半神

844 87 8
                                    

Jeongin baru saja tiba di sekolah barunya beberapa jam yang lalu, sekolah khusus makhluk lain dan demigod atau manusia setengah dewa.

Sekolah ini bernama School for Non-Human and Demigod, yang lebih dikenal dengan nama SNHD. Ayahnya memutuskan untuk memasukkannya ke sekolah ini, setelah melihat Jeongin tak bisa beradaptasi dengan lingkungan di sekolah reguler dan sepertinya memiliki lebih banyak darah ibunya.

Jeongin adalah keturunan sang Ratu Dunia Bawah, dewi Persephone, tetapi ayahnya merupakan manusia biasa dan menjadikannya seorang half-blood atau manusia berdarah campuran.

"Hai! Kamu Yang Jeongin, 'kan?" Jeongin mengangguk, tersadar dari lamunannya.

"Uhm, iya."

"Kenalin, aku Felix Lee, keturunan dewi Athena. Aku yang disuruh ayahmu buat jagain kamu selama di sini. Salam kenal, ya!" Jeongin membalas uluran tangan pemuda manis ber-freckles di depannya.

Felix membawa Jeongin berkeliling kastil. Mengenalkan segala hal yang ada di sana. Jeongin belum hafal isi kastil ini, berbeda dengan Felix yang sejak lahir dibesarkan di sini.

"Ini gedung dewa Hades, sebelah sana baru gedung dewi Persephone, gedungmu. Kalau gedungku, gedung Athena, ada tepat di sebelah gedungmu, sudah tau belum?" Jeongin mengangguk, dirinya memang sudah sedikit mengetahui denah kawasan ini.

"Great! Sekarang, ayo ke sana." Jeongin melangkahkan kakinya, mengikuti langkah Felix ke arah utara.

Sisa hari dihabiskan Jeongin untuk mengikuti Felix, mengelilingi sekaligus menghafal kawasan sekolah dan asrama yang memang cukup luas ini.

***

Malam tiba, Jeongin masih belum bisa terpejam. Suara dalam kepalanya menyuruhnya untuk lari, pergi dari tempat ini. Dan Jeongin menyerah, memutuskan mengikuti suara yang sejak tadi mengganggunya.

Hanya menggunakan hoodie dan celana tidurnya, Jeongin mengendap-endap keluar gedung, menjauhi si lelaki tua penjaga yang sedang tertidur di kursinya. Dengan cekatan, Jeongin mengitari padang rumput, memanjat tembok pembatas kastil dan dunia luar. Ia tak mau mengambil risiko tertangkap oleh penjaga gerbang di depan.

Melompati tembok, kakinya mendarat dengan mulus di tanah. Jeongin merasa bebas, melangkahkan kakinya menuju arah rumahnya, tempat yang pertama muncul di pikirannya.

Jeongin mengeratkan kepalan tangannya saat melewati jalanan gelap dan merasakan suara sesuatu yang sedang berbincang. Pada mulanya, telinganya hanya menangkap dua suara, lalu tiga, empat, dan ternyata Jeongin berhadapan dengan lima makhluk berwujud kuda berkepala manusia—centaur.

Kini Jeongin merasa takut. Lima centaur jantan dewasa itu terlihat mabuk. Jeongin berbalik kembali ke arah kastil, mempercepat langkahnya dan semakin panik ketika mendengar derap langkah centaur itu juga ikut mempercepat seakan mengejarnya.

Sialnya, sebuah batu kecil membuat Jeongin tersandung. Jeongin telah pasrah saat merasakan tangan-tangan besar centaur itu nyaris meraihnya, sebelum dunianya berubah gelap gulita.

***

Sinar mentari menyapa wajah Jeongin, membuatnya terbangun dari tidur lelapnya. Jeongin belum hafal ruangan-ruangan di sini, tapi ia tahu ini bukan kamarnya. Ruangan ini terlihat seperti bangsal rumah sakit.

Jeongin berusaha untuk bangkit, namun meringis ketika merasakan pergelangan tangan kanannya sedikit nyeri dan dibalut perban. Begitu pula dengan kaki kirinya.

Just HyunJeong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang