Part 4

236 14 0
                                    

" Hinata! Hinata!" ucap Hiashi mengguncang-guncang tubuh Hinata yang terlihat menerima luka bakar yang cukup parah, bahkan wajahnya sudah tak bisa dikenali lagi " Hinata! Jawab ayah! Hinata!" teriak Hiashi, lalu mengangkat dan memeluk tubuh tak bernyawa Hinata " hiks..maafkan ayah Hinata..hiks jika saja ayah.. hiks…" tangis Hiashi pun pecah ditengah-tengah hujan lebat dan guntur yang saling saut menyaut, kilatan petir membuat siluet tubuh Hiashi yang sedang memeluk tubuh tak bernyawa anaknya menambah suasana mencekam.
"SIAL! KITA TERLAMBAT!" umpat Mizuto yang telah tiba dan melihat Hiashi sedang memeluk tubuh tak bernyawa Hinata.
" SIAL! Bagaimana bisa!" umpat Yazi meninju batang pohon besar disampingnya.
"SIAPA KALIAN!" teriak Hiashi tak melepaskan pelukannya.
" kami ANBU utusan hokage-sama… m-maaf…. kami gagal melindungi nona Hinata" ucap Mizuto dengan menunduk merutuki ketidak pecusannya , yang lainnya pun melongo seakan tak percaya dengan apa yang terjadi, ini begitu cepat.
" ledakan tadi tak terlalu besar, hanya kilatan apinya yang sangat menyilaukan" ucap Han lalu berjalan mendekati Hiashi yang masih memeluk tubuh Hinata.
" apa maksutmu?" tanya Mizuto.
" lihatlah, diameter kawah bekas ledakannya bahkan tak lebih dari 5 meter, jika memang nona Hinata terkena ledakan tersebut, mungkin ledakan itu hanya menimbulkan luka bakar ringan, tak sampai kehilangan nyawa" ucap Han lalu berhenti di belakang Hiashi.
" Hiashi-san" ucap Han menepuk pundak Hiashi.
" PERGILAH!" teriak Hiashi yang masih shock dan tak percaya putrinya kehilangan nyawa tepat dihadapannya.
" Han..!" ucap Hiruka memandang kearah Hiashi dengan tatapan seakan berbicara jangan menganggu nya dulu , Han yang mengerti pun langsung berbalik dan berjalan menuju arah teman-temannya.
" bagaimana ini?, apa kita langsung saja mengirimkan pesan kepada hokage-sama?" tanya Yazi kepada Mizuto yang seakan masih tak percaya.
" t-tunggu..mungkin Han benar" gumam Mizuto " ledakan tadi tak terdengar terlalu besar" ucap Mizuto " hanya pandangan kita yang dibutakan oleh kilatannya yang menyilaukan" lanjut Mizuto " mungkin.." , " APA MAKSUTMU!" ucap Yazi menarik kerah mizuto.
" kau lihat itu bukan! Dan kau masih berfikir nona Hinata masih belum mati!" ucap Yazi dengan nada tinggi, Mizuto pun langsung menunduk, ia masih merutuki ketidak waspadaanya.
O0O
Jam menunjukkan pukul 2 siang didesa Konoha, rapat dengan daimyo pun sepertinya telah berakhir, menampakkan seorang berbalut jubah merah sedang berjalan keluar dari ruang pertemuan diikuti Shikamaru sebagai sekretarisnya " pandangan mata Naruto tiba-tiba tertuju kearah utara, mendung pekat dengan kilatan-kilatan petir, hatinya langsung resah 'itu adalah jalur yang dilewati Hinata' batin-nya alu berjalan " sepertinya disana terjadi badai hebat" ucap Shikamaru yang ikut berhenti dan memandang kearah gumpalan awan hitam 'semoga Hinata baik-baik saja' batin Naruto lalu meneruskan jalannya.
Naruto telah sampai diruangannya, saat ia sedang berjalan kearah mejanya, tiba-tiba.
TRANG! Suara kaca jendela ruang hokage pecah tiba-tiba.
" kami-sama" ucap Naruto kaget, jantungnya langsung berdegup kencang, resah, khawatir, gugup, saat mendapatkan "pertanda buruk!" gumamnya 'Hinata' gumamnya lalu berbalik dan berjalan sedikit berlari menuju Shikamaru yang tengah terhenti didepan mesin kopi.
"Shikamaru!" teriak Naruto yang melihat Shikamaru dari kejauhan.
" ada apa teriak-teriak" ucap Shikamaru menyeruput kompinya.
" cepat panggilkan Kakashi-sensei, Yamato-Taichou, Sasuke , Sakura dan Kiba! CEPAT!" ucap Naruto panik didepan Shikamaru.
BRUSST! Kopi yang sedang diminum nya pun langsung menyembur keluar mendengar kepanikan Naruto, " hoei! memangnya ada apa, tiba-tiba memanggil mereka" ucap Shikamaru.
" cepatlah!" ucap Naruto semakin panik.
" baiklah-baiklah" ucap Shikamaru lalu berlari meninggalkan Naruto yang masih berdiri mematung, pikiran Naruto terus dipenuhi dengan Hinata.
"kami-sama lindungilah hinata" gumam Naruto.
5 menit kemudian, Shikamaru datang dengan diikuti Kakashi, Yamato, Sakura, Sasuke, dan juga kiba serta Akamaru " mereka sudah datang" ucap Shikamaru.
" ada apa Naruto, tiba-tiba memanggil kami" tanya Kakashi yang masih kebingungan karena tiba-tiba dipanggil saat sedang asik-asiknya membaca novel icha-ichanya sambil tiduran.
" dobe, kelihatannya kau serius, ada masalah apa?" tanya Sasuke.
" Kakashi sensei, Yamato-Taichou, Sasuke, Sakura, dan kau kiba serta Akamaru, ku perintahkan kalian untuk segera menyusul Hinata dan ayahnya" ucap Naruto panik " aku baru saja mendapatkan pertanda buruk" lanjut Naruto.
" baiklah, tapi kemana mereka pergi?" tanya Yamato-Taichou.
" mereka pergi ke-suna, tapi aku tak tahu lokasi tepatnya" ucap Naruto sedikit bingung.
" kalau soal itu, serahkan saja kepadaku dan akamaru" ucap kiba lalu disusul gonggongan akamaru.
" hum.. itulah mengapa kau juga kupanggil" ucap Naruto.
" baiklah, sekarang kalian pergilah dan cepat temukan mereka" ucap Naruto menyudahi pertemuannya.
" haik!" ucap mereka ber-5.
" hei Naruto, bukankah kau sudah menugaskan 1 team ANBU untuk menjaga gadismu" tanya Shikamaru menyelidik.
" aku tahu Shikamaru, tapi dadaku terus saja khawatir" ucap Naruto memegangi rambutnya, jika saja hokage boleh meninggalkan desa, maka detik itulah dia langsung pergi untuk mencari Hinata sendiri.
O0O
" akhirnya aku bisa mendapatkanmu hime" ucap yuri mengelus pipi putih mulus gadis bersurai indigo panjang didepannya yang sedang tertidur didepannya, tidak, lebih tepatnya pingsan.
CUP.. dikecupnya dahi basah sang gadis, "Hinata" gumam yuri memandang lembut kearah wajah sang gadis.
O0O
" Hinata! Hiks…jangan tinggalkan ayah" gumam Hiashi yang terlihat masih setia memeluk tubuh 'palsu' Hinata, hiashi dan yang lainnya belum tahu jika yang dipeluk Hiashi bukanlah tubuh Hinata, melainkan tubuh orang lain, namun dengan tekhnik transformasi yang unik, yuri mengubah tubuh itu semirip mungkin dengan tubuh Hinata, lalu membuat sebuah skenario yang membuat seakan-akan Hinata mati terkena ledakan | * dari sini, author masih menyebutkan tubuh 'palsu' Hinata dengan tubuh Hinata, karena semua orang masih menganggap Hinata sudah mati|
Badai sudah mulai reda, sinar matahari yang awalnya terhalangi oleh awan hitam pun mulai berangsur-angsur menerpa hutan tempat kejadian tragis itu terjadi.
" Hiashi-sama, kita harus segera bergegas kembali dan mengabari desa" ucap Mizuto kepada Hiashi, Hiashi sadar, ia tak boleh terus menerus menyesali ketidak pecusannya menjaga Hinata, putrinya.
" baiklah" gumam Hiashi lirih, namun Mizuto masih bisa mendengarnya.
" Han, Yazi, Hiruka! Siapkan segala suatunya, kita harus bergegas membawa mayat nona Hinata pulang untuk diotopsi" ucap Mizuto dengan nada penuh kekecewaan.
" jangan!, aku ingin langsung memakamkan putriku" ucap Hiashi yang sudah berdiri dan membopong mayat Hinata.
" t-tapi.. " , " kubilang tidak ya tidak" ucap Hiashi memotong perkataan Mizuto.
" baiklah" ucap Mizuto.
Mizuto mau tak mau mengalah, percuma ia berdebat di saat-saat seperti ini.
" Han!, segera kirimkan elang pengirim surat untuk segera memberitahu Konoha apa yang terjadi" ucap Yazi kepada Han, dan Han pun langsung merepalkan segel tangan lalu.
"KUCHIOSE NO JUTSU" ucapnya lalu muncul elang berwarna putih, yang berarti berita buruk.
" baiklah, segera sampaikan kabar ini" ucap Han setelah selesai memasukkan sebuah gulungan kedalam tas dipungung elang, lalu sang elang pun terbang.
" aku tak bisa membayangkan hukuman apa nanti yang kita terima dari hokage-sama" gumam Hiruka menatap nanar Hiashi yang terlihat memasukkan tubuh Hinata kedalam sebuah kantung mayat.
" mungkin saja kita akan dibunuhnya" timpal Han yang juga menatap Mizuto dan Hiashi " apapun itu.. kita memang pantas untuk mendapatkannya" tambah Yazi.
O0O
"ennghh"..
"ahh..hime kau sudah bangun"
"d..dimana aku?" tanya Hinata mengerjab-ngerjabkan matanya " arghh..kepalaku" ucap Hinata menahan sakit dikepalanya.
"kau dirumah sayang" ucap yuri membelai surai Hinata.
"d-dirumah? Kau siapa?" tanya Hinata heran, pikirannya kosong, seakan tak ada ingatan yang berhasil ia temukan didalam otaknya.
"aku suamimu, kau tadi terjatuh dan kepalamu terbentur, kata dokter kau terkena amnesia" ucap yuri, yang sebenarnya saat Hinata pingsan tadi telah menyuntikkan sesuatu berupa cairan yang diketahui berupa obat penghilang ingatan.
"suamiku?" gumam Hinata bingung sambil memegangi kepalannya.
"sudahlah, sayang kau tidur saja, kepalamu masih sakit bukan" ucap yuri menidurkan Hinata , Hinata sebenarnya masih merasa aneh, tapi ia tak bisa menolak perlakuan yuri kepadanya.
" aku tak ingat apa-apa" gumam Hinata.
" tentu saja, kau amnesia, mungkin dalam beberapa bulan kedepan kau akan ingat" ucap yuri menenangkan Hinata.
" a-arigatou" ucap Hinata tersenyum, didalam hati, yuri sangat merasa senang dan bangga, semua yang ia rencanakan telah berhasil.
Sekarang Hinata dan yuri tengah berada didalam rumah Yuri yang berlokasi di desa terpencil yang sangat jauh dari Konoha, Yuri membawa Hinata dengan jikkukan ninjutsu yang khusus ia pelajari untuk melancarkan rencanannya ini.
O0O
Syuut…syuut..syuut.. suara Kakashi dan yang lainnya berlari melompati dahan demi dahan di pimpin oleh kiba dan akamaru didepan.
" Kakashi!, lihat itu" ucap Sasuke menunjuk kearah elang putih terbang berlawanan arah dengan mereka" berita buruk!?" ucap Kakashi " kita harus bergegas! Kiba!" teriak Kakashi yang mulai panik.
" baiklah Kakashi-sensei" ucap kiba" akamaru! Lebih cepat" lanjut kiba dan disusul dengan " GUK!" gungungan akamaru.
" Kakashi-sensei! Aku menemukan mereka!" teriak kiba lalu berlari lebih cepat, dan yang lainnya pun mengktinya " bau apa ini" gumam kiba saat jarak mereka semakin dekat.
" SIAL! Apa ini benar-benar terjadi?" tanya Kakashi kepada dirinya sendiri setelah melihat Hiashi dan seorang ANBU berdiri disamping kantung mayat.
Syuut…syuut..syuut.. mereka pun turun didepan Han, Hiruka dan Yazi.
" mana Hinata?" tanya Sasuke kepada bawahannya itu.
"S-Sasuke-sama" ucap Yuri gelagapan.
" mana Hinata!" teriak Sasuke melihat kesekitar dan tak menemukan Hinata, dengan sedikit gemetaran, Yazi pun mengangkat tangannya dan menunjuk kearah sebuah kantung mayat yang berada tak jauh didepannya, disana terdapat Hiashi dan juga Mizuto yang tengah berdiri menunduk.
" j-jangan katakan…" ucap Sakura yang tiba-tiba meneteskan air mata " Hinata!" teriak Sakura berlari menghampiri tubuh Hinata.
" m-maafkan kami, kejadian itu berlalu begitu cepat" ucap Han menunduk.
" sial! Kalian ANBU elit, kenapa kalian tak pecus menjalankan misi seperti ini" umpat Sasuke menarik kerah Yuri yang masih menunduk, tak diduga, Sasuke pun meneteskan air matanya,ia tak bisa menebak apa reaksi sahabatnya nanti.
" Sasuke! Cukup, itu tak akan mengembalikan Hinata" ucap Yamato-taichou menurunkan tangan Sasuke yang siap menghantam wajah Yazi.
" kusso! Arghh!" ucap Sasuke lalu menjatuhkan tubuh Yazi.
" Hinata….hiks…Hinata! bangunlah..kau itu kuat" tangis Sakura pecah melihat tubuh terbakar Hinata yang berbalutkan kantung mayat " hiks…kau tak memikirkan perasaan Naruto heh! Hiks..kau mau meninggalkannya?" tanya Sakura, Hiashi yang mendengarnya pun tak sanggup menahan air matannya, tiba-tiba matanya berkunang-kunang dan hampir ambruk jika saja Mizuto tak menahannya.
Sasuke yang melihat Sakura menangisi Hinata pun mulai berjalan menghampiri Sakura dan mengelus pundaknya " Sakura" ucap Sasuke.
" Hiashi-sama, bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Kakashi dengan wajah serius.
" semuannya terjadi begitu cepat… i-ini semua kesalahanku" ucap Hiashi terus menunduk.
" kita harus cepat membawanya kembali untuk diotopsi" ucap Kakashi lalu dibantah Hiashi.
" jangan! Hari ini juga, putriku harus dimakamkan" ucap Hiashi lalu terduduk didepan Hinata " putriku…m-maafkan ayah" ucap Hiashi membelai pipi Hinata yang sudah tak berbentuk.
" Sakura..cukup… kita harus segera membawa nya pulang" ucap Sasuke menarik lengan Sakura.
" s-Sasuke-kun..hiks…" ucap Sakura tak bisa menahan air matanya yang terus keluar, Sakura masih teringat perkataan-perkataan Naruto yang meminta saran padanya untuk melamar Hinata.
" Sakura-chan…aku akan melamar Hinata..tapi aku gugup..kau punya saran untukku?" Tanya Naruto dengan wajah memelas meminta saran kepada Sakura.
" ahh, kau ini, jadi pria jangan terlalu baka, tinggal bicara saja susah amat" ucap Sakura sambil menyilangkan lengannya.
" ne..ne.. bisa tolong beritahu aku bagaimana Sasuke teme itu melamarmu..hihih" ucap Naruto menyelidik.
"e-ehh.. tidak!. Aku tak akan menceritakannya padamu" ucap Sakura dengan wajah merona merah.
" hahh..ayolah..ayolah~" ucap Naruto meminta.
semua itu langsung muncul begitu saja didalam otaknya, Sakura tak tahu reaksi apa yang akan dikeluarkan sahabatnya itu jika mendapatkan berita ini.
" hiks…Hinata.. kau terlalu jahat pada Naruto!..kau…hiks" ucap Sakura "SAKURA! Cukup, kita harus segera bergegas" ucap Sasuke menarik kasar lengan Sakura.
O0O
Suasana masih terasa mencekam, Sasuke terlihat sedang sibuk menenangkan Sakura yang sedang duduk merangkul lututnya sambil menangis, bukannya tak sedih melihat kekasih sahabatnya tewas dengan cara yang terbilang mengenaskan, tapi dia sebagai seorang laki-laki haruslah tetap tabah dan tak boleh menangis.
" hei! Mizuto, batalkan elang pembawa kabarmu, aku sendiri yang akan menyampaikannya pada hokage-sama" ucap Sasuke yang masih terlihat mengelus punggung Sakura berbicara kepada Mizuto yang tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk membawa mayat Hinata.
" baiklah" ucap Mizuto " Han, batalkan elang pembawa kabarmu!" ucap Mizuto kepada Han yang terlihat sedang terduduk.
" baiklah" ucap Han lalu merepalkan segel tangan, dikejauhan sana, elang putih pembawa kabar itu pun langung menghilang ditengah kepulan asap sebelum sampai di Konoha.
" aku sendiri yang akan memberitahunya" ulang Sasuke " Sakura, kau jangan seperti itu, persiapkan dirimu untuk menghadapi Naruto" ucap Sasuke menenangkan Sakura.
" umm" ucap Sakura mengangguk, Sasuke yang menyadari perasaan Sakura yang sudah leboh baik pun langsung menghampiri Kakashi yang terlihat sedang memperhatikan mayat Hinata.
" bagaimana menurutmu?" tanya Kakashi yang menyadari Sasuke mendekatinya.
" tenang saja, aku yang akan memberitahunya" ulang Sasuke lagi " baiklah, kurasa akan lebih baik begitu"
" ayo kita segera bergegas berangkat" ucap Kakashi alu disusul teriakan "haik" dari semua orang.
Dan mereka pun berangkat dengan dipimpin oleh Kakashi didepan.

To Be Continued..

Naruto Love Story [MISS YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang