1

30.6K 723 4
                                    

Beberapa tahun kemudian Adzkar sudah tumbuh menjadi anak yang berusia 10 tahun.

Anaknya Abizar tumbuh dengan cerdas,baik dan  dia sudah menjadi anak yang soleh membuat hati Abizar bangga.

Selama Ibunya sudah pergi, Abinya selalu merawat dengan kasih sayang yang penuh bagaimanapu ia harus bisa menjadi sosok Ibu dan Ayah bagi Adzkar.

"Abii"teriak seorang anak kecil

"Iya sayang" Abizar menghampiri anaknya. Yah anaknya.

"Adzkar ingin bertanya pada Abi" anak kecil itu sangat serius menatap Abinya itu.

"Tanya apa nak?" Balas Abizar

"Tentang Ummah" jawab anak kecil itu dengan wajah polosnya

Abizar mendengar jawaban dari sang anak membuat hatinya terhenyah ia tak tega melihat putranya yang di tinggal pergi selamanya oleh Ummahnya.

"Kok kamu nanyak tentang Ummah? Ada apa?" Tanya Abizar

"Adzkar hanya ingin tahu apa yang disukai Ummah, bagaimana wajah Ummah dan hal lainnya bi." Ucap adzkar dengan antusias

"Ummah itu cantik seperti bidadari. Ummah suka martabak cokelat, dia wanita hebat, tak mudah pantang menyerah, setia pada Abi, tulus mencintai kita ,tentunya ummah sangat sayang dengan kita nak dan masih banyak hal baik tentang ummah. " jelas Abizar pada anaknya. Terlihat mata Adzkar yang sudah berkaca-kaca.

Abizar membawa Adzkar dalam pelukannya, ia harus bisa buat anaknya menjadi sosok yang kuat dan tabah pasalnya setiap Abizar menceritakan betapa rewelnya dia saat di gendong ummahnya ia akan menangis di pelukkan Abizar.

"Makasih Abi dan ummah yang sudah mau merawat Adzkar ." Ucap Adzkar

" iya sayangnya abi. Kamu kenapa tanya gitu?" Tanya Abizar

"Maaf abi. Tadi di sekolah bu guru menyuruh kami untuk menulis tentang ibu dan Adzkar tidak tau banyak tentang ummah." Jawab Adzkar

"Oh gitu,terus anak abi jawab apa?" Tanya bizar. Ia tau anaknya mudah rapuh ketika sidah bahas masalah ibu.

"Adzkar hanya jawab ' ummah adalah sosok bidadari kalau kata Abi'. Terus Bu guru hanya tersenyum membaca tulisan pendek punya adzkar sedangkan punya teman adzkar sangat panjang dan  adzkar bilang lagi ke bu guru gini "Maaf bu guru  Adzkar cuma bisa nulis itu soalnya ummah adzkar sudah pergi menemui Allah di surga dan sudah menjadi bidadari." Gitu Abi gak papa kan" jelas Adzkar demgan wajaah polosnya itu.

Bizar mengahapus air mata yang sempat jatuh di pelupuk matanya

Kemudian bizar tersenyum ke arah anaknya.

"Tidak papa nak, abi bangga pada kamu nak" ucap Abizar sambil mengelus kepala putranya.

"Adzkar janji pada abi dan ummah , adzkar akan jadi jagoan yang hebat " ucap adzkar dengan senang .

" iya Abi dan ummah akan menunggu hal itu." Balas Abizar.

"Yey.. sayang Abiiiii dan ummah " teriak Adzkar dan menghamburkan pelukkan pada Abizar

"Ayo kita makan!" Ajakk Abizar

Mereka pun makan siang dengan khidmat. Usai makan Viya dan suaminya berkunjung kerumah bizar.

"Assalamu'alaikum " ucap Rio dan Viya berbarengan.

"Wa'alaikumussalam, sudah sampai. Mari duduk" jawab Abizar dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Hai jagoan om" ucap Rio saat melihat adzkar yang sedang main mobil-mobilan.

"Omm Rioooo" teriak Adzkar dan langsung memeluk Rio

"Sudah besar ya kamu boy" ucap Rio

"Iya lah om! Kan Adzkar mau jadi jagoan hebat, buat Abi dan Ummah bangga" jawab Adzkar yang membuat Viya dan Rio terharu.

"Itu pasti dong!"balas Rio

"Om si cerewet mana?" Tanya Adzkar

"Nak, namanya Silvi bukan cerewet" ujar Abizar

"Hahah silvi dia sedang-" ucapan Rio terpotong saat anaknya itu datang dan berteriak.

"Omm Izarr" teriakk silvi lalu menyalami bizar

"Hai putri om" jawab Abizar sambil mencium pipi gembil Silvi

"Hey cerewet!" Ucap Adzkar

Silvi yang di bilang cerewet mengerucutkan bibirnya .

"Dasar gendut!" Balas Silvi

"Kamu tuh gendut!" Ucap Adzkar

"Kamu!" Balas Silvi

"Sudah diam! Sekarang kalian duduk sini" ucap Viya

"Iya bun," balas Silvi. Dan adzkar menganggukkan kepala .

"Sekarang kalian baikkan!" Ujar Viya

Selalu seperti itu jika sudah berantam pasti disuru baikkan 5 menit kemuadian berantam lagi. Dasar bocah kecil.

"Ayo kita baikkan Adzkar, aku minta maaf ya" ucap Silvi.

"Iya. Aku juga minta maaf" balas Adzkar.

"Nah gitu dong nak" ucap viya

"Tapi aunty, putri aunty itu emang bener cerewet kan? " tanya Adzkar sambil tertawa keras membuat Abizar melototinya .

"Heh, dasar gendut! Kamu tuh banyak makan kasihan om izar abis berasnya gara-gara kamu!" Ucap Silvi sambil meledek.

"Dasar nenek lampir" balas Adzkar dan langsung kabur ke kamarnya

"Adzkarrrrr....." teriak Silvi

Mereka semua yang menyaksikan tingkah anak mereka hanya menggeleng kepala dan tersenyum geli.

Jika ummahnya masih ada , pasti akan tersenyum melihat putra nya  dengan putri sahabatnya ini bertengkar seperti tikus dan kucing.

Tingkah mereka membuat para orang tua menjadi gemes melihatnya. Sudah besar tapi masih saja seperti anak kecil.

Mereka sangat lucu dan menggemaskan.

Yang mau pesan versi Novelnya bisa DM ig Nezhapublisher atau pesan di Shopee bookstore nezha (nengistifauziah) (0895-0451-4685). Ayo buruan pesan versi novelnya😊

Adzkar [Tersedia Di Shopee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang