7: KITA, DISINI, HANYA BERDUA??!!

156 27 9
                                    


"wahhh luas!" Kurumi berdecak kagum begitu memasuki Apartemenku.

"ruanganmu rapi sekali Kurowa-san!"

"e-eh ini karena aku jarang mengacak-acak letaknya apalagi aku lebih sering sibuk diluar"

"ah, kau benar. Masih sedikit berdebu." Kata Kurumi setelah mengusap debu pada lemari.

"Silahkan duduk, kubuatkan teh." Kataku.

"EH tidak bisa Kurowa-san, itu kan pekerjaanku!" cegat Kurumi.

"tapi, kau kan tamuku..."

"tidak, aku sudah berjanji untuk mengurusmu sampai tanganmu sembuh! Jadi biar aku yang mengurus segalanya. Kurowa-san tolong duduk manis saja yaa..."

"...baiklah. kalau kau tidak keberatan."

Kurumi pun bangkit melenggang kearah Dapurku. ia sempat berbalik untuk memastikan letak dapurku ada dimana. Setelah beberapa saat menunggu, Kurumi pun kembali dengan dua cangkir Teh dinampan yang Ia bawa.

"ah...aku lelah. Kupikir aku ingin mandi." Ujar Kurumi.

"eh? M-mandi??!" aku hampir menumpahkan teh yang baru saja kuteguk.

"iya, apa boleh?"

"o-oh, boleh" Kenapa tanganku gemetaran?

"Kupikir aku akan meminjamkan pakaianku yang kekecilan. kalau begitu Kurumi-san, kau bisa menggunakan Kamar Mandi yang dibelakang. Pakaianmu akan kutaruh di keranjang dekat pintu."jelasku.

"ah, terimakasih banyak Kurowa-san! Kalau begitu aku permisi.." Kurumi pun Mandi setelah Kuantar ke arah kamar Mandi.

Setelah meletakkan Pakaian yang akan dipinjam Kurumi, akupun memutuskan untuk Mandi juga karena Gerah. Tentu saja, di kamar mandi yang satunya lagi. Aku membutuhkan waktu yang lama, karena harus melepas semua perban yang mililit tanganku.. Ah, mungkin juga karena pergerakan tanganku yang lambat karena rasa sakit dari kejadian tadi.

Selesai Mandi, akupun keluar kamar dan mendapati Kurumi dengan pakaian yang kebesaran beserta Handuk yang menggantung di kepala sedang berdiri dihadapan cermin sambil menoleh kekanan dan kekiri untuk memeriksa penampilannya.

"Kurumi-san?"

"ah, Kurowa-san kau sudah selesai rupanya? Terimakasih banyak untuk bajunya. Tapi ternyata masih tetap kebesaran untukku ya?" katanya sambil memamerkan lengan baju yang lebih panjang dari panjang lengannya dengan mengangkat Kedua tangannya setinggi telinga.

Imut.

"iya, tidak apa-apa. Cocok kok" Cocok dalam artian lain.

"Ah,perbanmu! kau melepasnya? Duh, tahu begitu tidak usah saja mandi, jadi repot kan?"

"Maaf.." tidak mungin kan kalau ku bilang aku sengaja membuat alibi agar kau memasangkannya lagi padaku.

"aku sedikit heran, tanganku tidak patah. Luka juga tidak. Kenapa tanganku juga ikut diperban?" tanyaku.

" tulangmu retak, Kurowa-san. Ini perkataan Dokter, mau tidak mau kita harus menurutinya." Jawabnya sambil terus membalut tanganku dengan perban.

"selesai" ucap Kurumi setelah selesai membalut tanganku dengan perban yang baru.

Harapanku agar Waktu terhenti sementara tidak terwujud. Aku yang sedari tadi menatap wajah Kurumi yang sibuk mengurus tanganku langsung membuang muka begitu Kurumi menengadahkan kepalanya menatapku. Wajah kami dekat, tidak sedekat yang kalian bayangkan, tapi tetap saja membuatku berdebar-debar.

DREAM |  EVE UTAITE X OC FANFICTION   ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang