✓kacau

467 54 2
                                    

Voment gan..

-oo00oo-

Flashback on.

Raja kini sedang berlari terburu buru menuju gedung olahraga. Dia hampir terlambat untuk mengikuti pertandingan basket dengan rivalnya, Angga.

"Akhirnya sampe juga anjir," kata Raja dengan nafas yang terengah engah setelah berlari melewati tengah lapangan yang luas itu. Saat dia masuk ke dalam gedung olahraga, dia sudah mempunyai tujuan utama yaitu menemui Daffa.

Sesampainya di depan pintu gedung olahraga, dia malah melihat Daffa yang sedang bertemu dengan Angga dan sambil memberikan sekaleng minuman isotonik. Angga pertamanya terlihat kebingungan, tapi dia akhirnya menerima minuman itu dengan senyuman yang mampu membuat Daffa tersenyum dengan sedikit bersemu.

Raja kini sangat geram dengan perlakuan Daffa terhadap Angga tadi. Raja lalu pergi menuju ke area loker di belakang gedung untuk berganti pakaian dan berhenti melihat interaksi mereka yang menurut Raja adalah hal yang romantis.

.

Pertandingan pun dimulai. Dapat dilihat dan didengar oleh Raja jika Daffa kini sedang meneriaki Raja untuk memberikan dia semangat. Raja hanya menghiraukannya dan memilih untuk fokus dengan pertandingan ini. 'Daripada hati gue semakin sakit karena Daffa, lebih baik gue jauhin Daffa untuk saat ini' pikirnya.

.

Raja kini sedang berjalan menuju ruangan organisasi nya melewati taman dekat gedung olahraga untuk melepaskan sedikit pikiran yang sedang menhantuinya daritadi yang hampir menyebabkan grupnya hampir kalah. Bukannya pikiran itu sedikit menghilang, tapi kini malah semakin bertambah saat lagi lagi dia melihat Daffa dan Angga bertemu hanya berdua di tempat sepi seperti ini. Raja yang memiliki rasa ingin tahu tinggi pun mendekatkan dirinya kesana lalu bersembunyi di balik pohon besar yang ada disana.

Dapat didengarnya kini Daffa dan Angga seperti sedang membicarakan sesuatu yang penting sampai menyebabkan Angga terlihat sedikit gugup. Raja semakin mempertajam pendengarannya untuk mendengar semua obrolan mereka.

"Daf..udah dari tadi?" Tanya Angga.
"Nggak kak, gue baru sekitar 10 menit nunggu disini. Ah iya, kak Angga mau ngomongin apa ya? Boleh agak cepetan dikit gak? Soalnya gue mau prepare buat tampil nanti." Kata Daffa.

"Gini Daf, gue berharap setelah gue ngomong gini lo gak bakal jauhin gue. Jadi... Daffa gue suka sama lo sejak kita ketemu pertama waktu lo nabrak gue, dan perasaan gue tambah dalem gara gara perhatian lo yang lo kasihin ke gue. Tudep aja lah, daf lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Angga sambil memasang wajah berharap.

Raja yang mendengar itu secara langsung pun perasaannya kini sangat berkecamuk. Antara ingin marah karena 'miliknya' kini sudah ada yang mendekati lebih dari sekedar teman dan juga perasaan benci pada Daffa karena dia menjawab pertanyaan Angga itu dengan jawaban iya.

Kini Raja mati matian menahan emosinya lalu pergi meninggalkan mereka berdua disana dengan wajah yang sangat tidak bersahabat dan aura disekelilingnya menjadi gelap.

Flashback off.

.

Raja kini sedang berada di dalam apartemen nya yang sekarang keadaanya sudah berantakan karena ulah Raja. Saat ini dia sedang terduduk lunglai di depan pintu kamarnya. Keadaannya sudah sangat kacau sekarang. Rambut yang berantakan, wajah yang memerah menahan amarah dengan bekas air mata yang tadi diusapnya dengan kasar, dan juga tangan yang terluka akibat goresan dari barang barang yang di lempar ke lantai tadi.

Raja sangat kacau sekarang. Pikirannya kalut, hatinya sakit, dan kepalanya pun perlahan lahan terasa sakit.
Beberapa kali dia mendengar handphonenya berdering menandakan ada telepon masuk dan juga mendengar handphonenya yang bergetar akibat ada beberapa pesan yang masuk. Raja hanya menghiraukannya karena dia tidak ingin menyusahkan orang lain dan dia pun juga sebenarnya sedang tidak ingin diganggu.

.

Di sisi lain, Putra dan Reno yang sedang mencoba menghubungi Raja karena mereka mengkhawatirkan dirinya. Ada Putra yang sedang mondar mandir sambil mencoba menelpon Raja. Ada juga Reno yang mencoba chat tapi tidak di balas oleh Raja. Mereka sangat khawatir jika Raja melukai dirinya sendiri karena mengetahui jika Daffa dan Angga sudah official.

Mereka saat mendengar berita itu dari salah satu cabe cabe an kampus yang sangat update tentang berita paling hot di kampusnya sangat kaget dan langsung mengkhawatirkan Raja yang tiba tiba saja tidak ada di ruangan nya. Harusnya dia masih di ruangannya untuk mengurus acara pensi nanti sore. Tapi Raja malah tidak ada di ruangannya dan kendarannya pun juga tidak ada di tempat parkiran, berarti Raja pergi dari area kampus.

Setelah mencoba menghubungi Raja beberapa kali, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pergi ke apartemen Raja yang tidak jauh dari sini. Mereka langsung bergegas kesana dengan naik motor Reno.

.

Sesampainya disana, mereka langsung menuju ke lobby untuk meminta tolong membukakan pintu apartemen Raja dengan kunci cadangan. Setelah di buka pintu apartemennya mereka berdua lalu masuk. Dapat mereka lihat sekarang apartemen milik Raja dan kakaknya sangat berantakan.

"Ren, perasaan gue kok gak enak. Mendingan lo samperin Raja di kamarnya." Perintah Putra dan di turuti oleh Reno. Reno lalu berjalan menuju ke arah kamar Raja dan langsung terkejut karena melihat Raja yang sedang duduk disana sambil memeluk kakinya dengan keadaan yang sangat berantakan.

"Tra... Lo kesini cepet," teriak Reno sambil mencoba membangunkan Raja. Putra yang mendengar teriakan dari Reno langsung menghampiri dia dengan sedikit berlari.

"Ja bangun ja, ini ada gue sama Putra." Kata Reno sambil menggoyang goyangkan tubuh Raja. Putra melihat jika tangan Raja memerah karena darah dan ada goresan disana.
"No, ini ditangannya Raja ada goresan sama darah. Jangan jangan bener dugaan gue," duga Putra.
"Mungkin tra, coba kita angkat Raja ke sofa sana." Perintah Reno

Mereka berdua lalu mengangkat Raja ke sofa dengan susah payah karena badan Raja yang tinggi dan juga berat. Setelah badan Raja sudah di tidurkan disana, dapat mereka lihat wajah Raja terdapat bekas menangis yang sepertinya barusan terjadi dan juga tangannya yang terdapat goresan.

Putra langsung memutuskan untuk menelpon kakak Raja, Randy, yang masih berada di kampus untuk kesini karena keadaan Raja yang sangat kacau.

.

30 menit kemudian..

Randy datang dengan membawa seseorang yang sepertinya adalah teman Randy.
"Kak, ini Raja belum bangun daritadi. Gue takut dia kenapa napa kak," kata Reno menjelaskan dengan nada khawatir.
"Van, coba lu periksa adek gue. Gue takut dia kambuh." Perintah Randy pada temannya yang bernama Vano itu. Vano pun langsung mendekat ke arah Raja dan memeriksanya.

"Randy, penyakit dia kambuh lagi. Pasti ada pemicu yang membuat dia kayak gini. Kalian berdua tau apa yang bikin Raja kayak gini?" Tanya Vano pada Putra dan Reno. Reno langsung menjawab jika penyebabnya adalah gebetan Raja sudah memiliki pasangan. Randy yang tau itu langsung menggeram karena orang itu sudah membuat Raja menjadi seperti ini lagi.

"Ren, siapa yang udah buat Raja kaya gini? Kalo lo kenal boleh minta tolong bilangin ke dia, gue pingin ketemu dia besok di cafe depan kampus jam 12." Jelas Randy dingin yang setelah itu keluar dari apartemen dia untuk kembali ke kampus karena dia dan Vano masih ada urusan disana.

Tbc.

Peka |LuMark✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang