Hurt Road

1.1K 104 19
                                    

⚠️ — ada scene suicide di akhir, kalo gak kuat mending jangan baca. thanks!

♧♧♧

"K– Kak, Jeongin mau bilang sesuatu," jari-jari lentik jeongin saling tertaut, menandakan rasa gelisah sedang merayapi hatinya.

"Iya? Kenapa?" sahut yang lebih tua.

"J– Jeongin, Jeongin s– sayang sama Kakak. Jeongin mau jadi pacar Kakak..." ucap Jeongin dengan suara pelan, nyaris tak terdengar. Keduanya terdiam cukup lama. Jeongin sedikit menyesali ucapannya.

"Maaf, Jeong. Tapi Kakak gabisa naruh perasaan sama orang yang udah Kakak anggap adik sendiri. Lebih baik kamu cari laki-laki lain yang bisa sayang kamu lebih dari Kakak. Sekali lagi maaf, Jeong." Jeongin telah menduga jawaban itu. Tetapi tetap saja, jawaban Hyunjin seakan membuat hati Jeongin hancur; lebur menjadi ribuan keping yang entah kapan bisa utuh kembali.

"Iya, Kak. Maafin Jeongin juga," sejak saat itu, hyunjin menjauh. Meninggalkan Jeongin dengan hati kecilnya yang hancur. Jeongin jatuh terlalu dalam, namun Hyunjin hanya menganggapnya sebagai adik kecil tersayangnya, dan tak lebih dari itu.

♧♧♧

Sekarang, Jeongin sudah siap untuk pergi. Meninggalkan Hyunjinnya, tanah kelahirannya, dan segala kenangan di belakangnya.

"Jeongin yang hancurin semuanya, Jeongin sendiri yang bikin Kak Hyunjin ngejauh dari Jeongin. Maafin Jeongin, Kak. Maaf," sekuat tenaga Jeongin menahan isakannya, ia tak mau jadi pusat perhatian di ruang tunggu bandara. Jemari pucatnya mengusap sebuah kertas berisi fotonya dan Hyunjin semasa kecil dulu.


"Seandainya Jeongin gak ungkapin perasaan Jeongin, mungkin sekarang Jeongin masih bisa sama Kak Hyunjin. Semuanya salah Jeongin, Jeongin bodoh."

Sayangnya itu semua hanya seandainya, dan seandainya tak bisa jadi nyata.


Cepat-cepat Jeongin hapus air matanya saat terdengar panggilan untuk seluruh penumpang pesawat. Hati Jeongin sakit, bahkan terlampau sakit. Walau begitu, mau tak mau Jeongin harus pergi. Menghindari rasa sakit yang semakin menjadi.

♧♧♧

6 tahun telah berlalu, dan Jeongin tak kunjung pulang. Selama 6 tahun itu pula Hyunjin menyesali keputusannya. Sejak awal, Hyunjin mempunyai perasaan yang sama terhadap Jeongin. Ia hanya terlalu pengecut, terlalu takut semuanya akan berubah. Jadi ia memutuskan untuk menyimpan perasaannya dan hidup dalam penyesalan, mungkin untuk selamanya.


"Maafin Kakak, Jeong. Kakak terlalu bodoh. Mungkin kamu emang gak bakal kembali sekarang, tapi kakak janji saat kamu kembali nanti, perasaan Kakak buat kamu gak akan pernah berubah."

Namun keadaan mengkhianati Hyunjin. Tepat seminggu setelah perkataannya, tersiar kabar bahwa Jeongin ditemukan dengan leher yang tergantung pada tali di langit-langit apartemennya.


Lelaki tampan itu hanya bisa berharap berita itu bohong. Sayangnya, berita itu sudah dikonfirmasi oleh keluarga Jeongin. Seakan dilempar ke jurang dalam nan gelap, Hyunjin hancur sehancur-hancurnya. Rasanya bahkan ia tak sanggup untuk hidup.

Penyesalan membuncah di hatinya. Jeonginnya, lelaki tersayangnya pergi untuk selamanya karena kebodohannya.

Hyunjin meraung-raung, berharap Jeonginnya kembali ke pelukannya seperti kecil dulu. Meski ia tahu semuanya mustahil, ia hanya berharap.

"Maafin Kakak, maaf, maaf. Kakak yang bikin kamu pergi. Harusnya Kakak bisa jaga kamu. Maafin Kakak, Jeong. Maaf,"

Keputusan Hyunjin kini sudah bulat, sebilah cutter telah digenggamnya. Katakan Hyunjin bodoh, ia tidak peduli. Hyunjin hanya ingin Jeonginnya.

"Tunggu Kakak di sana, Jeong. Kakak bakal susul kamu." itu adalah ucapan terakhirnya, sebelum ia goreskan cutter itu ke pergelangan tangan kirinya—memotong nadinya.


Darah menyembur, cairan merah itu mengotori lantai kamar Hyunjin. Bibir tebalnya melukiskan senyum, yang entah ditujukan untuk siapa.

Perlahan matanya menutup—membawanya pergi ke alam lain. Mengakhiri kisah hidupnya di usia 27 tahun, Hyunjin tidak menyesal, tidak sama sekali. Karena ia berpikir bahwa saat ia mati, akan ada Jeonginnya yang menanti.

♧♧♧

nge-feel gak sih? aneh ya? wkwk gatau ini lagi hujan tiba-tiba kepikiran bikin ginian eheheh:'D

Just HyunJeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang