"Han! Bawa dia kesini" teriak Mizuto kepada Han yang bersembunyi dibalik dinding bersama seorang gadis berambut indigo panjang.
"Sepertinya kita sudah dipanggil" ucap Han kepada seorang gadis disampingnya.
"Se-sebelumnya aku sangatlah berterimakasih padamu…k-karena kau telah menolongku " ucap sang gadis kepada seorang ANBU didepannya sambil menunduk
"itu bukan masalah apa-apa nona Hinata…sudahlah…..memang itulah tugas kami" ucap Han menenangkan Hinata yang tengah gugup.
"M-menurutmu bagaimana Naruto-kun nanti…..a-apa dia akan marah padaku?" tanya Hinata.
"tentu saja tidak…dia merindukanmu….satu-satunya yang akan membuatnya marah adalah kalau nona Hinata malah tidak mau menemuinya" ujar Han sambil tersenyum.
"a-arigatou Han-san" ucap Hinata tersenyum "nah..sekarang ayo" ujar Han mempersilahkan Hinata untuk keluar dari tempat persembunyiannya terlebih dahulu.
.
Mata Naruto pun langsung membulat tatkala matanya menangkap sesosok gadis berambut panjang yang tengah berjalan kearahnya didampingi oleh seorang ANBU "H-Hinata?" gumamnya dengan tubuh mematung tak percaya "a-apa ini nyata?" tanya Naruto lalu menatap Mizuto disampingnya dengan tatapan seoralh berkata 'apa ini nyata?'...
Mizuto yang mendapatkan tatapan seperti itu pun hanya tersenyum simpul meyakinkan sang hokage bahwa kenyataan didepannya adalah nyata.
"N-Naruto-kun" ucap Hinata yang sekarang tengah berdiri tepat didepan Naruto dengan rona merah menghiasi wajah manisnya, Naruto masih sangat shock dengan kenyataan didepannya itu, dipandanhinya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Kaki itu…wajah itu…mata itu…rambut itu….semuanya nyata… "h-hinata?" ujar Naruto terbata, dan sedetik kemudian air matanya pun langsung tumpah membasahi kedua pipi tan nya.
"N-Naruto-kun aku pulang" ucap Hinata lalu berjalan lebih mendekat kearah Naruto.
"a-apa kau benar-benar Hinata!?" tanya Naruto meraba wajah cantik didepannya.
" m-maaf meninggalkanmu terlalu lama.." ujar Hinata dengan tersenyum manis.
GREBB! Tiba-tiba tanpa pikir panjang Naruto langsung mendekap tubuh ramping Hinata didepannya .
"hiks…hiks..hiks…" tangis Naruto pecah saat memeluk tubuh hangat kekasihnya yang telah meninggalkannya sejak 1 tahun yang lalu itu " kau jahat….! Kau meninggalkanku…! Kau terlalu jahat Hinata" gumam Naruto tak jelas, masih didalam pelukan Naruto.
" m-maaf Naruto-kun, aku harus menyelesaikan suatu masalah dulu" ucap Hinata membalas pelukan Naruto " kan aku sudah berjanji kalau nanti aku akan kembali" lanjut Hinata dengan jantung yang berdetak tak menentu.
Tangan kanan Naruto pun mengelus punggung Hinata menelusuri dari atas kepala, rambut panjangnya, punggung itu, semua begitu nyata " hiks…hiks…Hinata..aku sungguh merindukanmu…kau tahu bagaimana kacaunya aku saat kau tinggalkan huh?" tanya Naruto masih mendekap tubuh Hinata semakin erat.
"n-naruto-kun aku sesak" ucap Hinata menahan sesak didadanya saat Naruto terus menerus mempererat pelukan nya .
"biar! Inilah hukumanmu karena telah membohongi ku…1 minggu eh…kau meninggalkan ku selama 1 tahun Hinata" ucap Naruto sambil tangan kanannya meremas rambut indigo panjang Hinata.
" gomen Naruto-kun" gumam Hinata merasa bersalah.
Dua ANBU yang sedang menatap pemandangan didepan mereka pun tersenyum dan sedikit mengeluarkan air mata terharu, sungguh perjuangan mereka selama 1 tahun untuk menyelidiki semua keganjilan itu pun tak terbayar dengan sia-sia, sampai Mizuto memecah konsentrasi Han yang masih memandangi Naruto dan Hinata "Han..sebaiknya kita pergi" bisik Mizuto mengajak Han bergi "benar" ucap Han membenarkan kalimat Han untuk meninggalkan hokage mereka berduaan bersama kekasihnya.
Namun langkah kaki mereka pun langsung terhenti saat menyadari sang Hokage memanggil mereka "t-tunggu!" ujar Naruto yang masih sambil mendekap tubuh Hinata didalam pelukan-nya " kalian mau kemana?" tanya Naruto lagi.
"maaf..kita tidak mau menggangu anda hokage-sama hehe…" ujar Mizuto cengingiran sambil mengaruk-garuk kepala bagian belakangnya.
"kalian harus disini dan menjelaskan semuanya!" ujar Naruto dengan wajah yang cerah " baiklah" Mizuto dan Han pun lalu berbalik mengikuti perintah hokage mereka.
"h-hime.."gumam Naruto lembut memanggil Hinata yang terdiam didalam pelukannya "ahh kau tidur ternyata" gumam Naruto tersenyum menyadari Hinata tertidur didalam pelukannya.
"dia terlalu memaksakan tubuhnya untuk segera bertemu dengan anda Hokage-sama, dia sampai menolak untuk beristirahat saat perjalanan kita kesini" ujar Mizuto kepada Naruto.
"benarkah?" gumam Naruto mengecup puncak kepala Hinata, karena tak mau membangunkan Hinata yang tengah tertidur didalam pelukannya , Naruto pun akhirnya memutuskan untuk membopong tubuh gadisnya itu kedalam dan merebahkannya diatas tempat tidur miliknya.
" hime…beristirahatlah…" ujar Naruto lalu mengecup dahi Hinata yang tengah tertidur.
"ennghh" lenguh Hinata sesaat setelah Naruto mengecup dahi miliknya, Naruto langsung khawatir perlakuannya akan bisa membangunkan Hinata dari tidur nya, tapi sepertinya kekhawatirannya langsung hilang saat melihat Hinata terlelap kembali, dipandanginya wajah polos kekasihnya itu…" hime…" gumam Naruto mengelus rambut indigo Hinata, air mata itu pun kembali keluar.
" aku tahu kau tak akan mengingkari janjimu" gumam Naruto lalu kembali mengecup dahi Hinata untuk yang kedua kalinya.
O0O
"jadi..." kalimat Naruto pun langsung terpotong saat mendapati kedua ANBU di dalam apartemennya sedang memandang ngeri sampah-sampah disekitar mereka, Naruto yang melihatnya pun langsung sweetdrop "hei kalian….apa yang kalian lakukan?" tanya Naruto dengan nada menyelidik.
"e-ehh..t-tidak..hanya saja.."," iya aku tahu rumahku sangat berantakan" ucap Naruto memotong kalimat Han.
"maka dari itulah kalian kutahan disini" lanjut Naruto menyeringai kejam.
"m-maksut Hokage-sama?" tanya Mizuto heran.
" ya..pertama..kalian kuperintahkan untuk membersihkan rumahku sampai bersih…tapi! Jangan membuat kegaduhan" ujar Naruto menyeringai kearah kedua ANBU tersebut , Han dan Mizuto pun langsung sweetdrop mendengar perintah Hokage mereka 'sial' gumam mereka berdua.
Mizuto dan Han pun akhirnya selesai membersihkan tempat tinggal Naruto dibantu dengan beberapa bunshin milik Naruto hanya dalam 10 menit, peluh pun kini membasahi wajah kedua ANBU tersebut, setelah selesai, mereka berencana kembali pulang, namun sepertinya niatan mereka harus tertunda karena tiba-tiba saat Mizuto akan memutar gagang pintu, mereka langsung dipanggil oleh Naruto.
"kalian mau kemana?" tanya Naruto lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja makan.
"k-kami akan pulang" ucap Han kepada Naruto.
"kalian harus tetap disini….dan jelaskan padaku sebenarnya apa yang terjadi" ucap Naruto melirik sedikit kearah Hinata.
"baiklah" ucap Mizuto lalu berjalan kearah Naruto disusul oleh Han.
"kalian duduk saja disana" ucap Naruto menunjuk kearah dua kursi kosong didepannya, Mizuto dan Han pun lalu menuruti perintah hokage mereka dan segera duduk.
"bisa kalian jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Naruto dengan raut muka serius " baiklah Hokage-sama…" ujar Mizuto lalu menghela nafas.
"jadi begini kira-kira setelah peristiwa itu…tepatnya setelah 1 bulan setelah peristiwa itu, kami menemukan sesuatu keganjilan.." ucap Mizuto.
"keganjilan?" tanya Naruto heran " ya..waktu itu….
(~O_O)~ FLASHBACK (~O_O)~
Sebulan telah berlalu dan tidak ada kabar apapun tentang keberadaan Yuri, Mizuto sang ketua team ANBU itu pun semakin terheran-heran 'kemana dia pergi' , sampai saat itu, Mizuto bersama Han pun mempunyai niatan untuk pergi menuju apartemen Yuri, mungkin disana terdapat petunjuk kemanakah Yuri pergi.
Pagi itu, suasana begitu tenang, Han tiba-tiba mendengar seseorang sedang mengetuk pintu rumahnya "ahh itu pasti Mizuto" gumam Han yang tengah memakan Sarapan buatan kekasihnya "kau mau kemana sayang?" tanya sang kekasih karena Han tiba-tiba meninggalkan Sarapannya dan langsung berdiri.
"Sara..sebentar ya…tadi ada yang mengetuk pintu" ucap Han kepada kekasihnya.
"kalau begitu biar aku saja yang membukanya" ucap Sara lalu segera berdiri, namun niatannya pun langsung pupus saat bahunya ditahan oleh Han.
"Sara..kau disni saja dan habiskan Sarapanmu…sepertinya yang mengetuk pintu adalah Mizuto, jadi aku saja yang menemuinya" ujar Mizuto melarang Sara.
"ya..terserahlah" ujar Sara lalu melanjutkan makannya.
"ada apa? ini kan masih terlalu pagi" tanya Han kepada Mizuto diambang pintu.
"Han! Aku akan memeriksa apartemen Yuri terlebih dahulu, nanti setelah kau selesai, cepat susul aku" ucap Mizuto lalu melangkah pergi "hehh…baiklah" ujar Han lalu menutup kembali pintu rumahnya.
"ada apa sih?" tanya Sara melihat Han yang sudah kembali.
"umm..maaf Sara..sepertinya aku harus cepat-cepat…sisa makananku jangan dibuang ya..disimpan saja dialam kulkas"ujar Han lalu mengambil pedang khas ANBU miliknya, lalu berjalan mendekati Sara untuk mengecup dahinya "nah..kutinggal dulu ya…nanti kunci rumahnya kau tinggalkan di tempat seperti biasa saja" ucap Han kepada Sara.
"ya, baiklah" ucap Sara memandangi Han.
Sementara itu, Mizuto telah tiba didalam apartemen Yuri, ia terperangah melihat betap kotornya tempat itu "apartemen ini sudah lama tak didatangi orang rupanya" gumam Mizuto lalu melangkahkan kakinya menelusuri ruangan demi ruangan didalam apartemen tersebut "kotor sekali" gumam Mizuto saat jarinya menyapu meja makan yang penuh dengan debu, namun sepertinya pandangan matanya tersita oleh sebuah ruang yang snagat tertutup, ruang itu begitu mengundang Mizuto untuk membukanya.
Tanpa menunda-nunda lagi, Mizuto pun mendekati pintu ruangan tersebut dan ternyata "terkunci" gumamnya, mau tak mau Mizuto pun harus mendobraknya.
1..2…3 BRUAK!..
Pintu ruangan itu pun terlepas dari engselnya, debu pun langsung bertebaran membuat dada Mizuto sesak "uhuk.. .." batuk Mizuto "ruang apa ini?" tanyanya pada dirinya sendiri saat mendapati sebuah ruangan yang kosong, hanya terdapat sebuah meja dan kursi, diatas meja tersebut terdapat setumpuk kertas dan bebrapa lembar foto yang sepertinya sudah sangat lama.
Mizuto langsung membuka gorden ruangan tersebut supaya cahaya matahari bisa memasuki ruangan itu, cahaya pun masuk, ruangan itu yang tadinya gelap gulita sekarang dipenuhi dengan sinar matahari, Mizuto dapat melihat seluruh isi ruangan tersebut, pandangan Mizuto tertuju pada beberapa lembar foto yang tertumpuk diatas meja, ia pun langsung melangkahkan kakinya mendekati meja untuk mencari tahu foto apakah itu, foto itu terlihat terbalik, diambilnya satu lembar foto itu lalu dibalikkannya, dan betapa kagetnya mengetahui didalam foto tersebut terdapat gambar .
"n-nona Hinata?...kenapa Yuri menyiman foto nona Hinata disini?" tanya Mizuto kepada dirinya sendiri, perasaan ingin tahu pun langsung muncul, dibalikkannya semua foto diats meja tersebut "s-semuannya foto nona Hinata" gumam Mizuto seakan tak percaya, kenapa temannya itu begitu banyak memiliki foto Hinata, Mizuto pun dibuat semakin penaSaran dengan setumpuk kertas dan dokumen disamping foto tersebut, namun, tangannya terpaksa terhenti saat mendengar teriakan Han memanggil dirinya.
"aku disini!" teriak Mizuto memberitahu lokasinya kepada Han, Han yang mengetahui lokasi Mizuto pun langsung bergegas.
" kau sedang apa?" tanya Han yang telah menemukan Mizuto tangah membaca dengan seriusnya selembar kertas ditangannya "hoei!" ucap Han lagi sambil menepuk bahu Mizuto.
"Han!...coba kau baca tulisan ini" ucap Mizuto serius sambil mengangsurkan selembar kertas yang dibacanya tadi kearah Han dibelakangnya.
"hemm…regular transformation no jutsu….." gumam Han sambil terus membaca tulisan didalam kertas itu, namun tiba-tiba matanya melebar lantaran membaca kalimat terakhir yang tertulis didalam kertas tersebut.
" i-ini…sejak kapan kita.." ujar Han lalu menatap Mizuto dengan tatapan bingung.
"ya…kita tak pernah mendaatkan misi seperti itu bukan…ini aneh" ucap Mizuto lalu memilah-milah dokumen diatas meja itu lagi.
"lalu untuk apa Yuri mendatangi klan dengan kemampuan seperti itu?" tanya Han yang sekarang telah bergabung dengan Mizuto untuk memeriksa tumpukan kertas tersebut.
" hei Mizuto coba lihat ini!" ucap Han mengangsurkan selembar kertas bertuliskan tulisan tangan.
"ini…" gumam Mizuto berusaha membaca tulisan dikertas tersebut.
"kau tahu apa itu?" tanya Han bingung .
"i-ini..ini formula untuk membuat kertas peledak!" ucap Mizuto kaget.
"Han! Kau masih menyimpan hasil riset tentang bom yang digunakan untuk membunuh nona Hinata dulu?" tanya Mizuto kepada Han.
" masih..coba ku cek dulu" ujar Han lalu membuka tas kecil miliknya "ahh ini dia" pekiknya saat mendapatkan gulungan kecil hasil resetnya tentang jenis bom yang digunakan untuk membunuh Hinata .
Mizuto pun langsung mencocokkan data yang terdapat digulungan dengan tulisan tangan dikertas yang ditemukannya diatas meja Yuri "i-ini...t-tidak mungkin!" pekik Mizuto mengetahui sesuatu "apa?ada apa?" tanya Han terheran-heran.
"kertas ini..berisi tentang formula untuk membuat bom yang telah membunuh nona Hinata!" ucap Mizuto memandang Han serius.
"itu kertas bom buatan tangan bukan?" tanya Han sedikit bingung.
"ya..berarti bisa dibilang Yuri-lah yang membuatnya" ujar Mizuto lalu memandang kembali kertas yang berisi tulisan tangan tersebut.
"hei! Tunggu…maksutmu..kau menuduh Yuri yang melakukan semua itu?" tanya Han heran.
"benar..coba kau ingat..sebelum kejadian itu terjadi kau merasakan gelegat Yuri bertingkah ane bukan?" tanya Mizuto.
"ya..kurasa kau benar..dia lebih pendiam dari pada biasanya" jawab Han memandang Mizuto.
" dan setelah kejadian itu dia entah hilang kemana…..lalu kita menemukan semua ini..foto-foto nona Hinata….formula ini….bisa ku simpulkan Yuri telah merencanakan ini sejak awal" ujar Mizuto panjang lebar.
"hoei..hoei!..kau tak bisa menuduhnya langsung begitu saja!...lalu untuk apa Yuri membunuh nona Hinata?" tanya Han penasaran.
"bukan!...dia tidak membunuh nona Hinata" ucap Mizuto lalu mengambil kertas pertama yang ia baca tadi "kemungkinan dia memalsukan kematian nona Hinata" lanjut Mizuto menjelaskan.
"lalu untuk apa? Dan bagainama bisa…kita melihat nona Hinata sudah dimakamkan bukan?" tanya Han heran.
"aku tak tahu kenapa dia melakukan itu….tapi soal mayat nona Hinata, mungkin itu bukanlah nona Hinata yang asli" ucap Mizuto lalu terduduk sejenak dikursi disampingnya.
"maksutmu?" tanya Han masih merasa bingung.
"kemungkinan dia mendatangi klan itu…dan meminta seseorang dari klan itu untuk bertransformasi menjadi seperti nona Hinata lalu…" , " semua ini menjadi masuk akal" ujar Han memotong kalimat Mizuto.
" tapi kita harus memastikan ini semua dulu…kita harus menanyakan kepada klan tersebut…apa benar Yuri pernah meminta hal tersebut.." ucap Han menatap Mizuto.
"kau benar…kita harus bergegas" ucap Mizuto lalu berdiri.
" besok….setelah misi tingkat D itu selesai, kita akan langsung berangkat kesana" ujar Mizuto.
"hei..bukankah kita harus meminta izin dulu pada hokage-sama" ucap Han berjalan mengikuti Mizuto untuk keluar dari apartemen Yuri.
" tidak..kita akan bekerja dalam diam….tidak ada yang boleh tahu…..sampai semuannya terbukti benar..kita akan langsung melaporkan semua ini kepada hokage-sama" ucap Mizuto sambil berjalan diikuti Han dibelakangnya.
"itu akan sangat beresiko!" ucap Han, dan ucapan Han pun berhasil menghentikan langkah Mizuto.
"dengar! Kau ingin bergabung bersamaku atau tidak! Jujur aku masih merasa menyesal karena gagal menyelesaikan misi itu…. Ini adalah kesempatan kita untuk bertanggung jawab atas kesalahan kita!.. aku akan tetap pergi dengan atau tanpamu" ucap Mizuto sedikit melirik kearah Han dibelakang.
"hei! Kenapa sifatmu jadi temperamental seperti itu sih!" ucap Han ketakutan.
" tentu saja! Yuri…adalah seorang ANBU dengan kemampuan khusus manipulasi kertas peledak..dan dia telah berkhianat dan melarikan nona Hinata…lalu aku harus bersikap bagaimana?" tanya Mizuto lalu berbalik.
"t-tenang saja..kita akan menyelesaikan ini bersama-sama… , oke" ucap Han dengan senyum yang dipaksakan karena ketakutan.
"jadi! Kau ikut atau tidak?" tanya Mizuto.
"tentu saja aku tak akan membiarkan sahabatku melakukan semua ini sendiri kan…dan aku juga tak akan rela jika hanya kau yang mendapatkan penghargaan hehe" ucap Han cengingiran.
" bagus…besok kita berkumpul tempat kita berkumpul seperti biasa" ucap Mizuto lalu melangkahkan kakinya "baiklah" ucap Han mengikuto Mizuto dari belakang.
SKIP TIME (~O_O)~ (~O_O)~ (~O_O)~
" kau telat Mizuto!" ucap Han yang sudah lebih dahulu sampai ditempat yang kemarin telah disepakati.
" wari….aku harus mengurus beberapa laporan dulu" ujar Mizuto berjalan mendekati Han yang tengah terbaring memandang langit " ayo…kita langsung berangkat" ucap Mizuto.
" baiklah~" ucap Han bangkit dari tidurnya lalu membersihkan kotoran-kotoran yang menempel diarea bagian belakang tubuhnya karena tidur tadi "ayo.." ucap Han sudah siap.
Berjam-jam mereka berlari, melompati dahan demi dahan pohon, sebenarnya lokasi klan yang mereka tuju tak terlalu jauh, hanya saja medan dan rute yang mereka lalui sangatlah sulit, jika mereka melalui rute biasa, maka bukan tidak mungkin mereka akan berpapasan dengan ninja desa Konoha yang lainnya, dan itu akan menjadi masalah tambahan buat mereka, karena mereka tak akan diberikan izin untuk melanjutkan misi mereka yang tak memiliki izin.
"disini kah?" tanya Han kepada Mizuto, mereka sepertinya telah tiba di sebuah desa, desa itu tak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil, mungkin setengah dari luas desa Konoha.
"benar…ayo kita cari ketua klan mereka " uca Mizuto lalu berjalan lebih dulu, lalu disusul Han dibelakangnya.
"disini ramai juga ya" gumam Han melihat keramaian desa tersebut.
"fokuslah mencari Han! Kita disini bukanlah untuk berpiknik" ucap Mizuto masih tetap fokus dengan pencariannya.
"hehh..kau ini sudah kubilang kan sedikitla bersantai dan jangan terlalu serius..tenanglah aku yakin kita akan menemukan ketua klan tersebut" ucap Han memasukkan kedua tangannya kedalam saku.
Setelah beberapa menit berjalan dan menelusuri setiap jalan didesa tersebut, Mizuto pun sepertinya telah menemukan apa yang dia cari.
"mungkin dirumah itu" ucap Mizuto kepada Han disampingnya "benar…rumah itu nampak lebih besar dari pada yang lainnya…dan juga banyak terdapat penjaga" ujar Han memadangi rumah besar didepannya.
"ayo kita masuk.." ucap Mizuto.
Namun saat baru akan masuk melalui gerbang rumah tersebut, mereka langsung disergap dan ditahan oleh puluhan orang penjaga yang merupakan Shinobi berelemenkan tanah " k-kenapa kalian menangkap kami! Kami utusan dari desa Konoha!" teriak Han meronta saat dibawa kesuatu tempat oleh beberapa orang penjaga, didepan Han, juga terlihat Mizuto dengan tangan terikat, berjalan tenang mengikuti kemana para penjaga itu membawa mereka.
Ternyata para penjaga itu membawa mereka langsung ke-hadapan ketua klan "kau dari Konoha bukan?" tanya ketua klan tersebut.
"ya…dan kami ingin menanyakan sesuatu pada anda" jawab Mizuto dengan tenangnya, Han yang disampingnya pun hanya terheran-heran melihat begitu tenangnya sahabatnya disampingnya.
" pertama-tama aku juga ingin menanyakan sesuatu pada kalian!" bentak sang ketua klan "menanyakan sesuatu?" ucap Han heran.
"ya…satu bulan yang lalu salah satu anggota klan telah dibawa oleh seorng utusan dari Konoha dan sampai sekarang belum kembali" ujar sang pemimpin klan.
" apa kalian tahu apa yang terjadi dengannya!" ucap sang pemimpin klan dengan nada dingin.
Mizuto dan Han langsung saling berpandangan, sepertinya semuanya langsung nampak jelas "t-tunggu..satu bulan yang lalu ada seorang ANBU..dan apakan ANBU tersebut bernama Yuri?" tanya Mizuto serius.
" ya..yuri namanya…dia menyuruh anggota klanku yang kusuruh itu untuk berubah menjadi seorang wanita cantik.." ucap sang ketua klan "apa kau kenal dengannya?".
" maaf kalau boleh tahu..bagaimana kronologi kejadian itu?" tanya Mizuto lagi.
" seperti yang kubilang…dia menyuruhnya berubah menjadi seorang wanita cantik…lalu membawanya pergi….tapi sampai sekarang dia belum juga kembali…seharusnya menurut perjanjian …. Kesepakatan itu hanya untuk 1 minggu saja".
"jadi begitu.."gumam Mizuto lalu menoleh kearah Han disampingnya.
"semuanya sudah jelas sekarang" bisik Han keada Mizuto .
Sang pemimpin klan yang melihat kedua ninja suruhan Konoha didepannya itu sedang berbisik pun langsung merasa kesal dan membentak mereka "hei!...apa yang kalian bisikkan?" bentak ketua klan.
"jadi begini tuan…" kalimat Mizuto pun terhenti lantaran tak tahu siapa nama ketua klan tersebut.
"Tanaka" ujar sang ketua klan memperkenalkan dirinya.
"baiklah..jadi begini Tanaka-sama, sebenarnya dari desa kami tidak pernah memberikan misi ataupun tugas seperti itu" ucap Mizuto, sang ketua klan yang mendengarnya pun langsung keget.
"apa? Bagaimana bisa? Kuingat dia menunjukkan sebuah surat utusan dari Hokage" ujar sang ketua klan...
"yang saya tahu hokage kami tak pernah memberikan misi seperti itu" lanjut Mizuto " dan sepertinya anda telah ditipu oleh ninja yang bernama Yuri itu".
"apa?" ucap ketua klan kaget "ya..sebenarnya begini ceritanya" ucap Mizuto lalu menjelaskan seluruh keadian sebulan yang lalu, hingga tentang pemalsuan kematian.
" KUSO!" bentak sang ketua klan " kalian harus segera menangkap dan menghukum berat ninja yang bernama Yuri itu!" lanjutnya.
" tenang saja tuan..kita disini memang ingin melakukan itu..jadi mohon bantuannya" ujar Mizuto, dan mereka pun akhirnya saling bertukar informasi, setelah sekian jam mereka bertukar informasi, akhirnya tanaka-sama, sebagai ketua klan pun memberikan sedikit bantuan untuk mencari tahu lokasi dimana Yuri bersembunyi, Mizuto dan Han pun langsung menyetujuinya, karena mereka juga tak tahu menahu tentang tempat Yuri melarikan Hinata.
1 bulan..2bulan…3bulan….4bulan…..8bulan…
Han dan Mizuto tak mendapatkan kabar dan informasi tentang keberadaan Yuri, mereka sudah cukup berusaha semaksimal mungkin, tapi apa daya, seperti bak ditelan bumi, Yuri sama sekali tak terdeteksi oleh mereka "ini sudah terlalu lama Mizuto…apa kita akan terus meneruskan semua ini?" tanya Han, mereka sekarang tengah berada dirumah Han, karena kelelahan sehabis pulang dari misi resmi mereka, dan mereka harus kembali untuk mencari informasi tentang keberadaan Hinata dan juga Yuri.
"Yuri menghilang bak ditelah bumi!" ujar Mizuto menyenderkan kepalanya di sofa " hampir satu tahun…tapi tak ada kemajuan apa-apa, sepertinya kita harus berhenti…kita sudah terlalu lama" ujar Han kepada Mizuto yang sama lemahnya.
"kuso! Sebenarnya dimana Yuri sialan itu!" ucap Mizuto meninju sofa .
Kekasih Han pun tak sengaja mendengar perdebatan antara Han dan juga Mizuto, dia pun lalu keluar dengan membawakan dua gelas es teh manis, diletakkannya dua gelas itu diatas meja lalu ikut duduk disamping Han " terimakasih sayang" ucap Han membelai surai merah Sara.
"umm..kudengar kalian membicarakan tentang Yuri?" tanya Sara.
" iya…kita sedang mencarinya…tapi hampir satu tahun tak ada kabar maupun info tentang keberadaannya" gumam Mizuto sambil menatap langit-langit.
" apa kalian sudah mencari di rumah lama milik Yuri?" Han dan Mizuto pun langsung tersentak dan bangun.
"rumah lama!?" tanya mereka berdua bersamaan.
"rumah Yuri yang lama? Sayang kau mengetahui sesuatu tentang itu?" tanya Han kepada Sara, Mizuto yang tadinya malas-malasan pun berubah menjadi tegang.
"ya..coba ku ingat-ingat…emm…rumah itu terletak sangat jauh dari sini, tepatnya didekat hutan sebelah selatan kirigakure" ucap Sara.
"dia tahu hal seperti itu dan kau tak menanyakan sejak dulu Han!" ucap Mizuto kepada Han.
"HEI! Aku juga tak tahu kalau Sara mengetahui hal seperti itu" bantah Han.
"Sara…kau mengetahui hal itu dari mana? Dan apa kau mengetahui lokasi tepatnya rumah itu?" tanya Han kepada Sara, kekasihnya.
"aku diberitahu sendiri oleh Yuri saat dua bulan yang lalu dia berkunjung kesini….kalau tidak salah rumah itu terletak disuatu desa kecil…..kalian akan mudah menemukannya, karena hanya ada satu desa itu saja di lokasi itu" ucap Sara menjelaskan.
"Mizuto! Bagaimana?" tanya Han pada Mizuto.
"sepertinya aku sudah tahu lokasi umumnya dimana, baiklah, karena kau dan aku hari ini sangat kelelahan, kita akan berangkat besok pagi buta…kita akan menempuh waktu selama 2 hari" ucap Mizuto lalu berdiri.
"aku ikut!" ucap Sara tiba-tiba.
"apa? Kau disini saja..ini sangat berbahaya" ucap Han kepada Sara.
"t-tapi.." ," sudahlah Sara…kau bahkan bukan seorang Shinobi, kau hanya akan menghalangi kami….kau dirumah saja ya.." ucap Mizuto kepada Sara, Sara yang mendengarnya pun hanya pasrah.
SKIP TIME(~O_O)~ (~O_O)~ (~O_O)~
Setelah dua hari perjalanan menuju desa tempat Yuri berada, akhirnya Mizuto dan Han pun telah sampai didesa tersebut, tapi mereka masih dibingungkan dengan lokasi tepatnya rumah Yuri itu, sebenarnya hanya sedikit rumah disitu, bahkan bisa dihitung dengan jari, tapi jarak antar rumah yang jauh memperlama pencarian Han dan Mizuto untuk menemukan rumah milik Yuri.
"tinggal yang satu disana" ucap Han menunjuk kesalah satu rumah dilokasi paling tinggi, atau tepatnya diatas bukit.
"mungkin dia disana" ucap Mizuto.
"apa kita akan langsung kesana?" tanya Han kepada Mizuto.
"tidak…kita intip dulu lokasi itu dari jarak jauh…jika memang ada disana, kita akan langsung membawanya pergi dan mengamankannya dulu…setelah itu baru kita akan langsung menangap Yuri" ucap Mizuto .
"bukankah tidak lebih cepat kalau kita langsung saja kesana dan mempergoki Yuri?" tanya Han.
"tidak! Itu akan membahayakan nyawa nona Hinata, rencanakulah yang paling tepat" ucap Mizuto menatap rumah yang lumayan jauh diatas sana.
" baiklah..toh rencanamu selalu berhasil" ucap Han, dan mereka pun pergi mencari spot terbaik untuk mengintai.
Sekarang mereka sedang mengintai rumah yang mereka curigai sebagai rumah Yuri untuk melarikan Hinata, terlihat Mizuto sedang serius mengawasi rumah itu dengan teropong, sementara Han tengah tertidur di atas ranting karena kelelahan, pandangan Mizuto pun sedikit terganggu lantaran sang mentari yang semakin lama semakin tenggelam.
"sial..hari sudah malam" umpatnya lagi lalu kembali berkonsentrasi dengan teropongnya .
Sedetik kemudian, Mizuto pun berhasil menemukan sebuah objek.
"pintunya terbuka..akan ada orang yang keluar"gumamnya saat melihat pintu depan rumah yang sedang di intainya terbuka, dan benar saja betapa kagetnya saat matanya menangkap sesosok gadis berambut indigo panjang terlihat keluar dari dalam rumah tersebut.
"n-nona Hinata!" gumamnya serius, diperhatikannya lagi, Hinata yang tengah berjalan kesuatu tempat itu, semakin jauh meninggalkan rumah…semakin jauh.." mau kemana dia?" gumam Mizuto.
Mizuto pun langsung mengalihkan pandangannya kearah Han yang sedang terlelap.
"sial! Disaat-saat seperti ini…! ini kesempatan ku" gumam Mizuto lalu meloncat turun dari dahan pohon, meninggalkan Han yang tengah terlelap.
Mizuto bermaksud untuk menghadang Hinata yang sepertinya sudah sangat jauh meninggalkan rumah tersebut.
Hinata POV
"Naruto-kun! Tolong aku!" teriak Hinata melihat Naruto yang berjarak tak jauh didepannya, ruangan itu sangatlah gelap gulita, Hinata pun berlari menerjang sosok Naruto, tapi semakin lama ia berlari, sosok itu pun semakin menjauh dan menjauh dan akhirnya menghilang dari pandangan matannya
"NARUTO-kun!" teriak Hinata dan langsung saja terbangun dari alam mimpinya.
"hah..hah..hah.." nafasnya tersengkal-sengkal karena mimpi buruk tadi.
"mimpi apa aku tadi" gumamnya bertanya pada diri sendiri.
"Naruto-kun?" tanyanya lagi, tapi dia tak mengenal siapa Naruto itu, tapi sedetik kemudian kepalanya langsung terasa sangat panas dan seakan mau pecah, "arrrggghhh kepalaku kenapa!" rintihnya sambil menjambaki rambut panjang miiknya….. sakit itu pun tak kunjung hilang dan terus menerus bertambah "arrgghh! Sakit!" rintih Hinata.
Semakin kuat Hinata menjambaki rambutnya karena rasa panas di kepalanya, bahkan beberapa helai rambut indigonya pun mulai putus dan terjatuh keatas ranjang, namun tiba-tiba sakit itu menghilang dan digantikan oleh beribu-ribu gambaran ingatannya yang dulu menghilang, seperti sebuah film diputar sangat cepat didalam otaknya, Hinata mulai mengingat siapa itu Naruto dan dimana rumah ini, Hinata terus terdiam mempelajari ribuan ingatannya yang langsung masuk secara tiba-tiba, sampai akhirnya ingatan itu pun tiba saat ia terkena suatu ledakan besar itu, matannya terbutanakn oleh silaunya cahaya ledakan, namun belum sampai kulitnya terbakar akibat api ledakan itu, tubuhnya seperti ditarik oleh seseorang, lalu pandangannya pun langsung menghitam.
"Naruto-kun.hiks…hiks.." tangis Hinata menyesal meninggalkan Naruto, pandangannya pun diedarkan keseluruh penjuru ruangan itu, didapatinya tak ada orang disana, Hinata pun langsung beranjak dari tempat tidurnya dan mulai berjalan sedikit berlari kearah pintu keluar dengan berlinangkan air mata .
Hinata berhasil keluar dari dalam rumah, langkahnya pun semakin cepat, ia terus berlari menjauhi rumah itu, ia tak memperdulikan kakinya yang telanjang menapaki batu kerikil yang sangat menyiksa, ia terus berlari dan akhirnya masuk kedalam hutan yang sangat lebat, ia beranikan dirinya untuk berjalan semakin memasuki hutan berharap ia segera bertemu dengan naruto ….ia berjalan terus sampai akhirnya ia menemukan sebuah sungai dengan aliran yang cukup deras.
"s-sungai ini deras sekali" gumam Hinata dengan perasaan takut menjalar keseluruh tubuhnya, tapi pikirannya yang sudah kalut dan ingin segera bertemu dengan Naruto pun akhirnya mengalahkan akal sehatnya.
Langkahnya hati-hati menapaki batuan sungai yang terasa licin, Hinata sudah sampai ditengah-tengah sungai, namun tiba-tiba aliran sungai itu semakin deras, naas karena batu pijakan kaki Hinata sangat licin, hinata pun terpelesetdan langsung terbawa arus yang sangatlah deras.
"aaaaaa!" teriak Hinata saat tubuhnya terseret "aku tak ingin mati… aku tak ingin mati…Naruto-kun tolong aku…aku tak ingin mati..hiks…" batin Hinata saat mendapati dirinya yang terus terombang ambling derasnya air sungai itu, tangannya tak bisa menggapai apapun untuk menyelamatkan dirinya dari arus sungai yang terus menyeret tubuhnya, sampai akhirnya kepalanya terbentur oleh sebuah dahan pohon besar yang melintang, dan sedetik kemudian, pandangannya pun langsung menghitam "n-naru…."
HINATA POV ENDTo Be Continued…
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Love Story [MISS YOU]
FanfictionCerita cinta dari anime Naruto Shipuddent Tokoh utama: NARUTO UZUMAKI HINATA HYUGA