-Permintaan-

21 7 0
                                    

Genta Pov

Setelah aku menutup sambungan telepon dengan kim. Aku langsung bergegas menyiapkan apa yang di suruh sahabat gila ku itu. Ah aku tak tahu apa maksud dari keinginan nya ini, dia memang gila pake banget malahan. Tapi entah kenapa aku mau saja bersahabat dengan cewe gila kaya dia. Entah kenapa juga aku lebih merasa nyaman dengan nya.

Aku melihat jam tangan ku.
"5 menit lagi" aiss aku harus bagaimana waktu yang di berikan tinggal 5 menit lagi. Dasar gila atau apa dia ini.

Keringat ku sudah bercucuran. Sungguh aku sangat lelah, masalahnya dia menginginkan ku untuk menyiapkan makanan nya di kamar ku. Lutut ku sudah terasa mau patah saja, aku harus bolak-balik, naik-turun tangga untuk menyiapkan semuanya.

"Hah selesai juga akhirnya" aku mengelap keringat ku sembari menutup mata.

Aku berjalan dan duduk di sofa yang tersedia mata ku ku tutup sebentar untuk menghilangkan rasa penat. tunggu aku merasa ganjal, aku membuka mata ku dan memeriksa kembali makanan,minuman dan cemilan yang sudah tersedia di meja. Mata ku membulat ketika melihat salah satu makanan yang ku sediakan kurang satu. Apa itu? 'Somay dan bakso'. Astaga aku harus bagaimana ini, jika ku tak membelikan nya bisa-bisa aku kena abis dengan nya.

Berpikir-berpikir. Ah aku sangat tidak bisa berpikir. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dan mencari kedua makanan itu. Setelah lama ku berlari dari arah depan aku melihat beberapa gerobak makanan yang sedang mangkal.

Aku pun menghampiri tukang itu. "Bang..hah..hah..hah..belli so..may nya dua bungkus" ucap ku dengan nafas terengah-engah.

"Pake apa aja neng?" tanya penjual somay.

"Yang satu campur, yang satu lagi gak pke kentang sama kol" jawab ku.

"Ok neng"

"Bang saya mau beli bakso dulu, nanti saya balik lagi"

"Iya neng"

Aku berlalu dari abang tukang somay dan menghampiri penjual bakso.
"Bang saya pesen 1 bungkus ya air nya sedikit aja"

"Sebentar neng"

"Aduh bang cepetan dong, saya lagi buru-buru nih waktu nya tinggal 2 menit lagi" ucap ku dengan rasa gelisah.

"Duh neng sebentar, liat tuh pembeli saya masih banyak yang belum terladeni" ucapnya.

"Aduh bang mending saya dulu deh, nenek saya lagi sekarat di rumah. Dia ingin makan bakso sebelum meninggal. Abang mau nenek saya mati sekarang terus gentayangan ke abang karna gak menuhin keinginan yang terakhir kalinya"

"Gak mau lah neng, yasudah sebentar tapi pake apa aja?"

Akhirnya. "Gak pake sayur sama air nya sedikit aja"

"Terus bumbu nya pke apa aja?"

"Aduhh sudah, abang siapin bakso nya aja biar bumbu nya saya yang nyiapin"

"Sudah bang makasih ya, ini uang nya kembalian nya ambil aja" aku langsung berlari menuju tukang somay.

"Eh neng, kurang uang nya" teriak tukang bakso.

Aku tidak peduli lagi, biarkan lah yang penting aku sudah depet keduanya.

"Hah.hah.hah." nafas ku seakan habis ketika sudah sampai di rumah. Baju ku sangat basah dengan keringat. Aku pergi ke dapur untuk mengambil mangkuk dan piring lalu kembali ke kamar ku yang terletak di lantai dua.

"30 detik lagi" aku merebahkan badan ku di kasur. Baru saja aku menutup mata terdengar dari arah luar seseorang berteriak-teriak memanggil namanya.

We Gon' ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang