ada sisi Dara yang manja dan menyebalkan, tentunya, tapi percayalah di balik sikap tomboi Dara, dia memiliki sisi kelembutan walau dari sifatnya yang urakan.
"Nih, pake jaket gue dulu," Kata Radja sambil menyerahkan hoodie nya pada Dara.
"Gausah ntar lo masuk angin," Ucap gadis itu membuat Radja berdecak.
"Lo pikir gue lemah!"
"Lo kan emang lemah, tenang aja, gue kuat!" Satu jitakan itu mendarat lagi di kening Dara membuat cewek itu mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa sih lo suka banget jitak pala gue?"
"Kenapa? Takut tambah bego ya? Udah bego gue jitak ntar tambah bego," Ledek cowok itu membuat Dara mengumpat kesal. Kemudian gadis itu mengambil paksa jaket yang di berikan Radja lalu memakainya, walau sedikit basah karena sempat terkena hujan tadi.
Sudah 15 menit berlalu tapi tanda-tanda hujan akan reda belum juga terlihat, membuat Dara menguap berkali-kali dan menggaruk tangannya yang terasa gatal.
"Plis, berhenti kek," Ucapnya. Radja menoleh ke arah Dara, dilihatnya gadis itu yang kembali menguap.
"Lo ngantuk?" Tanya Radja. Dara menoleh lalu mengangguk lesu. Tanpa di duga Radja mengambil kepala Dara lalu diletakkannya di bahu pria itu.
"Tidur aja, nanti kalo udah reda gue bangunin," Tanpa banyak protes lagi gadis itu langsung memejamkan matanya, Radja menyingkirkan beberapa helai rambut Dara yang menghalangi wajah gadis itu. Kemudian bibirnya tersungging tipis.
Andai lo tau Ra, kenapa gue sampai mau repot-repot jadi guru privat lo. Andai lo tahu, seberapa inginnya gue menjadi lebih dekat dengan lo. Karena lo itu...
^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Dara
Teen FictionDia, Dara Asmara. Jangan kalian berfikir Dara itu adalah gadis polos, dengan tiga orang sahabat perempuan di sekelilingnya, gadis manis yang menjadi incaran kaum Adam, ataupun... Gadis penyuka novel dan drama Korea? BIG NO! Dara. Jauh dari kriteri...