"Jangan bangunin Daris,"
November urung menyentuh pundak Daris yang tertutup selimut miliknya.
Dia mengalihkan perhatian pada laki-laki yang berdiri di ujung ranjang-Yutaka Kamandanu, tetangga flat Daris yang segera datang sesaat setelah perempuan itu memberi kabar bahwa Daris tidak sadarkan diri.
"Sebenernya Daris kenapa Yut?"
Yutaka terlihat tengah memantapkan hati untuk memberi jawaban.
"Kangen sama pacarnya," jawab Yuta kemudian. Singkat.
November tidak lantas percaya. 'Kangen' adalah hal yang kelewat sepele untuk dapat menjadi beban pikiran Daris yang terkenal cuek.
"Kayaknya lebih dari itu," ucap November setengah menggumam, "atau emang dia sesayang itu sama pacarnya?"
November mengamati Daris yang lelap dengan napas yang tidak beraturan dan dahi yang berkerut. Mungkin dia sedang mimpi buruk.
November menyentuh dahi Daris dengan ujung telunjuknya, merapikan anak rambut yang teracak karena keringat.
"Artha itu cinta pertama Daris, perempuan yang nemenin Daris semasa dia di bully waktu SMP," ujar Yutaka tiba-tiba, menyebut nama yang paling tidak ingin didengar November
"seberharga itu Artha buat Daris,"Daris melenguh dalam tidurnya, menggumamkan nama Artha beberapa kali sebelum akhirnya kembali senyap.
"Gue nggak tahu dia pernah dibully," bisik November seakan berbicara kepada diri sendiri.
"Kayaknya kita harus ngobrol tentang suatu hal, biar Daris tidur di kamar lo dulu," ajak Yutaka sebelum keluar dari kamar November.
Jam yang berada di atas rak buku berdentang lima kali, menunjukkan pukul lima pagi. Sudah dua jam hujan tidak juga berhenti.
"Hujan nya awet ya Doy?"
Daris masih tetap geming di ranjang.
//
Yutaka menyalakan mesin mobilnya yang terparkir di belakang indekos November, namun dia tidak berniat menginjak pedal gas, dia hanya mencari tempat yang nyaman untuk memulai konversasi penting dengan perempuan itu.
Program radio pagi favoritnya memutar lagu dengan bahasa yang tidak dia mengerti, namun sangat seirama dengan bunyi tetes hujan yang jatuh di kap mobilnya.
"Apa yang mau lo obrolin?"tanya November tanpa melihat lawan bicara.Dia duduk di bangku penumpang, mencoba sibuk dengan handphone di tangan.
"Daris mabuk semalem," ujar Yutaka.
November berusaha tidak terkejut.
"Terus?"
Yutaka memainkan jarinya di setiran mobil, terlihat memilah kata yang akan diucapkan.
"Lo nggak diapa-apain kan?" tanyanya, terdengar seperti basa-basi sebelum mengungkapkan hal yang lebih penting.
November menggeleng pelan, berusaha menyingkirkan bayang wajah Daris yang mendekat.
"Gue kira, efek mabuknya bakal lebih kuat, karena dia minum sama......"
Yutaka menggantung perkataannya, dia merogoh saku jaket kulitnya, mengeluarkan ziplock bag dengan pil kecil di dalamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/176030217-288-k172559.jpg)