Episode 1

64 9 5
                                    

Gue mengayuh sepeda sekuat mungkin dan akhirnya gue tiba disuatu sekolah yang bertuliskan HARVAD SCHOOL. Gue segera kembali mengayuh saat gue melihat pak sekuriti mulai menarik gerbang dan untungnya gue masih bisa masuk.

"Hosh hosh capek banget!" gue mengelap keringat setelah memarkirkan sepeda. Jujur gue terkejut melihat parkiran yang berjajar banyak mobil dan sedikit motor, gue gak ngeliat sedikit pun ada sepeda disitu tetapi ya gue bodo amatin sekarang.

Gue berlari menuju pintu utama. Eh saat gue hendak masuk, gue mendengar suara tabrakan dan karena penasaran gue mencari asal suara itu. Ternyata sebuah mobil menabrak kasar sepeda baru gue!

"Sepeda baru gue!" gue menghampiri sepeda baru yang kini sudah penyok.

"Heh lo punya mata gak sih?!" gue menggebrak mobil sibrengsek itu. Dan beberapa menit kemudian barulah siempunya mobil membuka perlahan pintu mobilnya dan muncullah sosok malaikat nan tampan namun songong itu.

"Oh jadi itu sepeda elo? Pantesan burik!"

"Heh kalo ngomong tuh bisa sopan dikit gak sih!"

"Suka-suka gue dong."

"Lo tuh ya! Iya sepeda ini punya gue dan lo udah rusakin dia. Lo harus ganti rugi!"

"What? Ganti rugi?" terlihat dia sedang mengambil sesuatu didalam mobil, lalu dia menghampiri gue.

"Nih ambil sekalian buat lo kembaliannya!" dengan nada ketus, dia menarik lengan gue lalu menaruh uang yang lumayan banyak juga.

Cih sombong amat nih orang, batin gue.

Saat gue berkecamuk dalam pikiran, dia membalikkan badan hendak pergi tetapi segera gue cegah.

"Gue gak butuh uang lo!" gue menghamburkan uang itu didepannya lalu berlari menjauh dari sicowo songong itu.

¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ

Yohan

Gue termangu melihat aksi sicewek cupu so berani itu. Dan berani-beraninya dia bersikap seperti itu sama gue? Dia gak tau siapa gue? Eh tunggu roknya warna biru? Pasti dia murid baru.

Gue bakalan bales perbuatan lo berkali-kali lipat!, batin gue.

"Pak tolong parkirin mobil saya terus tuh uang buat bapak aja." gue melempar kunci mobil pada pak sekuriti lalu berjalan dengan santai.

¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ

Evangeline

"Hosh hosh untung gue gak telat, gara-gara cowok songong itu sih!" gue memaki-maki sendiri.

"Eh iya sekarang gue gak tau harus kemana lagi."

Pemberitahuan kepada seluruh peserta didik baru diharapkan kumpul dilapangan dan diharap membawa alat tulis.

"Gue gak tau kelas gue dimana lagi" gue melihat para murid berhamburan menuju lapangan.

"Aduh gimana nih." gue jadi panik sendiri kan.

"Aha, gue taro aja dulu tasnya disini." gue menyimpan tas dipojok lobi lalu mengambil alat tulis dan pergi menuju lapangan.

"Hai gue boleh baris bareng lo gak?"  tanya gue keseseorangan yang keliatannya dia sedang bingung mencari rekan baris.

"Dih." dia menatap sinis lalu menjauh. Gue mencoba mengajak yang lain tetapi responnya sama kayak yang sebelumnya dan terpaksa gue baris sendirian.

"Eh gue boleh gak baris bareng lo?" tanya seseorang, gue meliriknya dan ya penampilannya sama kayak gue cuman bedanya dia mengepang dua rambutnya.

"Iya boleh kok," kata gue dengan ramahnya lalu tersenyum manis. Syukur, akhirnya ada juga yang ngajakin gue.

Behind EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang