Part 17

1.9K 145 11
                                    

Sehun's pov

Han Ah menghindari pandangannya dariku dan mencari-cari objek di sekitarnya untuk dilihat. Kami masih belum berbicara sejak beberapa menit yang lalu.

"Jadi?" Aku membuka suara terlebih dahulu. Han Ah hanya melirikku sekilas, lalu mengalihkan pandangannya lagi. Aku kehilangan kesabaran.

"Tatap aku Lee Han Ah!"

Han Ah tersentak ringan dan menatapku takut.

"Kenapa kamu menghindariku?" Han Ah mengatupkan bibirnya rapat.

Aku menatap lelah Han Ah. Lalu bangkit dari bangku. Han Ah menatapku bertanya.

"Kamu tidak akan bicara, aku tahu itu. Berdiri sekarang. Ini terakhir kalinya aku mengganggumu,"ucapku ringan. Han Ah memandangku tidak percaya.

"Wae? Kamu masih ingin berbicara denganku? Lalu kenapa sampai sekarang kamu masih diam?"

"Mian."

Han Ah akhirnya mengeluarkan suaranya setelah aku menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Aku hanya... sedang bingung."

"Bingung kenapa?"

"Karena... Kai? Kau pasti sudah tahu tentang kami, kan?"tanyanya.

Jadi, hanya karena Kai? Apa yang kuharapkan? Dasar Oh Sehun bodoh!! Gerutuku dalam hati.

"Geurae? Jadi karena itu? Kau... sangat suka pada Kai, ya? Sampai terlihat depresi saat putus dengannya?"tanyaku, berusaha tidak bicara dengan nada cemburu.

Han Ah hanya diam menanggapi pertanyaanku. Aku hanya bisa menghela napas. Dia pasti masih memikirkan Kai.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi. Ayo, aku akan mengantarmu pulang."

***

Han Ah's pov.

"You're a big liar, Hannah."

Aku menggumamkan kata-kata itu sejak Sehun sudah pergi dari rumahku setelah bertegur sapa dengan eomma sebentar.

"Hannah Lee! Bangun jika kamu tidak ingin tersandung tangga!"

Aku tersadar mendengar teriakan eomma dari meja makan. Aku menoleh sebentar dan tersenyum tipis. Setelah melihat eomma yang menggelengkan kepalanya dengan aneh, aku kembali melangkah.

Sehun tidak akan menemuiku lagi? Jadi aku tidak bisa lagi melihat sifat dinginnya?

"Kenapa semuanya jadi rumit? Kai dan Sehun. Kenapa mereka semua seperti ini?"

Aku menghempaskan tubuh ke kasur dan tidur tanpa mengganti pakaianku.

"Cheonsa!"

Suara apa itu?

"Cheonsa!"

"Ya, baboya! Berhenti memanggilku seperti itu!"

"Kau meninggalkanku, padahal harusnya kita piket bersama. Aku tidak semangat jika angel-ku tidak berada di dekatku."

Memory [Sehun Fanfiction] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang