Memory [Sehun Fanfiction] [Hiatus]

Part 2

Author pov.

“Oh, Sehun! Kau telat!”panggil namja imut yang mengaku manly pada Sehun yang baru memasuki rumah mewah milik Suho yang terletak di tepi pantai.

“Mianhae, Lu-hyung. Ada hal yang harus kulakukan tadi. Mana yang lain?”Tanya Sehun.

“Mereka sedang di halaman belakang. Ayo kesana.”

“Ya! Maknae, kau terlambat!”gerutu Kris, si namja dingin yang tengah bersantai di atas kursi pantai dalam keadaan topless. Ya, halaman belakang Suho si namja kaya adalah pantai dengan pasir putih yang halus.

“Hyung, kau enak-enakan bersantai sedangkan kami membersihkan taman Suho!”gerutu Baekhyun yang memegang gunting tanaman dan berdiri di depan semak-semak yang tak jauh dari pantai.

“Membersihkan taman?”Tanya Sehun tak percaya. Sungguh, itu tak pernah terbayangkan olehnya. Yang disebut ‘taman’ oleh Suho adalah tumpukan semak-semak yang menjalar hingga 30 meter jauhnya dari rumah Suho. Tapi, ‘taman’ itu juga didominasi bunga-bunga cantik yang sering dicabut Lay untuk diberikan pada yeoja yang disukainya.

“Jadi namja itu menyuruh kita kesini untuk membersihkan taman?!?!”teriak Sehun.

“Ya. Jangan mengeluh dan bersihkan semak-semak yang kacau ini, sebelum eomma-ku datang dan meneliti kebersihan rumah ini. Jika tidak, kita tidak akan diperbolehkan ke sini lagi.”Kali ini, si pemilik rumah itu sendiri yang menyahut.

“Kris! Pakai bajumu dan bantu kami!”teriak Suho.

“Shireo!”balas Kris sambil memakai kacamata hitamnya.

“Hyung, tidak hanya Kris yang tidak mau bekerja. Liat namja hitam  itu,”tunjuk Kyungsoo yang dipanggil D.O pada namja berkulit tan yang juga sedang bersantai.

“Kai! Ayo bekerja atau aku tak akan membelikanmu makanan lagi!”seru Suho mengancam. Kai hanya bisa menggerutu.

Sehun sudah mulai memegang gunting tanamannya. Sedangkan Kai hanya memperhatikan namja berkulit putih itu.

“Kkamjong! Cepat bekerja!”seru Sehun kesal.

“Kenapa kau telat? Biasanya kau cepat datang hanya untuk mengganggu yeoja yang biasa lewat dekat sini,”sindir Kai.

“Appa menyuruhku menjemput anak perempuan rekan kerjanya yang baru pulang dari New York,”jelas Sehun.

“Siapa dia? Cantik? Apa seumuran kita?”Tanya Kai semangat.

“Lee Han Ah,”jawab Sehun. Kai tertegun.

“Putri pertama Tuan Lee,”lanjut Sehun.

Hannah? Dia kembali? Batin Kai tercekat.

“Jadi, kau yang menjemputnya?”Tanya Kai. Sehun hanya mengangguk. Kai masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

#Flash Back

Sudut matanya menangkap bayangan Han Ah. Dengan cepat dia melepaskan ciumannya dari kening Jee Young yang kini menatapnya tak mengerti. Han Ah menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Hannah? Sejak kapan kau berdiri disana?”Tanya Kai. Beruasaha netral. Han Ah menyunggingkan senyum pahit.

“Sejak kau mencium bibirnya,”balas Han Ah. Kai tertegun. Han Ah telah melihat mereka sejak tadi, bahkan saat Kai mencium bibir Jee Young.

“We’re nothing each other anymore,”balas Han Ah. Dia berbalik dan meninggalkan Kai dan Jee Young yang kini tersenyum sinis.

“Hannah! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!”seru Kai menarik tangan Han Ah dan memeluknya.

“Mwo? Tidak yang seperti kau pikirkan? Jelas-jelas aku melihat kau menciumnya,”balas Han Ah sambil melepaskan pelukan Kai. Kai yakin Han Ah sangat marah, karena dia menggunakan kata ‘kau’, bukan ‘Kai’ seperti yang biasa ia gunakan untuk memanggil Kai.

“Aku tidak menyangka, ternyata kau bermain dibelakangku, Kai,”ucapnya dengan suara bergetar.

“Aku sudah mempercayaimu sejak dua tahun lalu, ternyata selama ini aku tertipu. Aku tidak percaya lagi kalau aku adalah yeojachingu pertamamu. Pasti masih ada yang lain,”lanjutnya.

“Stop chasing me. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Nappeun namjayeyo!”teriak Han Ah.

Esoknya, Han Ah tidak masuk sekolah. Kai sudah bertanya pada Seo Na, sahabat Han Ah, yang sayangnya juga tidak mempercayai Kai sebagai namja yang baik, tidak mau memberitahunya.

Hingga tiga hari berikutnya, Kai tidak pernah bertemu dengan Han Ah. Tepat tanggal 14 November, yang seharusnya menjadi hari ulang tahun Han Ah dan 3 tahun sejak mereka berpacaran, Kai pergi ke rumah Han Ah dan hanya menerima kabar bahwa Han Ah sudah meningalkan Korea.