Part 6

250 11 0
                                    

KRING..KRING…KRING… suara bel toko bunga yamanaka, terlihat seroang berambut kuning cerah mengenakan jubah hokage berwarna merah masuk kedalam toko yamanaka.
"ino!" teriak kecil naruto yang sesaat setelah dia masuk tak tak menemukan seorang pun yang tengah duduk di kursi meja kasir "ino!" ulangnya lagi berterak lebih kencang, tapi sepertinya teriakan kedua telah berhasil membuat sang pemilik toko berhasil keluar dan langsung menyapa Naruto setelah muncul dari baluk pintu..
"wahh..naruto…maaf tadi aku membantu tou-san dulu dibelakang…bunga lili lagi?" tanya ino yang sepertinya sudah tahu apa yang diinginkan Naruto di toko miliknya.
"ahh, iya…sama seperti biasanya ya..tapi..bisakah kau menambahkan beberapa tangai bunga lavender" pinta Naruto lalu duduk di salah satu meja tunggu sambil memandangi bunga yang terpajang rapi di tengah-tengah ruangan.
"baiklah…tunggu 2 menit" ucap ino lalu berjalan meninggalkan Naruto yang tengah terduduk di kursi tunggu untuk kedalam rumah kaca tempat keluarga yamanaka menyimpan persediaan bunga, untuk mengambil beberapa tangkai bunga lili untuk dirangkainnya seperti pesanan Naruto yang biasanya.
"hum..tak biasanya dia meminta bunga lavender" gumam ino disela-sela merangkai bunga miliknya, lalu ia tiba-tiba teringat sesuatu "ahh iya!..ini kan hari ulang tahunnya" ucap ino menepuk jidatnya.
Setelah selesai dengan rangakaian bungannya, dan dirasanya pas, tak ada kesalahan, ino pun keluar dari rumah kaca lalu berjalan mendekati Naruto yang tengah melamun.
"ini" ucap ino membuyarkan lamunan Naruto.
"ahh..ino..iya"ucap Naruto lalu berdiri dan mengambil rangkaian bunga dari tangan ino.
"ini gratis kok" ucap ino menolak saat Naruto tiba-tiba mengeluarkan dompetnya.
"benarkah?" tanya Naruto sedikit senang.
"yaa..hari ini hari ulang tahunnya bukan? Jadi ini kuberikan untukmu" ucap ino kepada Naruto , Naruto yang mendengarnya pun langsung menatap rangkaian bunga yang berada ditangannya.
"hahh..iya..semoga saja Hinata akan suka" ujar Naruto dengan nada rendah.
"dia tentu saja suka Naruto…." Ucap ino sambil tersenyum kearah naruto.
Ino terus memandang Naruto yang tengah terdiam memperhatikan bunga ditangannya, ino menatap Naruto heran bercampur rasa kasihan "Naruto!" , " ahh…iya ..ada apa?" tanya Naruto gelagapan kaget dibentak oleh ino.
"kulihat semakin hari keadaanmu semakin memburuk saja Naruto" ucap ino kepada Naruto.
"benarkah?" tanya Naruto dengan wajah inocentnya.
"ya..kau tahu sesekali belajarlah untuk melupakannya" ucap ino memandang wajah tak bersemangat Naruto.
"Apa!?" tanya Naruto dengan wajah yang tiba-tiba berubah serius"kenapa sih semua orang menyuruhku untuk melupakan Hinata…tadi Sakura-chan sekarang kau!" ucap Naruto lalu berbalik dan pergi meninggalkan ino yang masih mematung diam didalam tokonya.
"Naruto.."gumam ino merasa kasihan dengan naruto.
Naruto telah sampai dipemakaman, dipandanginnya batu nisan kekasihnya itu yang telah meninggalkannya dari satu tahun yang lalu.
"hime…." Gumam Naruto lalu menjatuhkan lutunya di samping makam , dipandanginya nisan itu, tampak sebaris huruf yang terukir diatas nisan tersebut, diusapnya nisan itu dengan penuh sayang.
"hime…selamat ulang tahun…hehe " ucap Naruto tertawa hambar, lalu diletakkannya rangkaian bunga ditangannya itu disamping batu nisan milik kekasihnya itu, tanpa disadarinya air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya pun meluap dan mengalir membasahi kedua pipinnya.
"hime….maaf hanya bisa memberimu bunga ini..…..s-selamat ulang tahun yaa…." ucap Naruto lalu mengusap air matanya yang semakin deras keluar dengan lengan jaket miliknya.
"dulu..kau membuatku berjanji untuk terus menunggumu.." ucap Naruto sambil tersenyum tipis.
"dan sampai sekarang pun aku masih setia memegang janjiku itu…t-tapi sampai kapan kau akan membuatku terus menunggu..hiks.." pelupuk mata Naruto pun kembali meluapkan air mata, semakin banyak sampai menetes dan mengenai batu nisan milik Hinata.
"a-aku ingin bertemu denganmu..aku ingin memelukmu…hiks…a-aku..hime…aku merindukanmu…hiks…." Dan air mata itu pun terus mengaliri kedua pipi tan miliknya tanpa hambatan, sungguh sejak satu tahun yang lalu Naruto tetap terus menunggu walau pun kerinduan terus menerus menggerogoti hatinya, tapi Naruto tetap sabar, ia yakin suatu saat nanti….hinatanya akan kembali kedalam pelukannya.
Tak berapa lama, tiba-tiba sebuah tangan mungil pun menepuk bahu sisi kirinya, lalu disusul dengan suara lembut nan lirih dari seorang gadis kecil dibelakangnya.
"Naruto Nii" gumam sang gadis berusaha menyita perhatian Naruto yang tengah terisak, Naruto yang menyadari kedatangan sang gadis kecil itu pun langsung dengan cepat-cepat menghapus air matanya dengan kedua lengan jaket orange miliknya, lalu menengok kearah suara tadi.
"ahh kau Hanabi…" ucap Naruto dengan nada suara yang masih bergetar, tanda Naruto baru saja menangis.
"k-kau juga ingin merayakan ulang tahun kakakmu ya" lanjut Naruto tersenyum miris kearah Hanabi yang terlihat sedang menatap Naruto sendu.
"umm..aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun pada neechan" ucap Hanabi lalu berjalan melewati Naruto untuk mendekat kearah nisan Hinata lalu duduk menekuk lutut di samping nya.
"neechan…" ucap Hanabi mengelus batu nisan milik Hinata, dibersihkannya sedikit debu yang menempel di atas nisan itu dengan jari jemari lentiknya.
"maaf neechan, ayah tidak bisa datang….tadi ada rapat klan..jadi mungkin nanti ayah akan menyusul" lanjut Hanabi lalu meletakkan rangkaian bunga yang dibawanya disamping bunga milik Naruto.
"selamat ulang tahun…..neechan..aku yakin neechan juga sedang merayakan ulang tahun bersama ibu bukan…hiks…" ucap Hanabi tak kuasa menahan air matanya untuk keluar, mengalir melewati kedua pipi putihnya, ia rindu dengan sosok kakaknya yang selalu sayang dengannya, lembut dan juga sabar menghadapi sifatnya yang selalu tak sabaran.
"n-neechan…titip salam untuk ibu disana yaa…hiks..hiks…."," s-sudahlah Hanabi..." ucap Naruto tiba-tiba memgang kedua bahu mungil tersebut, berusaha menenangkan Hanabi yang terlihat semakin sedih.
"Hanabi…hari sudah hampir malam…kita pulang saja bagaimana?" tanya Naruto kepada Hanabi yang masih terisak.
"t-tapi…neechan..bagaimana..hiks…" ucap Hanabi sesenggukan, bahunya terus bergetar memandangi nisan milik kakaknya itu.
"aku yakin Hinata sedang berbahagia disana…dia tak akan senang jika melihat adik tersayangnya menangis seperti ini" ucap Naruto yang sepertinya berhasil meyakinkan Hanabi untuk tetap tegar, walaupun suasana hatinya juga sama rindunya dengan Hinata.
"sudah yaa..ayo ku antar pulang" ucap Naruto mengajak Hanabi pulang "u-umm" Hanabi mengangguk.
Bermenit-menit Naruto berjalan dengan mengandeng tangan Hanabi, mereka berjalan menelusuri jalanan desa Konoha dalam diam, hari sudah mulai gelap, suara-suara binatang malam pun mulai terdengar saat mereka berdua melewati taman Konoha, sampai tiba-tiba Hanabi membuka mulutnya untuk memecah keheningan malam.
"niichan" ucap Hanabi yang langsung menyita perhatian Naruto untuk menatapnya " ada apa Hanabi?" tanya Naruto dengan lembut.
"umm..apa Naruto nii juga merindukan neechan?" tanya Hanabi kepada Naruto, Naruto yang mendapat pertanyaan seperti itu pun wajahnya langsung berubah sendu.
"kau tahu Hanabi..kakakmu adalah orang yang sangat dan paling ku cintai didunia ini.." ucap Naruto tersenyum kearah Hanabi,lalu dialihkan pandangannya kearah depan menatap jalanan yang tiba-tiba terasa semakin jauh " setiap malam..setiap jam..bahkan setiap detik…aku selalu merindukannya…..kehilangannya terasa lebih berat daripada saat aku kehilangan ero-sannin dulu" uca Naruto lalu menunduk memandangi kakinya yang sedang melangkah.
"tapi….aku yakin neechan-mu akan kembali..dan sampai saat itu tiba, maka niichan akan langsung melamarnya..hehe" ucap Naruto lalu menolehkan wajahnya sedikit kearah Hanabi untuk menunjukkan senyumannya.
"Naruto nii..t-tapi kan.." , " kau ingin ku beritahu suatu rahasia?" tanya Naruto memotong ucapan Hanabi.
"rahasia?" tanya Hanabi terheran-heran 'rahasia apa?' batin Hanabi.
"ya..rahasia..dan tentu saja ini tentang neechanmu" ucap Naruto yang terus memandang kedepan.
"t-tentang neechan?" ucap Hanabi yang semakin bingung.
"ya..ayo kita duduk disana" ucap Naruto menunjuk kearah bangku kosong ditengah taman.
"apa nanti ada yang mencarimu?" tanya Naruto kepada Hanabi.
"s-seluruh anggota klan sedang rapat..kurasa tidak" ucap Hanabi, dan sedetik kemudian terasa lengannya ditarik oleh Naruto menuju kearah meja yang dmaksut Naruto.
Dan mereka sekarang tengah terduduk di bangku taman, terlihat Hanabi terduduk disamping Naruto yang tengah melamun, sampai akhirnya Naruto pun menghentikan lamunannya dan menatap kearah Hanabi yang sudah sejak tadi lebih dahulu memperhatikan dirinya.
"setelah kuceritakan tentang ini…kau jangan memberitahu siapa pun yaa…termasuk konohamaru" ucap Naruto lalu menegakkan punggungnya.
"umm..baiklah" jawab Hanabi mengangguk " sebenarnya karena inilah mengapa aku sangat yakin kalau Hinata akan kembali….entah kapan dan bagaimana carannya..t-tapi saat itu" ucap Naruto mengantungkan kalimatnya, dihirupnya udara dingin malam itu bermaksud mengurangi debar jantungnya yang semakin lama kian memanas.
" saat itu….kira-kira setahun yang lalu..tepatnya sesaat setelah aku menerima kabar bahwa neechanmu meninggal, aku langsung pingsan…kau tahu..saat aku pingsan, neechanmu mendatangiku dan berkata..dia akan kembali…entah kapan…dan dia juga menjuruhku berjanji untuk tak akan meninggalkannya" ucap Naruto lalu menengok kearah Hanabi, dan didapatinnya wajah Hanabi yang terlihat melongo.
" neechanmu berkata kalau dia ingin menyelesaikan masalahnya dulu…entahlah masalah apa itu…tapi yang pasti aku sangat yakin kalau itu bukanlah mimpi" ucap Naruto menunduk memperhatikan kedua lututnya.
"kau boleh percaya boleh tidak hanabi..tapi itulah alasanku untuk tetap tak akan pernah melupakan Hinata" dan sedetik kemudian terdengar isakan kecil Hanabi.
" n-niichan..a-apa yang kau katakan itu benar?" tanya Hanabi sesenggukan.
"ya..aku sangatlah sungguh-sungguh" ucap Naruto lalu mengusap air mata yang telah membasahi pipi Hanabi.
"jika kau percaya…kita bisa menunggunya bersama….kau percaya kan?" tanya Naruto kepada Hanabi "umm..a-aku percaya….k-karena neechan tak akan pernah mengingkari perkataannya sendiri" ucap Hanabi yang langsung terlihat bersemangat.
" kalau saat itu datang…apa yang akan kau lakukan pertama kali dengan neechanmu?" tanya Naruto mengusap puncak kepala Hanabi.
" a-aku akan…ummm" terlihat Hanabi sedang berfikir " aku akan langsung memeluknya erat seharian" ucap Hanabi semangat.
"haha…ternyata pemikiran kita sama ya..hahaha" tawa Naruto mengetahui pa hal pertama kali yang Hanabi lakukan saat bertemu dengan Hinata "aku tak akan membiarkan niichan melakukan itu!" ucap Hanabi smemanyunkan bibirnya.
"e-ehh..kenapa?" tanya Naruto sedikit menggoda.
" tentu saja pasti Naruto nii akan berbuat mesum dengan neechan bukan!" ucap Hanabi menggoda Naruto.
"hee..kau adik kecil tidak boleh berfikiran seperti itu hihihi" ucap Naruto menoyor jidat Hanabi.
" huhh..wajahmu saja sudah terlihat ingin melakukan itu" ucap Hanabi ketus.
"hee..memangnya kau tak pernah melakukannya dengan konohamaru apa?" tanya Naruto menyelidik, wajah Hanabi pun langsung merona sangat merah "e-eh..b-bagaimana Naruto nii tahu?" tanya Hanabi gelagapan.
"tentu saja tahu…konohamaru kan sering bercerita padaku kalau kau..mmfftt….." kalimat Naruto pun terputus saat sepasang telapak tangan membekap mulutnya.
"cukup! Naruto nii jangan berkata apa-apa lagi!" ujar Hanabi kesal.
"hehehe…berarti benar kan?" tanya Naruto menggoda.
" e-ehh itu.." pekik Hanabi dengan wajah yang semerah tomat, Naruto yang melihat rona merah Hanabi pun langsung teringat kembali bagaimana usahanya medapatkan rona merah itu pada hinatanya.
"hehh..kau benar-benar mirip dengan neechanmu…" ucap Naruto lalu berdiri.
" Naruto nii mau kemana?" tanya Hanabi heran melihat Naruto yang tiba-tiba berdiri.
"tentu saja mengantarmu pulang…ini sudah semakin larut" ucap Naruto berbalik dan memadang kearah Hanabi.
"ayo" lanjut Naruto mengulurkan tangannya.
"aku mau digendong" ucap Hanabi menyilangkan lengannya.
"hee…kenapa kau berubah menjadi manja begitu sih?" tanya Naruto heran.
" kalau tidak mau…aku tak akan mengizinkan niichan memeluk neechan nanti!" ucap Hanabi ketus.
"hah..baiklah-baiklah" ucap Naruto lalu mendengus kesal.
Penjaga gerbang kompleks klan Hyuuga pun terkejut saat melihat hokage mereka tiba-tiba muncul didepannya sambil mengendong anak ketua klan mereka yang sedang tertidur "hokage-sama!" ucap penjaga klan tersebut sambil membungkukan tubuhnya 90%.
" dimana kamar Hanabi?" tanya Naruto kepada si penjaga gerbang, si penjaga gerbang pun langsung menegakkan badannya kembali lalu menunjuk kearah salah satu pintu si manshion tersebut.
"itu..disana hokage-sama" ujar si penjaga gerbang kepada Naruto "ahh..baiklah" ucap Naruto lalu melangkahkan kakinya.
Namun belum 2 langkah kakinya melangkah, telinganya pun langsung menangkap suara berat yang tengah memanggilnya dari arah samping "otousan" ucap Naruto memandang siapa gerangan yang memanggilnya.
"kau apakan putriku!" tanya Hiashi menyelidik.
"hehe..maaf tadi kami berdua baru saja merayakan ulang tahun Hinata…tapi dia malah tertidur disaat perjalanan pulang" ujar Naruto sambil menggaruk-garuk rambut bagian belakang kepalanya.
"ohh begitu ya.." ucap Hiashi melembut.
" kalau begitu sini..biar aku saja yang membawanya kedalam kamar" ucap Hiashi bermaksud mengambil Hanabi dari gendingan Naruto, Naruto pun dengan pelan-pelan memberikan Hanabi yang tengah tertidur dipungungnya kepada Hiashi.
" baiklah..kau boleh pergi sekarang" ujar Hiashi sambil membopong Hanabi, anaknya menuju ruangannya.
" baiklah otousan aku pulang dulu" ujar Naruto lalu berbalik.
" mheh..dasar" gumam Hiashi merasa aneh dipanggil otousan, tapi dia juga tak bisa melarang Naruto untuk tak memangglnya seperti itu.
SKIP TIME
Sekarang Naruto tengah berbaring di ranjangnya menatap langit-langit kamarnya"hah…hime…" gumam Naruto lalu memiringkan tubuhnya untuk mengambil sebuah pigura foto di meja kecil disamping tempat tidurnya, dipandanginnya foto itu, terlihat disana dia sedang mendekap sesosok gadis berambut indigo panjang ditepi danau, merah itu….sungguh rasa rindu Naruto langsung bertambah saat melihat rona merah di wajah Hinata di dalam foto itu.
"aku merindukanmu.." gumam Naruto lalu mengecup foto tersebut diarea wajah Hinata.
"kenapa kau meninggalkanku seperti ini..….k-kita kan bisa menyelesaikan masalahmu bersama-sama" ujar Naruto dengan berlinangkan air mata.
"kau fikir kau kuat..heh….bagaimana jika kau tak bisa menepati janjimu!" lanjut gumam Naruto.
"aku rindu hime…aku sangat rindu padamu…hiks…..aku tak tahu lagi harus bersikap bagaimana didepan orang-orang..hime..hiks….kembalilah..".
Satu tahun telah berlalu sejak kejadian itu, dan satu tahun itu pula hidup Naruto hanya diselimuti dengan kekosongan, ia tak tahu harus bersikap apa, ia salah jika harus terus-terusan bersikap sedih, tapi ia tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau sampai sekarang pun hatinya masih tak sanggup untuk menerima kenyataan, tapi jika ia bersikap biasa saja dan berusaha menjadi dirinya yang dulu, yang periang dan selalu bersemangat, jujur Naruto tak bisa, hatinya sudah mati sejak ditinggal oleh Hinata, ia masih belum sanggup menutup sebuah lubang besar yang menganga didalam hatinya, bohong jika ia bilang ia tak merasa kesepian.
Sulit memang, tapi itulah kehidupan yang harus dilewati Naruto, ketidakjelasan, disisi lain ia hampir putus asa saat mendengarkan nasehat-nasehat teman-temannya untuk melupakan Hinata, karena mereka pikir Hinata telah mati, tapi disisi lain ia harus tetap menjaga janjinya kepada Hinata yang dulu ia buat di alam mimpi, walaupun sedikit terbesit rasa keraguan, tapi dengan secepat kilat Naruto akan langsung menepis persepsinya itu dan meyakinkan diri bahwa suatu saat Hinata, kekasihnya akan kembali kedalam pelukan-nya.
Tanpa terasa , kantuk pun menyerang Naruto ditengah-tengah isakannya, kelopak matannya tiba-tiba terasa berat, sampai akhirnya ia benar benar tertidur dengan jejak air mata yang masih basah.
O0O
Pagi itu seperti pagi biasa di desa Konoha, tak ada yg spesial, bahkan bisa dibilang pagi yang buruk untuk Naruto, bagaimana tidak, waktu belum menunjukkan pukul 5, tapi sudah ada saja orang yang menggangu tidur terbatasnya, padahal Naruto baru saja memulai tidurnya jam 3 pagi tadi….
TOK..TOK…TOK..
Suara ketukan pintu itu terdengar begitu nyaring, Naruto tak mau tahu….ia lelah…lelah dengan pikirannya, ia bahkan tak mau hanya sekedar menoleh untuk melihat kearah pintu.
TOK..TOK…TOK…
Suara itu kembali lagi, sudah cukup kesabaran Naruto saat itu, yaa sebagai hokage memang butuh kesabaran ekstra, tapi ini sungguh keterlaluan, dipagi buta sudah menggangu tidur orang lain, apa lagi hokage mereka, seorang yang mengetuk pintu tersebut haruslah diberi pelajaran.
"sial! Cari mati apa orang itu" gerutunya , selimut yang tadinya menutupi tubuhnya pun dilemparkannya entah kemana.
"IYA SEBENTAR!" teriaknya kepada sang pengetuk pintu, Naruto pun bangkit dan sejenak memahami keadaan dengan duduk di tepi tempat tidur, kepalanya masih pusing sejak tadi malam.
Setelah selesai dengan Persiapannya, Naruto pun bangkit dan berjalan gontai menembus sampah-sampah dan pakaian kotor diatas lantainya yang entah sejak kapan membusuk disana, sungguh jika dibandingkan dengan tempat sampah, maka kamar Naruto jauh lebih buruk untuk ditinggali, Naruto hampir terpeleset saat kakinya menginjak tomat busuk yang entah sejak kapan disana "sial!" gerutunya.
untung saja ada lemari sebagai pegangan nya , jika tidak, maka sudah tak tahu lagi nasip kepalanya, mungkin akan gagar otak karena terbentur, tapi kalau pun itu terjadi, Naruto tak perduli, toh ia akan segera menyusul kekasihnya di alam sana.
" tak sekalian saja" umpat nya sambil tersenyum tipis " hampir saja aku melepas rinduku denganmu hime" gumamnya lalu melanjutkan langkah kakinya menuju pintu, sesampainya di depan pintu, sepertinya Naruto tak langsung membukanya, ia tempelkan dahinya di daun pintu apartemennya tersebut.
meredakan emosinya yang tengah meledak-ledak didalam hati, bisa fatal akibatnya jika ia langsung membuka pintunya, bisa-bisa orang dibalik pintu itu akan langsung menerima Rasengan-nya dan berakhir dirumah sakit, seperti nasip lee yang dulu kelewatan semangat membangunkan Naruto, alhasil 1 minggu ia dirawat dirumah sakit karena terkena rasengan Naruto, dan akibatnya untuk Naruto, dia harus menerima hukuman dari para tetua untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"siapa kau?" tanya Naruto heran melihat sosok didepannya yang belum pernah ia temui.
"selamat pagi hokage-sama ….saya benar-benar minta maaf atas kelancangan saya menggangu istirahat anda dipagi ini…" ucap Mizuto sambil tetap tersenyum.
" ya..kau sangat mengganguku…siapa kau sebenarnya!" tanya Naruto lagi.
" sebelumnya perkenalkan aku adalah ketua ANBU yang anda tugasi satu tahun yang lalu untuk menjaga nona Hinata" mata Naruto pun langsung melebar lantaran mengetahui siapa gerangan sosok di depan nya, rasa kecewa dan marah itu pun kembali muncul lantaran melihat ketidak pecusan orang didepannya itu.
" mau apa kau kesini?" tanya Naruto dingin.
" tenang dulu hokage-sama, saya cuma ingin memperlihatkan sesuatu kepada anda" ucap Mizuto lalu menoleh karah samping kanannya.
" Han! Bawa dia kesini" teriak Mizuto kepada teman nya yang tengah menunggu dibalik tembok,.. Naruto yang masih setengah sadar pun hanya menatap heran sekaligus kesal, namun tiba-tiba matanya terbuka sepenuhnya dan pupil nya membulat lantaran melihat sosok yang tengah berjalan disamping seorang ANBU... 'a-apa aku sedang bermimpi?'…

To Be Continued..

Naruto Love Story [MISS YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang