Episode 3

14 9 1
                                    


"Kak Rheolf?"

"Ck, ngapain hujan-hujanan begini?" dia berjongkok didepan gue.

"Em cuman pengen aja, udah lama juga gak main hujan-hujanan", gue menunduk menghapus air mata.

"Lo tau gak?"

Gue mendongkak menatapnya, "Gak tau".

"Ya iyalah kan gue belum ngasih tau elo."

Lah ini orang sableng apa gimana sih?.

Dia menghela napas, "Ada yang bilang hujan itu bisa menutupi luka loh."

Deg!

"I-iya kak saya tau", gue menunduk kembali.

"Yaudah yuk, gue antar lo pulang", dia mengulurkan tangannya membantu gue berdiri.

"Gak usah kak saya..." gue memegang baju dan rok yang sudah basah kuyup.

"Gak papa sans aja kalo sama gue, yuk", dia membukakan pintu mobilnya.

"Makasih kak", gue memasuki mobil diikuti Rheolf yang mengitari mobil lalu masuk lewat pintu sebelah kanan.Mobil pun melaju menembus gemuruhnya hujan.

"Rumah lo dimana?", tanya Rheolf memecah keheningan.

"Dijalan Franco."

"Oh, eh iya tadi gue liat lo dibully ya sama darkness?"

"Darkness?"

"Iya, itu nama ganknya siYohan sama temen-temennya."

"Oh" , Gue kembali mengingat kejadian tadi.

"Lo gak diapa-apain kan sama mereka?"

Aduh, ada juga yang perhatian sama cewek cupu kayak gue.

"Kagak, Aku gak papa", gue jadi de javu.

"Duh bahasanya baku amat sih, lo-gue aja gak papa kok."

"Tapi kak..."

"Dan jangan panggil gue kak! Em, iya sih tuaan gue.Panggil nama gue aja."

"Eh i-iya kak eh Rheolf."

"Nah gitu dong" dia menepuk kepala gue dengann lembut.

OMG! Jantung gue serasa mau copot dan muka gue serasa terbakar, panas.

"Kak eh Rheolf, gue turun disini aja."

"Loh kenapa gak sampe rumah lo?"

"Gue bisa jalan lagian dikit lagi kok", gue bersiap-siap mau turun dan lagi gue gak mau identitas gue kecolongan walaupun emang cowok ini keliatannya baik.

"Eh tunggu dulu"

Saat gue hendak membuka pintu mobilnya, dia memakaikan jaketnya ketubuh gue lalu gue berbalik menatapnya.

"Makasih", gue tersenyum dan ia pun balas tersenyum.

"Oh iya, nih payungnya sekalian" , dia memberikan puyungnya dan gue menerimanya.

"Sekali lagi terima kasih".

Dia mengangguk, tanpa melihat senyum yang manis itu lagi gue langsung membuka pintu mobil dan membuka payung lalu berlari kecil meninggalkannya.

¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ¤Φ

"Heh lo kenapa senyum-senyum gitu,kayak orang gila aja lo."

Seketika gue tersadar kalau sekarang sedang makan malam bersama.Entahlah dari kapan gue senyum-senyum kayak gini.

"Hah? Enggak." gue mengambil sendok namun jatuh kelantai, duh kok gue jadi salting gini sih?.

Behind EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang