✓menjauh perlahan

466 48 0
                                    

Voment gan....

-oo00oo-

Hari ini, Raja sudah mulai masuk kuliah karena kata Putra sebentar lagi akan ada pelantikan beberapa anggota BEM baru. Kini dia sedang sarapan bersama kakanya di ruang makan apartemen Randy.

"Lo beneran mau kuliah sekarang ja?" Tanya Randy sambil menuangkan susu ke gelasnya. Raja hanya membalas dengan anggukan.
"Kak gue berangkat sekarang yang, banyak yang mau di urusin." Kata Raja lalu berdiri dari kursi nya dan berjalan ke arah rak seoatu untuk mengambil sepatu vans hitamnya.

Setelah selesai memaki sepatu, Raja langsung keluar dari apartemen Randy menuju ke basement untuk mengambil motornya dan berangkat ke kampus.

.

Sesampainya di kampus....

Raja langsung memarkirkan motornya diparkiran dan langsung berlari ke arah ruangan organisasi karena harus bersiap siap untuk acara pelantikan nanti.

Saat dia sedang berlari dan melewati tikungan di lorong kampusnya, dia tidak sengaja menabrak seorang pria yang berperawakan lebih kecil darinya. Seketika itu Raja langsung membantu pria itu bangun dan melihat wajah pria itu. Ternyata yang dia tabrak adalah Daffa.

"Sorry." Kata Raja dingin dan langsung meninggalkan Daffa sendirian disana. Dapat dia dengar jika Daffa memanggil Raja dengan sedikit berteriak. Raja menghiraukannya dan langsung masuk ke ruangan organisasi dengan sedikit menutupnya dengan kasar.

.

Daffa pov.

Setelah kejadian tabrakan di tikungan dekat ruang organisasi, gue ngerasa kalau sikap Raja aneh setelah dia sekitar seminggu gak masuk kuliah. Dia lebih dingin dan cuek. Gue pastinya bingung, karena gak seperti biasa dia kaya gitu. Ya walaupun memang sikap Raja itu kadang dingin dan cuek, tapi kalau sama gue dia gak sedingin itu.

Gue langsung memutuskan untuk bertanya pada Putra, teman dekat Raja, siapa tau dia mengerti apa yang terjadi pada Raja.

.

Gue dan Putra sekarang berada di tempat biasanya  kita nongkrong bareng Raja dan Reno yang ada di depan kampus. "Daf tumben lo gue doang kesini, yang lain gak?" Tanya Putra setelah minum es tehnya.

"Gue mau bicarain sesuatu sama lo, masalah Raja sih." Jawab gue dan di balas dengan anggukan oleh Putra.

"Jadi gini, gue kan tadi waktu habis dari toilet, Raja kan sengaja nabrak gue gara gara dia lari gitu. Biasanya dia langsung nolongin gue terus minta maaf dan ngajak gue sarapan bareng. Tapi semenjak dia gak masuk selama seminggu sikap dia jadi aneh ke gue. Dia dingin banget, dia kenapa sih?" Tutur gue panjang lebar. Putra lalu meminum es teh nya sebentar dan mulai membuka suara.

"Jadi gini daf, bukan maksud gue nyalahin lo sama Angga. Tapi penyebab dari berubahnya sikap Raja sama dia gak masuk seminggu itu gara gara Raja tau kalo kalian itu pacaran. Dia langsung pulang ke apartemennya setelah dengerin kalian bicara di taman belakang. Dia langsung hampir ngerusak semua barang di apartemennya dan di tangannya juga ada bekas luka sayatan. Waktu gue sama Reno nemuin dia di apartemen, keadaan dia bener bener kacau. Ditangannya ada darah, rambut acak acakan, dia juga pingsan waktu gue nemuin dia di depan pintu kamarnya. Dia juga selama 5 hari gak mau makan kalo gak di paksa. Itu aja kata kakaknya makan cuma 2 sampe 4 sendok doang. Dan waktu Reno tanya ke dia kenapa dia bisa kayak gitu, Raja jawab "gue sebenernya itu suka sama Daffa dari SMA. Gue pendem perasaan itu. Sebenernya waktu prom night itu mau gue pake buat nembak dia. Malah keduluan si Angga. Yodah gue gak bisa apa apa." Akhirnya gue sama Reno nyimpulin kalo sebenernya Raja itu tulus suka sama lo. Gue pingin tanya sama lo daf, kalo lo gak mau jawab juga gapapa gue gak maksa. Sebenernya lo itu lebih nyaman sama Raja atau Angga?" Jelas Putra yang ngebuat gue cengo saat itu juga. Gue baru tau dan nyadar kalo sebenernya Raja itu suka sama gue.

"Kalo nyaman mereka berdua bisa buat gue nyaman di sisi mereka. Tapi karena waktu itu Raja lebih fokus ke organisasinya dan gue kayak di abaikan gitu, ada kak Angga yang dateng dan buat gue nyaman. Perlakuan mereka berdua juga baik ke gue. Gue bingung kalo suruh pilih di antara mereka berdua." Jawab gue sambil menundukkan sedikit kepala gue. Putra lalu membalas jawaban gue dengan anggukan.

Tiba tiba aja hp Putra bergetar dan tertera nama Reno disana. Seketika itu Putra langsung mengangkat telepon dari Reno dan langsung beranjak berdiri setelah dia mutusin teleponnya sama Reno. "Daf gue cuma mau bilang sama lo. Semoga lo bisa milih yang terbaik buat lo. Gue juga gak bisa lihat temen gue kesiksa karena hubungan yang salah satu dari pasangannya itu gak punya rasa yang sama. Eh btw makasih dah traktir gue, btw gue cabut dulu ya. Udah dicariin sama Reno soalnya ada rapat." Kata Putra lalu berjalan meninggalkan meja yang tadi kita pakai.

Setelah kepergian Putra tadi, gue langsung coba buat memahamin apa yang tadi di bilang sama Putra.

Daffa pov. end

.

Disisi lain, ada Raja yang sedang berkutat dengan beberapa laporan perencanaan pelantikan anggota BEM. Ditemani dengan Putra dan Reno yang sama juga sedang membuat susunan acara setelah pelantikan itu.

"Ja, kantin kuy. Laper gue." Kata Reno. Raja yang tadi masih sibuk membaca beberapa laporan langsung mendongakkan kepalanya dan menghadap ke arah Reno. "Skuy lah gue juga laper dari tadi pagi gue belum makan." Jawab Raja sambil merapihkan meja nya yang banyak berserakan kertas.

"Gue ikut kalian ya. Lagian ngapain juga gue disini sendirian kayak kambing congek." Tambah Putra lalu mengikuti mereka berdua meninggalkan ruangan organisasi.

.

Sesampainya mereka di kantin, mereka bertiga langsung menuju ke counter yang menjual beberapa makanan ringan dan juga minuman. "Gue cari duduk, kalian beli makan. Ren, gue titip jajan sama minum, samain kayak lo aja nanti gue ganti." Kata Putra lalu ngacir dan mencari tempat duduk untuk mereka bertiga karena saat ini kantin lumayan ramai karena sudah hampir jam makan siang.

Setelah mendapatkan beberapa cemilan dan minuman, Raja dan Reno pun berjalan ke arah meja yang sudah di duduki oleh Putra dan ada 1 orang lagi yang duduk membelakangi mereka berdua. Saat Raja sudah sampai meja itu, dia sedikit terkejut karena orang yang membelakangi mereka saat berjalan menuju meja itu adalah Daffa. Raja yang tau itu langsung mengambil salah satu kaleng cola disana dan bergerak menjauhi meja itu sebelum tangan Daffa menahan lengan Raja yang lebih besar dari lebar telapak tangan nya.

"Ja jangan pergi dulu. Gue mau bicara sesuatu ke lo. Tapi jangan disini, ditaman belakang kantin aja." Kata Daffa sambil berdiri untuk menyamakan tinggi badannya dengan Raja tapi tetap saja dia pasti terlihat pendek jika bersama Raja.

"Cepetan ngomongnya, gue ada urusan habis ini." Tutur Raja dengan dingin.

Tbc.

Maapkan daku yg apdetnya lama")
Lagi gak ada ide buat nerusin ni cerita
Moga kalian masih setia vote dan baca book ini yaaaa.....

Peka |LuMark✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang