" Apa ini, kenapa perasaanku sangat tidak enak" gumam Naruto yang tengah berdiri di dalam ruangannya menatap keluar jendela.
" Naruto, tenanglah, aku yakin Hinata saat ini sedang minum teh disuna sekarang" ucap Shikamaru sambil terduduk di bangku tepi ruangan tersebut.
" kalau memang begitu, kenapa perasaanku sangat tidak enak..." ucap Naruto lalu berbalik dan berjalan kearah mejanya dan duduk 'Hinata' gumamnya lalu mendongakkan kepalanya keatas.
Hari semakin sore, terlihat sinar keemasan yang menyeruak melewati jendela ruang hokage yang langsung mengenai wajah tan milik sang hokage, tak bisa dibohongi lagi, hatinya gusar menunggu informasi dari tim Kakashi yang tadi ia kirimkan, Naruto pun mencoba menolehkan kepalanya kearah Shikamaru, didapatinya dia sedang tertidur dengan berbantalkan tangan, terlihat wajah kelelahan disana, Naruto yang melihatnya pun merasa iba, ia tahu Shikamaru hari ini bekerja sangat keras, mulai dari menemaninya rapat dengan daimyo, mengerjakan laporan-laporan, serta yang lainnya, Naruto pun memaklumi kenapa Shikamaru bisa sampi ketiduran.
Naruto pun langsung berdiri dan melangkah menuju tempat Shikamaru" Shikamaru" ucap Naruto menggoyang-goyangkan tubuh temannya itu.
" enggh" gumam Shikamaru terbangun.
" kau pulanglah dan beristirahatlah dirumah" ucap Naruto.
" itulah yang kutunggu dari tadi...hoaamz" ucap Shikamaru lalu bangkit dari duduknya.
" bagaimana, ada kabar?" tanya Shikamaru kepada Naruto, Naruto yang tahu maksut Shikamaru pun hanya menggeleng pelan lantaran belum mendapatkan kabar sama sekali " sudahlah Naruto, aku yakin Hinata baik-baik saja, itu hanyalah suatu pertanda yang belum diketahui kebenarannya" ucap Shikamaru, " kalau begitu aku pulang dulu" lanjut Shikamaru lalu berjalan menuju pintu.
" ya" ucap Naruto.
"cklek" dibukalah pintu itu oleh Shikamaru, betapa kagetnya saat mendapati Sasuke bersama Sakura sedang berdiri mematung di depannya.
"Sasuke?..Sakura? kenapa kalian berdiri disini?" tanya Shikamaru heran, Naruto yang mendengar itu pun langsung mengalihkan pandangannya kearah Shikamaru, dan benar betapa kagetnya saat melihat sahabatnya berada disana.
" Sasuke? Kenapa kau ada disni?" tanya Naruto lalu berjalan mendekati Sasuke.
Pikiran Naruto langsung bertambah panik saat mendapati wajah menyesal Sasuke.
"Sasuke? Ada apa, kenapa kau memasang wajah seperti itu?" tanya Naruto khawatir.
" N-Naruto.. sebaiknya kau duduk dan biar kujelaskan semuanya" ucap Sasuke gemetaran.
" ada apa denganmu? Bagaimana dengan Hinata? Dia baik-baik saja bukan?" tanya Naruto khawatir sambil memandangi sahabatnya itu.
" duduklan dulu" ucap Sasuke lalu berjalan kedalam diikuti Sakura yang gemetaran dan terlihat jejak air mata dikedua pipinya.
" Sakura-chan?, kenapa kau menangis?" tanya Naruto melihat jejak air mata itu.
" apa yang terjadi sebenarnya? Katakan padaku SASUKE!" bentak Naruto pada Sasuke yang sudah diambang batas kesabarannya.
" kubilang duduklah dul!u" ucap Sasuke berusaha setenang mungkin.
" hoei..hoei. ada apa sebenarnya ini" ucap Shikamaru lalu menutup pintunya kembali dan bergegas berjalan mendekat kearah Sasuke dan Sakura.
Naruto pun duduk mengikuti saran Sasuke " baiklah ada apa sebenarnya? Bagaimana keadaan Hinata tadi?" tanya Naruto berusaha menenangkan hatinya, tapi sepertinya degup jantungnya sudah tak bisa dikendalikan lagi.
" b-bagini.." ucap Sasuke gugup 'bagaimana ini..ayolah Uchiha Sasuke!' batin Sasuke merutuki kegugupannya.
" jadi?" tanya Naruto heran mendengar Sasuke menggantungkan perkataannya.
" n-Naruto kau yang sabar ya" ucap Sakura berusaha tenang.
"sabar?...sebenarnya ada apa?...kenapa aku harus sabar?" tanya Naruto heran dengan degup jantung yang kian bertambah.
" k..kita terlambat" ucap Sasuke sambil menunduk.
" hah?" tanya Naruto heran, jantungnya semakin berdegup kencang.
" s-saat kami tiba disana..H-Hinata sudah..tak bernyawa" ucap Sasuke bergetar.
"apa!?" tanya Naruto seakan tak percaya, jantungnya langsung berdegup lebih kencang mendengar perkataan sahabatnya yang sudah diketahuinya tak mungkin berbohong, pandangan matanya tiba-tiba menghitam, hal terakhir yang ia dengar adalah teriakan Sasuke, Sakura, dan Shikamaru "Naruto!"
O0O
Dipandanginya wajah manis Hinata yang tengah terbaring pingsan didepannya,Yuri ingat betul saat-saat pertama kali ia bertemu dengan gadis ini yang langsung mengambil hatinya
FLASHBACK
waktu itu, dua minggu yang lalu tepatnya di jalan pinggir desa, Yuri terluka parah diarea pahanya karena terkena tusukan kunai, ia berjalan terseok-seok berusaha masuk kedalam wilayah Konoha untuk melepaskan diri dari kejaran musuh, namun sayang sesaat setelah memasuki wilayah Konoha, ia langsung tersungkur dan pingsan.
Sore itu, sinar matahari keemasan terlihat begitu indah, seorang gadis berambut indigo panjang memakai topi bulat, tengah bersepeda mengelilingi desa untuk memenuhi permintaan kekasihnya, untuk mencarikan setangkai bunga matahari sebagai syarat mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh kekasihnya , sang gadis pun langsung turun dari sepeda setelah menemukan padang rumput yang luas, tapatnya dipinggir desa Konoha.
" mungkin disini ada" gumamnya lalu berjalan menelusuri rumput yang setinggi lututnya itu, sang gadis pun berjalan terus dan terus sampai akhirnya ia menemukan beberapa tangkai bunga matahari yang terlihat menghadap kearah barat "ahh, itu dia" gumamnya girang.
Ia pun langsung berlari kecil kerah bunga tersebut lalu memetik 2 tangkai bunga matahari "akhirnya, Naruto-kun aku sudah mendapatkannya" gumam sang gadis girang , tetapi saat ia beranjak berdiri, topi bulatnya langsung terbang karena terpaan angin, ia bungung kemana arah topinya pergi.
" ahh itu dia" gumamnya lalu berlari mengejar topinya tadi, namun betapa kagetnya saat pandangannya menangkap obyek yang lain, yaitu seorang ANBU yang tengah terbaring lemah dengan luka dikakinya
" ya ampun" gumam sang gadis langsung berlari menghampiri tubuh tersebut mengabaikan topinya.
"enngghh" lenguh Yuri saat merasakan luka dipahanya terasa sedang dibalut oleh seseorang.
" kau sudah sadar ya?" tanya sang gadis, dan betapa kagetnya saat mengetahui bahwa dia adalah seorang gadis secantik rembulan, " hei, kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya sang gadis " nah sudah" ucap sang gadis saat menyelesaikan ikatan yang terakhir " untung aku membawa kotak P3K" lanjutnya lalu menutup kotak p3k yang selalu ia bawa kemana saja.
" namamu siapa?" tanya Yuri kepada sang gadis.
" namaku Hinata Hyuuga, salam kenal, namamu?" tanya sang gadis yang diketahui bernama Hinata.
" Yurino, sebut saja Yuri" ucap Yuri menyodorkan tangannya, dan Hinata pun langsung membalas tangan Yuri.
Lembut dirasakan Yuri saat tangan indah milik gadis itu menyentuh telapak tangannya.
" salam kenal Yuri-san" ucap Hinata dengan lembut " apa yang terjadi sampai kau mendapatkan luka seperti ini?" tanya Hinata.
" ohh, tadi aku diserang musuh" ucap Yuri memperbaiki posisi duduknya 'dia manis sekali' gumam Yuri memandang wajah Hinata.
" hei, kenapa kau memandangiku seperti itu?" tanya Hinata merasa risih dipandangi Yuri dengan cara yang aneh.
" ahh..tidak,, aku hanya saja masih tidak percaya ada seroang gadis semanis dirimu yang mau menolongku" ucap Yuri, Hinata yang dibilang manis pun langsung merona merah.
" ahh tidak juga" ucap Hinata menunduk menyembunjikan rona merahnya.
" nah Yuri, lukamu sudah ku obati, aku pulang dulu ya" ucap Hinata lalu berusaha bangkit dari duduknya, namun sebelum Hinata berhasil berdiri, tangannya ditahan oleh tangan Yuri " ada apa Yuri-san?" tanya Hinata kembali duduk.
" umm..k-kau sudah punya kekasih?" tanya Yuri yang tentu saja mengagetkan Hinata, wajahnya langsung merona merah.
" umm..k-kurasa sudah, memangnya kenapa?" tanya Hinata menunduk.
"a-aku suka denganmu..kumohon jadilah kekasihku dan tinggalkan kekasihmu itu" ucap Yuri meminta, Hinata yang mendengarnya pun langsung terlihat marah.
" apa? Dengar ya Yuri-san, memang kau terlihat tampan, tapi kau tak punya satupun alasan untukku untuk meninggalkan kekasihku ingat itu!" ucap Hinata lalu berdiri dan berjalan menuju topinya.
"kau bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dariku" ucap Hinata tersenyum kearah Yuri, Yuri yang melihatnya pun langsung terpana.
Dua hari mencari informasi tentang Hinata Hyuuga, Yuri langsung kaget lantaran diketahui bahwa Hinata adalah kekasih sang Rokudaime Hokage.
"a-apa ternyata dia adalah kekasih hokage, pantas dia menolakku" gumamnya kaget saat melihat foto ditangannya 'bagaimana ini' tanya Yuri dalam hati.
" aku tak boleh menyerah, walaupun harus menggunakan cara brutal sekalipun!" gumamnya memantapkan hatinya, walaupun harus memberikan semua yang dimilikinya, agar seroang gadis bernama Hinata menjadi miliknya, maka itupun akan Yuri lakukan.
Mulai hari itu, Yuri terus memantau pergerakan Hinata, kemana Hinata pergi, apa yang ia sukai, sampai informasi pribadi Hinata pun ia dapat, karena ia adalah seorang ANBU, mencari informasi bukan merupakan perkara yang sulit , hampir seminggu lamanya ia tak bisa tidur hanya gara-gara memikirkan Hinata, sampai tiba perintah itu,ya Yuri bersama timnya menerima misi dari hokage untuk menjaga Hyuuga Hinata.
Betapa girangnya hati Yuri saat mendengar itu, Yuri pun langsung segera mempersiapkan segala suatunya, merencanakan sampai sedetil-detilnya, malam itu juga, Yuri langsung pergi ke suatu desa yang mempunyai klan yang memguasai jutsu transformasi yang dapat meniru tubuh dan wajah orang lain secara sempurna, ia pun menemui sang pemimpin klan, berkedok adalah utusan dari Konoha, ia pun menunjukkan foto Hinata untuk digunakan sebagai alat untuk meniru tubuh dan wajah Hinata, dan setelah selesai, Yuri pun pergi diikuti seorang gadis yang diketahui adalah copy-an nya Hinata.
Sampai ditengah hutan, Yuri langsung melakukan rencanannya sejak awal, dia berbalik lalu menghujam tubuh copyan Hinata itu hingga tewas, " ini sudah cukup untuk memalsukan kematiannya" gumam Yuri.
Tak berhenti disitu, Yuri pun mempersiapkan peralatan yang lainnya seperti kertas peledak yang dimodifikasi sedemikian rupa supaya hanya menimpulkan efek suara ledakan besar serta kilatan cahaya yang sangat menyilaukan , dan juga sebuah serum penghilang ingatan pun ia siapkan, dan ke-esokan harinya ia telah dipanggil untuk melaksanakan misi itu bersama ke-4 rekan se-teamnya.
FLASHBACK OFF
O0O
" Hinata?...Hinata!" teriak Naruto seraya berlari mendekati sesosok Hinata yang tengah berdiri tak jauh darinya , ruangan putih itu, sama seperti ruangan tempat ia bertemu dengan kaa-san nya Uzumaki Kushina dan tou-san nya Namikaze Minato.
" Hinata!" teriaknya sekali lagi saat jarak mereka semakin dekat, lalu...
GREBB! Naruto langusung mendekap tubuh Hinata yang berbalut dress tanpa lengan berwarna lavender "n-Naruto-kun" gumam Hinata saat tubuhnya didekap erat oleh Naruto.
" yokatta…yokatta..." gumam Naruto mengeluarkan air mata.
" n-Naruto-kun" ucap Hinata sekali lagi.
" Hinata.. kufikir kau sudah meninggalkanku…kata Sasuke tadi…Hinata..aku tahu kau tak akan pernah meningalkanku.." gumam Naruto lalu melepas pelukannya.
" Naruto-kun gomen.." ucap Hinata, dan seketika itupula tubuh Hinata langsung mengeluarkan cahaya ke-emasan.
" Hinata? T-tubuhmu kenapa?" tanya Naruto heran.
" n-Naruto-kun gomen..sementara aku tak bisa menemanimu" ucap Hinata tersenyum manis.
" apa maksutmu?..k-kau harus terus bersamaku!" teriak Naruto tak rela ditinggalkan Hinata, dan seketika itu pula air mata Naruto langsung menetes.
" Naruto-kun aku tak meninggalkan mu, aku Cuma pergi sebentar untuk menyelesaikan masalah ini" ucap Hinata membelai pipi tan Naruto.
" a-apa maksutmu? Masalah?" tanya Naruto heran.
" umm.. tunggulah aku Naruto-kun" ucap Hinata lalu tubuhnya menjadi transparan.
" h-Hinata kau mau kemana?" tanya Naruto melihat tubuh Hinata semakin menghilang.
" kurasa cakra yang kukirim semakin habis, Naruto-kun berjanjilah untuk menungguku" ucap Hinata meneteskan air mata.
"t-tapi kau mau kemana?" tanya Naruto kembali.
" aku hanya pergi sebentar, kau harus berjanji untukku" ucap Hinata.
" y-ya aku berjanji" ucap Naruto gelagapan lalu melihat tubuh Hinata pudar dan menghilang "Hinata?...hinata! hinataaaa!" teriak Naruto memanggil Hinata.
" Naruto!" teriak seorang berambut musim semi mendapati sabahatnya tiba-tiba bangun.
" mana Hinata..hinata!" ucap Naruto panik dan berusaha beranjak dari tempat tidurnya.
" Naruto! Tenanglah" ucap Sasuke yang juga berada di ruang rumah sakit.
" Hinata? Kemana dia? Hinata! Aku harus menemuinya" ucap Naruto menyingkirkan lengan Sasuke yang menahan bahunya.
" Naruto! Kau harus merelakannya pergi!" bentak Sasuke.
" ha? Apa maksutmu! Hinata kemana? Dia tak mungkin meninggalkanku! Dia sudah berjanji! Hinata!" teriak Naruto lagi, lalu...
PLAK! Sebuah tamparan dihadiahkan Sasuke "Naruto! Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita cintai, tapi kita harus tetap sabar dan tabah, semua didunia ini punya umur, bahkan Hinata" ucap Sasuke menyadarkan Naruto.
" Hinata tak akan tenang disana bila kau seperti ini " lanjut Sasuke mengakhiri perkataannya.
" tidak..hiks…tidak…Hinata tak akan meninggalkanku..hiks" ucap Naruto menangis.
" tenanglah.. kau mau menghadiri pemakamannya? Dia langsung dimakamkan hari ini" ucap Sasuke yang langsung membuat Naruto bangkit.
" aku mau kesana, dimana ?" tanya Naruto dengan tubuh bergetar " ikutlah denganku.." ucap Sasuke " ayo Sakura" lanjut Sasuke " umm" Sakura pun melangkah mendekati naruto dan membantu Naruto berjalan yang juga dibantu oleh Sasuke.
" kau harus tetap tenang… jernihkan pikiranmu" ucap Sasuke menasehati sahabatnya itu.
Taman makam pahlawan desa Konoha mendadak ramai dipenuhi dengan berpuluh-puluh orang berpakaian seba hitam, disana nampak seluruh anggota klan Hyuuga sedang menunduk, dan juga seluruh anggota rookie yang juga mengenakan pakaian hitam-hitam, serta terdapat godaime hokage dan juga para tetua.
Tubuh Naruto tiba-tiba kaku tak bisa bergerak melihat pemandangan didepannya, ia tak mau percaya dengan apa yang dilihatnya.
" Naruto.. yang sabar" ucap Sakura disamping Naruto menatap nanar sahabatnya, Naruto pun melanjutkan langkahnya sendiri tanpa dibantu Sasuke dan Sakura.
" Sasuke-kun?" ucap Sakura memandang cemas kearah Sasuke mengkhawatirkan sahabatnya.
" biarkanlah Sakura" ucap Sasuke menatap Naruto iba.
" Naruto.." gumam Shikamaru melihat Naruto berjalan gontai kearah pati mati milik Hinata , terlihat disana lee dan juga Ino sedang menangis tersendu-sendu.
" kasihan Naruto.." ucap Shino.
"aku tak habis fikir Hinata akan pergi secepat ini" tambah sai yang juga hadir dalam acara pemakaman.
Langkah Naruto semakin cepat saat pandangan matanya menemukan sebuah kotak yang tak lain dan tak bukan adalah milik kekasihnya Hinata, Naruto terus berjalan, sampai akhirnya sedikit berlari kecil kearah peti mati tersebut " hokage-sama" gumam salah seorang Hyuuga melihat Naruto berlari kearah peti mati, Naruto pun telah sampai disamping peti tersebut, dipandanginya wajah Hinata yang terlihat sudah tak sempurna, tapi Naruto masih mengenalinya.
"H-Hinata..hiks" ucap Naruto lalu menjatuhkan lututnya, tangannya mengusap pipi Hinata dengan lembut, air matanya tak bisa berhenti mengalir " Naruto..sudahlah" ucap Hiashi yang langsung menyita perhatian Naruto.
" otou-san" gumam Naruto lirih.
" sudahlah..kita harus memakamkan putriku secepatnya" ucap Hiashi menarilk lengan Naruto.
"t-tunggu, ada hal terakhir yang ingin kulakukan" ucap Naruto lalu memandang Hinata.
" h..hime.. kau bilang padaku kalau aku harus menunggumu…m-maka sampai kapanpun aku akan tetap menunggumu hime... hiks..dan aku yakin kau tak akan pernah meninggalkanku bukan?" gumam Naruto dengan berlinang air mata lalu.
CUP, naruto mengecup dahi Hinata.
Setelah itu Naruto pun bangkit dan bergabung dengan teman-temannya, acara pemakaman pun dimulai.
Seminggu berlalu sejak hari kematian Hinata, Sejak hari itu, Naruto terlihat kehilangan semangatnya, dia yang awalnya ceria dan suka berteriak-teriak, menjadi seorang pendiam dan menutup diri, hanya saat bertugas menjadi hokage lah dia akan mengeluarkan suaranya, selebihnya dia akan langsung pulang dan mengurung diri dikamar apartemennya, semua teman-temannya sudah sangat berusaha untuk mengembalikan semangat Naruto, tapi sepertinya itu semua sia-sia.
Naruto selalu datang saat diundang makan bersama teman-temannya, tapi saat ditempat makan, ia hanya diam dan hanya menjawab dengan senyuman tatkala teman-temannya bertanya sesuatu, perasaannya telah mati sejak sang pengisi hatinya menghilang entah kemana, Naruto masih menunggu..menunggu dan menunggu… sampai kabar itu memang benar terjadi, ya kabar yang didapatnya dalam mimpi, jika sang kekasih hanya akan meninggalkannya sebentar " aku akan terus menunggumu hime…sampai kapanpun"To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Love Story [MISS YOU]
FanfictionCerita cinta dari anime Naruto Shipuddent Tokoh utama: NARUTO UZUMAKI HINATA HYUGA