Sejak hari dimana ia berpelukan dengan Faya. Sejak itu pula pak Hadi terus menggodanya. Bahkan sekarang dosen - dosen yang lain pun ikut - ikutan mengoda dirinya saat mereka selesai rapat di dekan.Sejak hari itu, Dirga mulai sadar perasaannya pada Faya perlahan berubah. Kebesamaan mereka beberapa bulan yang lalu membuatnya merasa nyaman dan lengkap. Kepedulian dan kemurahan hati gadis itu membuatnya merasa kagum. Hal yang membuat ia terpesona dengan gadis yang ia juluki nona goblin itu saat ia bersikap dewasa dan saat ia memasak dirumahnya saat mereka bimbingan dan ia saat itu tengah kelaparan.
Sekarang mereka tak menghabiskan waktu bersama lagi. Hanya tinggal menghitung bulan Faya akan di wisuda. Gadis itu telah menyelesaikan sidang skripsi, ia bahkan telah berhasil dan menyelesaikan merevisi skripsinya. Tidak ada hari - hari kebersamaan lagi antara keduanya. Keberadaan Faya yang sudah membuatnya terbiasa kini membuat Dirga merasa hampa dan kosong tanpa adanya gadis itu disisinya.
Hari ini Dirga tak memiliki jadwal mengajar. Ia saat ini sedang rebahan diatas kasurnya sambil memutar kenangan manis yang ia lalui bersama Faya. Namun saat ingatan di mana Faya menyelesaikan sidang dan mendapat banyak ucapan teman - teman pria seangkatan, senior bahkan juniornya. Juga dengan pulukan Wisnu hari itu membuat ia marah dan tidak suka.
Dirga tidak suka Faya di peluk pria lain, tidak peduli jika hubungan mereka hanya berstatus sahabat. Karena bagi Dirga, Faya hanya boleh di peluk dengannya. Hanya ia yang boleh memeluk nona goblinya.
Memikirkan jika nanti akan ada pria lain yang akan memeluk dan memiliki Faya membuat Dirga lantas bangun dari rebahannya. Ia melangkah dengan tergesah menuruni setiap anak tangga. Tanpa mempedulikan penampilannya, ia melangkah lebar menuju rumah Faya.
Dirga menatap pintu rumah Faya dengan tatapan horor. Ia meneguk salivanya susah payah saat membayangkan ekspresi garang dari wajah saudara sulung nona goblinya. Dirga jarang ketemu dengan Fatan, itu dikarenakan mereka masing - masing sibuk dengan pekerjaan mereka. Pertama kali melihat Fatan saat ia datang memberi adiknya ucapan dan sebuket bunga lily dengan berpakaian polisi lengkap. Hari itu ia tahu jika Fatan adalah seorang polisi dan usia mereka hanya terpaut 1 tahun. Jika saat ini Dirga berusia 27 tahun maka abang Faya berusia 26 tahun saat ini.
Menyiapkan mentalnya dan berusaha menenangkan dirinya, Dirga lantas melanjutkan langkahnya memasuki pekarang rumah kediaman maheswari. Ini kali keduanya ia menginjak rumah keluarga Maheswari. Kini Dirga sudah berdiri di hadapan pintu rumah Faya. Ia hendak mengetuk pintu namun ia urungkan. Saat kembali ingin mengetuk, ia kembali ragu dan hendak balik kerumahnya. Namun jika memikirkan hari - hari kedepannya tanpa Faya dan membayangkan Faya menikah dengan pria lain membuat Dirga tidak suka. Ia marah pada dirinya sendiri karena merasa takut dan gugup. Akhirnya Dirga kembali berbalik dan hendak mengetuk pintu rumah Faya, namun tangannya menggantung di udara saat suara bass menyapanya.
"Loh, mas Dirga" sapa Fatan yang baru saja balik dari mini market depan. Rumahnya sengaja ia kunci dari luar walaupun Faya ada di dalam rumah. Saat ini adiknya sedang tidur, dan Fatan baru saja membeli kebutuhan mereka yang telah habis. Karena sedang musim pencurian, Fatan lebih memilih mengunci pintu rumah dari luar karena ia hanya pergi sebentar.
Dirga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia lantas berkata "boleh saya masuk? Saya ingin mengobrol hal penting dengan kamu" kata Dirga sedikit gugup.
Fatan mengangguk lantas membuka pintu "mari masuk mas" kata Fatan ramah.
Fatan menyuruh Dirga untuk duduk, setelah itu ia berpamitan kebelakang menaruh barang - barang belanjaannya. Saat Fatan di berada di ruang makan, ia bertemu Faya yang baru saja dari dapur.
"Dek buatin minum dua yah, di luar ada mas Dirga" kata Fatan menyimpan belanjaannya di atas meja makan.
"Loh tumben? Pak Dirga mau ngapain?" Tanya Faya penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Goblin is Mine [Tahap Terbit]
Romance"Cerita ini telah diikutsertakan dalam kompetisi ODWC menyambut Anniversary AMB Publisher tahun kedua" . Dierga Danuarta membenci Fayana Jingga Maheswari bukan karena ia jelek, bukan pula karena ia kurang ramah ataupun kurang baik. Dirga membenci te...